Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Tanah Ambles di Cicadas Meluas

KEHILANGAN KONTRAKAN : Emak Haji melihat kondisi dapur rumahnya yang semakin hari semakin ambles terkikis tanah di Kampung Cicadas Desa Sukaresmi Cikarang Selatan, Senin (19/4). Emak Haji harus rela kehilangan dua petak kontrakannya serta dapur rumah pribadinya.ARIESANT/RADAR BEKASI
KEHILANGAN KONTRAKAN : Emak Haji melihat kondisi dapur rumahnya yang semakin hari semakin ambles terkikis tanah di Kampung Cicadas Desa Sukaresmi Cikarang Selatan, Senin (19/4). Emak Haji harus rela kehilangan dua petak kontrakannya serta dapur rumah pribadinya.ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kerusakan rumah yang berada di Kampung Cicadas RT 06 RW 03, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cikarang Selatan, terus bertambah. Pasalnya, kondisi tanah ambles terus melebar yang sebelumnya hanya satu sahingga dua meter, kini mencapau tiga meter. Sementara sampai saat ini bekun ada penanganan dari pemerintah Kabupaten Bekasi.

“Kedaleman tanah ambles terus bertambah. Sekarang meluas menjadi tiga meter. Kalau misalkan semalem ada hujan, bisa semua tanah akan turun,” ujar salah seorang warga korban tanah ambles, Mista kepada Radar Bekasi saat ditemui di lokasi, Senin (19/4).

Saat ini, sebagian warga sudah mengosongkan rumahnya. Karena, kondisi tanah yang tidak stabil dikhawatirkan bisa mengancam jiwa.”Saya sudah meminta untuk mengungsi (mengosongkan rumah). Karena sewaktu-waktu tanah disini bisa saja bergerak. Kalau kerugian, kemarin sudah dilakukan pendataan, estimasi sekitar Rp600 juta lebih,” sambungnya.

Dirinya mengaku, sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari Pemerintah Kabupaten Bekasi mengenai peristiwa yang terjadi di kampung halamannya ini. Dirinya berharap, agar dinas terkait bisa meninjau ke lokasi, untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi, mengingat masalahnya yang wilayahnya ini benar-benar serius.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Mohamad Nuh menilai, peristiwa tanah ambles yang terjadi di wilayah Cikarang Selatan, disebabkan beberapa faktor. Pertama, karena adanya penggalian tanah maupun pasir secara ilegal di wilayah tersebut. Tentunya, itu membuat kekosongan di rongga di bawah tanah, akibatnya tanah amblas atau longsor.

Selain itu, dirinya menduga, ada pengambilan mata air yang tidak terpantau, mengingat pemukiman tersebut berdekatan dengan kawasan industri. Walaupun sudah jelas, bahwa itu tidak diperbolehkan secara aturan pada wilayah-wilayah tertentu. Dengan begitu, dibutuhkan penelitian untuk memastikannya.

“Saya menduga ada pengambilan air bawah tanah yang tidak terpantau oleh Pemkab Bekasi. Kemudian, ada pengembilan tanah yang tidak berizin. Saya tidak tahu dari mana, apa dari kawasan industri atau lainnya. Tentu itu dibutuhkan penelitian,” tukasnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi Henri Lincoln menjelaskan, penyebab tanah amblas itu karena kondisi pemukiman berada d iatas kawasan Industri EJIP karena curah hujan tinggi.

“Jadi ini kontur tanah saja, karena enggak ada saluran air, sehingga tanah tergerus. Bukan karena pergerakan tanah. Tapi karena memang pemukiman itu berada diatas kawasan industri,” jelasnya.

Sejauh ini, kata Henri, pihaknya sudah memberikan bantuan berupa bambu dan karung, untuk menahan tanah agar tidak turun atau amblas ke kawasan. Selain itu, dirinya juga akan berkirim surat ke dinas teknis, termasuk pihak kecamatan juga akan memanggil pengelolah kawasan.

“Kita sudah memberikan bantuan bambu dan karung, untuk menahan tanah agar tidak turun, mengingat pagar dari kawasan sudah amblas juga. Nanti, pihak kecamatan akan memanggil pengelolah kawasan,” ucapnya.

Dirinya memastikan, pihaknya tidak mendirikan posko pengungsian dilokasi kejadian, walaupun memang ada puluhan rumah warga yang rusak. Bahkan, roboh. “Enggak ada posko pengungsian, karena memang kebanyakan penghuni kontrakan, jadi pada mencari kontrakan yang baru,” ungkapnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin