Berita Bekasi Nomor Satu

Siswa Buat Alat Pengukur Suhu Tubuh

ALAT CEK SUHU: Sejumlah siswa menyelesaikan pembuatan alat pengukur suhu tubuh dan deteksi masker di SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi, Senin (5/10). Alat pengukur suhu tubuh yang dipadukan dengan penyanitasi tangan itu dinamakan TELSMeter. ARIESANT/RADAR ARIESANT/RADAR BEKASI
ALAT CEK SUHU: Sejumlah siswa menyelesaikan pembuatan alat pengukur suhu tubuh dan deteksi masker di SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi, Senin (5/10). Alat pengukur suhu tubuh yang dipadukan dengan penyanitasi tangan itu dinamakan TELSMeter. ARIESANT/RADAR ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Siswa SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi (TELS) membuat alat pengukur suhu tubuh. Karya tersebut diberi nama “Telesandi Termometer (TELSMeter)”.

Alat ini dibuat oleh tiga orang siswa jurusan Teknik Transmisi Komunikasi dengan pendampingan guru pembimbing. Dalam penggunaannya tidak membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang harus siap setiap saat karena bekerja otomatis.

TELSMeter ditempel di dinding sekolah, sehingga tidak ada kontak langsung antara pengguna dan petugas seperti halnya termometer pada umumnya. Alat yang menggunakan sensor MLX90614 ini akan mengukur suhu tubuh pada jarak 9 sentimeter sampai 10 sentimeter.

Hasil pendeteksian suhu tubuh akan tertampil di LCD dan panel P10. Suhu normal tubuh manusia dari 36 derajat celsius sampai 37,2 derajat celsius. Jika suhu kurang dari 35 derajat celsius dan lebih dari 37,5 derajat celsius, buzzer akan berbunyi menandakan suhu tubuh tidak normal.

Guru Pembimbing Jurusan Teknik Transmisi Komunikasi SMK TELS Anggun menjelaskan, alat ukur suhu tubuh sangat dibutuhkan di masa pandemi Covid-19 sebagai bagian dari protokol kesehatan. Namun, di pasaran harga cukup tinggi.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong siswa untuk menghasilkan karya tersebut. “Kenapa kita membuat alat pengukur suhu tubuh ini? karena memang menjadi kebutuhan di masa pandemi seperti menjaga 3M. Tetapi di masa pandemi harga thermogun memang cukup melonjak tinggi,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (5/10).

TELSMeter dibuat dengan mikrokontroler sensor deteksi suhu sebagai komponen utama. Karya pelajar ini memiliki fungsi seperti alat pengukur suhu tubuh pada umumnya.

Kalibrasi alat ini membutuhkan waktu yang cukup lama agar memberikan hasil yang tepat guna menghindari sebuah kesalahan saat mendiagnosa suhu tubuh.

“Kalibrasinya memang cukup memakan waktu, kami membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mendapatkan nilai suhu yang sesuai. Dan kami sudah memulainya sejak awal 2021 lalu,” tuturnya.

Hingga kini, siswa telah berhasil membuat dua TELSMeter yang digunakan oleh sekolah saat acara tertentu. Namun demikian, jika memungkinkan akan diperjualbelikan.

Selain itu, karya ini telah diikutsertakan dalam lomba inovasi yang diselenggarakan pemerintah daerah. “Sudah kami ikut sertakan dalam perlombaan yaitu gelar inovasi Balitbang Pemda Bekasi, kami mendapatkan kesempatan juara harapan dalam event ini,” katanya. Alat pengukur suhu tubuh yang padukan penyanitasi tangan ini sedang dikembangkan dengan kamera untuk mendeteksi pemakaian masker.

Salah satu siswa yang terlibat dalam pembuatan alat ini adalah Yaqzan. Siswa kelas XII ini mengungkapkan, dalam pembuatannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Sebab untuk memprogramkan alat pengukur suhu tubuh ini membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Prosesnya memang cukup panjang banget, salah satunya pemrograman alat yang membutuhkan waktu selama tiga bulan,” tuturnya.

Dirinya berharap, dengan adanya inovasi dari para pelajar ini dapat bermanfaat untuk penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.

“Kami tentu berharap alat ini bisa digunakan dan berguna bagi kami sebagai pelajar dan berharap bisa berguna juga untuk masyarakat luas,” pungkasnya. (dew/oke)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin