RADARBEKASI.ID, MALAYSIA-Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan Pemerintah Perikatan Nasional. Setidaknya sampai menyelesaikan tugas penanganan pandemi, vaksinasi, dan pemulihan ekonomi. Namun, usaha ini tidak berhasil karena Muhyiddin meyakini ada pihak yang rakus untuk merebut kekuasaan, bukannya mengutamakan nyawa dan kehidupan rakyat.
Muhyiddin mengemukakan hal itu dalam pidato khusus di Kantor Perdana Menteri Malaysia Putrajaya, Senin (16/8).
Saya telah berbicara kepada Yang di-Pertuan Agong pukul 12.30 siang di Istana Negara. Saya menyerahkan surat pengunduran diri saya sebagai perdana menteri dan seluruh kabinet berdasarkan Pasal 43 (4) Konstitusi Federal karena saya telah kehilangan kepercayaan mayoritas anggota DPR. Artinya saya dan anggota kabinet lainnya sudah mengundurkan diri,” katanya, Senin (16/8).
“Enam tahun lalu, saya dipecat dari jabatan Deputi Perdana Menteri hanya karena saya membela prinsip non-kompromi dalam kasus penggelapan 1 MDB. Saya berjuang, saya berkorban, akhirnya Allah SWT mengangkat harkat dan martabat perjuanganku sampai saya dipercaya memimpin negara sebagai Perdana Menteri. Namun, telah ditakdirkan bahwa hari ini adalah hari terakhir saya sebagai Perdana Menteri dan saya puas dengan ketentuan Ilahi,” katanya.
Muhyiddin mengatakan posisi yang dia pegang bukan suatu keagungan karena dirinya memimpin negara dalam keadaan krisis kesehatan dan ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan pada saat yang sama dirinya terus diancam secara politik.
“Saya dapat mengambil jalan keluar yang mudah dengan mengorbankan prinsip saya untuk tetap menjadi Perdana Menteri. Tapi, bukan itu pilihan saya. Saya tidak akan pernah bersekongkol dengan kelompok kleptokrasi, mengganggu independensi peradilan, dan mencampuri Konstitusi Federal hanya untuk tetap berkuasa,” pungkas Muhyiddin. (jpc)