Berita Bekasi Nomor Satu

Zhong vs Zong

TELAH lahir: Orang terkaya baru.

Prestasi: mengalahkan kekayaan Jack Ma, boss Alibaba.

Pun di masa pandemi seperti ini. Masih bisa saja lahir orang kaya baru. Yang padahal bisnisnya air minum dalam kemasan –ditambah memproduksi reagen, cairan untuk tes virus apa saja, termasuk Covid-19.

Namanya: Zhong Shanshan. Sejak hari Rabu lalu Mr Zhong menjadi orang terkaya nomor 2 di Asia.

Berarti juga menggeser Li Ka Shing, yang selama ini dikenal sebagai orang terkaya nomor 2 Asia dari Hong Kong.

Jangan-jangan juga sudah mengalahkan Mukesh Ambani yang dari India.

Menariknya orang baru terkaya nomor 1 di Tiongkok ini juga orang dari kota Hangzhou. Satu kota dengan Jack Ma.

Yang menarik, itu tadi, kekayaannya bukan datang dari teknologi internet seperti Jack Ma. Bukan juga dari bisnis keuangan. Atau real estate.

Namun dari bisnis tradisional: jualan air minum.

Kenapa baru Rabu lalu Mr Zhong dinobatkan naik menjadi orang terkaya di Tiongkok? Itu karena, di hari Rabu 23 September 2020 itu, perusahaannya go public di Hong Kong.

Nama perusahaannya: Nongfu Spring Co. Dengan go public hari Rabu lalu itu Nongfu mengeruk uang dari pasar modal Hong Kong sebesar USD 1 miliar. Atau sekitar Rp15.000 triliun.

Betapa kuat Hong Kong. Di tengah serangan hebat pihak Barat ke Hong Kong, satu perusahaan saja masih bisa mendapat dana Rp15.000 triliun. Pun di masa pandemi seperti ini.

Mr Zhong bukan hanya mengalahkan Jack Ma. Yang penting ia juga mengalahkan orang kaya Hangzhou lainnya. Yakni: Zong Qinghou.

Mr Zong adalah bos perusahaan besar di Hangzhou: Wahaha. Yang bisnisnya juga air minum dalam kemasan.

Mr Zhong punya merek “Nongfu”.

Mr Zong punya merek “Wahaha”.

Persaingan Nongfu lawan Wahaha adalah persaingan bisnis yang sempurna.

Sama-sama jualan air, sama-sama dari kota Hangzhou, sama-sama ingin menguasai pasar seluruh negara.

Awalnya Wahaha yang unggul. Nama Wahaha itu diambil dari suara bayi tertawa setelah hausnya hilang karena mendapat susu ibu.

Wahaha juga sangat terkenal karena terbuka untuk menjalin joint venture dengan Danone Prancis.

Lalu lebih terkenal lagi karena, setelah itu, bertengkar hebat dengan Danone. Sampai gugat-menggugat di pengadilan.

Bertahun-tahun. Energi untuk bertengkar itu luar biasa borosnya.

Apalagi muncul pesaing baru di kota itu: Nongfu. Yang semula dikenal sebagai perusahaan farmasi.

Nongfu pun menjual latar belakangnya itu untuk promosi mengalahkan dominasi Wahaha: menjual air minum yang sehat.

Terjadilah perang promosi yang mendidik. Yakni di bidang ukuran sehat tidaknya air minum. Termasuk kadar mineral seperti apa yang sehat.

Wahaha lantas mengumumkan akan mencari sumber air yang paling sehat: dari puncak pegunungan Himalaya. Dari Tibet.

Dari salju yang dicairkan. Ternyata gagal. Mahal sekali. Terutama ongkos angkutnya.

Dan lagi, setelah dites ternyata mengandung terlalu banyak zat besi.

Nongfu mendapatkan bahan baku dari danau Seribu Pulau. Danau itu di atas pegunungan, sekitar 3 jam dari kota Hangzhou.

Saya dua kali ke danau yang sangat indah itu. Banyak sekali pulau di tengah danau itu. Bukan pulau yang berpenghuni.

Danau itu sebenarnya tidak asli. Itulah danau yang terbentuk akibat dibangunnya bendungan besar.

Bendungan itu sendiri dibangun untuk memperoleh listrik tenaga air.

Ke pembangkit yang dibangun di zaman Rusia itulah tujuan saya sebenarnya. Namun mata tak bisa terelakkan untuk ikut menikmatinya –bersama ribuan turis yang ke situ.

Kali ini, tahun ini, Wahaha kalah lagi: Nongfu-lah yang lebih dulu go public.

Padahal Wahaha juga sudah lama merencanakan go public.

Nilai uang yang diinginkan dari pasar modal juga sekitar Rp 15.000 triliun.

Namun Wahaha masih tetap dominan di Tiongkok.  Setiap kali saya ke Tiongkok tidak pernah pilih-pilih minum air yang mana.

Kalaupun lagi ke supermarket dua merek itu sangat mendominasi.

Nongfu (artinya: petani) telah bikin kejutan: bisnis tradisional mampu mengalahkan bisnis teknologi baru.

Mr Zhong bisa mengalahkan Mr Ma. Kekayaan Mr Zhong kini USD 58.7 miliar. Lebih kaya USD 2 miliar dari Jack Ma.

Tapi saya malas menghitung sekian dolar itu sama dengan berapa rupiah.(dahlan iskan)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin