Berita Bekasi Nomor Satu

Pengembangan Destinasi Wisata Terhambat Infrastruktur

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pengembangan destinasi wisata yang ada di Desa Pantai Bahagia, Kecamatan Muaragembong, terhambat akses infrastruktur untuk menuju lokasi. Karena sampai saat ini, kendaraan roda dua maupun empat belum bisa masuk ke lokasi wisata itu. Padahal, destinasi wisata sudah ada dari tahun 2013 lalu.
Bahkan untuk sampai ke lokasi wisata yang dipenuhi satwa endemik seperti lutung jawa, kera ekor panjang, dan berbagai jenis burung yang ada di pesisir, termasuk mangrove, maupun pantai ini, harus menggunakan perahu.

“Akses menuju lokasi harus naik perahu, karena infrastruktur belum memadai. Kami harus melibatkan masyarakat untuk membawa pengunjung menggunakan perahu,” beber Ketua Pokdarwis Alifbata Desa Pantai Bahagia, Son Haji kepada Radar Bekasi, Minggu (22/11).

Kata dia, pihaknya sudah mulai bergerak untuk menjadikan tempat tersebut sebagai destinasi wisata sejak tahun 2013. Pada saat itu, dirinya membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan mulai membawa wisatawan (pengunjung) ke wisata yang dikelolanya ini.

Lanjut Son, pada tahun 2016 lalu, pihaknya berhasil mendapat persetujuan dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi, sekaligus Surat Keterangan (SK) untuk Pokdarwis yang dibentuk dari tahun 2013 lalu. Pokdarwis tersebut diberi nama Aliansi Pemuda-Pemudi Bahagia Tangguh (Alipbata).
“Kalau bergeraknya sudah dari tahun 2013. Kami mulai membawa para wisatawan ke lokasi ini,” terang Son.

Destinasi wisata yang khas dengan track bambu ini, mulai dibenahi pada tahun 2020, setelah pihak desa setempat memberikan anggaran untuk mengembangkan lokasi. Panjang track bambu di wisata ini baru 125 meter. Diharapkan kedepannya, panjang track bambu ini bisa mencapai satu kilometer.

“Baru tahun ini kami dapat anggaran, makanya sekarang mulai dibenahi. Anggaran tersebut kami gunakan untuk pembuatan track jalan bambu,” bebernya.

Dijelaskan Son, lokasi wisata ini berada di dua kampung, yakni Desa Pantai Bahagia. Karena menyuguhkan berbagai wisata, mulai dari satwa endemik, mangrove, dan pantai, lokasi tersebut dikenal sebagai Desa Wisata. Ia mencatat, dalam satu minggu ratusan wisatawan datang ke lokasi tersebut.

Para pengunjung yang datang ke destinasi yang dikenal sebagai Desa Wisata ini, rata-rata untuk melihat satwa endemik lutung jawa, kera ekor panjang, dan jenis-jenis burung yang ada di pesisir. Selain itu, para pengunjung juga menikmati Pantai Beting dan ada sebatas menyalurkan hobi memancing.

“Pengunjung yang datang punya tujuan wisata masing-masing. Ada yang ke Pantai Beting, lutung jawa, dan ada juga yang sebatas menyalurkan hobi mancing. Kalau catatan kami, dalam satu minggu jumlah pengunjung bisa mencapai 500 hingga 1.000 orang,” ucapnya.
Son mengaku, untuk mengembangkan destinasi wisata ini,belum ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi maupun kecamatan setempat. Bahkan, untuk perbaikan akses menuju lokasi wisata, juga tidak ada sampai saat ini.
“Saya terus terang, kalau bentuan dari Pemkab Bekasi dan kecamatan, belum ada. Kami juga berharap, infrastruktur bisa dibenahi, supaya aksesnya lebih mudah, sehingga wisatawan lebih banyak yang berkunjung,” harap Son.
Sementara itu, Camat Muaragembong, Lukman Hakim menyampaikan, destinasi wisata yang berada di Desa Pantai Bahagia ini, sudah mulai dibentuk dari beberapa tahun yang lalu. Diharapkan, lokasi tersebut bisa menjadi destinasi wisata di Muaragembong pada tahun 2021 mendatang.

“Kalau pembangunannya sudah dari beberapa tahun lalu. Mudah-mudahan pada tahun 2021, bisa diresmikan menjadi destinasi wisata,” terang Lukman.

Dia mengakui, untuk mengembangkan destinasi wisata tersebut, belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi. Menurutnya, pengembangan destinasi wisata ini dilakukan oleh swadaya masyarakat dan Pokdarwis.
“Memang pengembangan destinasi wisata itu swadaya masyarakat dan Pokdarwis. Bukan dari Pemkab Bekasi,” tandas Lukman. (pra)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin