Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Awas, Covid Naik Lagi

Illustrasi : Anggota TNI memeriksa suhu tubuh warga sebelum masuk ke dalam Pasar Babelan, Kabupaten Bekasi. Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) dengan menerapkan protokol kesehatan di pusat keramaian. ARIESANT/RADAR BEKASI.

RADARBEKASI.ID, BEKASI SELATAN – Masyarakat Kota Bekasi kembali diingatkan untuk patuh terhadap Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19. Pasalnya, 13 RT di Kota Bekasi turun status dari zona hijau menjadi zona kuning. Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi mencatat terjadi kenaikan kasus aktif pada anak usia sekolah atau usia 5 sampai 19 tahun, peningkatan cukup tajam terjadi pada tiga hari terakhir pekan lalu.

 

Data evaluasi penanganan Covid-19 menunjukkan persentase cukup konsisten di angka 0,03 persen atau 29 hingga 30 kasus pada tanggal 18 hingga 21 Oktober kemarin. Namun, angka tersebut naik meskipun tidak signifikan pada 22 Oktober menjadi 38 kasus, satu hari berikutnya kembali naik menjadi 48 kasus, sebelum kembali turun di 44 kasus atau 0,05 kasus.

 

Perkembangan kasus harian tertinggi berada di angka 23 kasus pada 23 Oktober. Sementara catatan pada kasus anak, juga terjadi peningkatan, ada 2 sampai tiga kasus ditemukan per hari, peningkatan kasus cukup signifikan terjadi pada 22 Oktober sebanyak 10 kasus, jumlah itu kembali bertambah pada 23 Oktober sebanyak 16 kasus.

 

Satu catatan angka kematian pekan kemarin, terjadi pada tanggal 23 Oktober. Peningkatan tren kasus aktif ini diakui oleh ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Transformasi Pemulihan Ekonomi Kota Bekasi, Rahmat Effendi.

 

“Naik tuh, 44 orang (kasus aktif), tapi Isoman. Kesembuhannya 98 persen, meninggal 1,3 persen, kasus aktif 0,05 persen, total sembuh 84.700, tapi yang meninggal benar-benar Covid 1.100an, bukan karena suspek ya,” ungkapnya.

 

Meskipun demikian, Rahmat menyebutkan penanganan Covid-19 telah menekan angka fatality rate atau kematian konsisten nol, meski ada satu catatan Kematian pekan lalu.

 

Rahmat meminta warganya tetap mentaati Protokol Kesehatan (Prokes), ia mengaku ada kekhawatiran penyebaran kasus yang cenderung cepat seperti pada Juli lalu,”Kalau flu itu orang mungkin kecil kemungkinan, kalau ini (Covid-19) kan sudah nempel (tertular). Itu yang harus diantisipasi,” tambahnya.

 

Catatan Radar Bekasi pada beberapa data evaluasi penanganan Covid-19 terakhir, terdapat 13 lingkungan RT yang turun status dari zona hijau menjadi zona kuning. Lingkungan RT zona hijau turun dari 7.107 RT menjadi 7.094 RT.

 

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bekasi, Tanti Rohilawati menyampaikan adanya tren peningkatan kasus pada usia anak ini merupakan hasil testing dan tracing yang dilakukan dewasa ini. Hasil ini didapat dari proses uji sampel di beberapa sekolah tingkat menengah atas, lima sampai tujuh sampel dalam satu pekan.”Justru yang kemarin itu terkoreksi kenapa positif itu karena diambil sampel,” ungkapnya.

 

Data hasil evaluasi ini telah dilaporkan kepada ketua komite, saat ini tengah menunggu langkah yang akan dilakukan guna mencegah kembali adanya penambahan kasus. Saat ini tracing telah dilakukan di lingkungan sekolah dan keluarga.

 

Sesuai dengan ketentuan, tracing dilakukan terhadap 15 sampel orang terdekat baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Langkah ini dilakukan untuk menentukan sumber penularan berada di sekolah atau di lingkungan keluarga seperti dua siswa yang beberapa waktu lalu terkonfirmasi positif.”Untuk memastikan kalau ini cluster sekolah atau ini bawaan dari sekolah dipastikan dulu,” tukasnya.

 

Sepekan terakhir pemerintah kota telah melakukan pemeriksaan terhadap 24.785 sampel, 12.864 sampel diantaranya melalui metode PCR, dan 11.921 sampel melalui metode tes antigen.

 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta  kepala daerah untuk  berhati-hati dan mewaspadai adanya kenaikan kasus Covid-19. Meskipun skalanya kecil, tetap wajib diantisipasi. Terlebih, sejumlah daerah mengalami kenaikan kasus.

 

“Meskipun kecil tapi merangkak naik. Ini , tetap harus diwaspadai. Faktanya kenaikan itu ada meskipun kecil. Saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan jajaran di bawahnya agar tetap meningkatkan kewaspadaan. Perkuat tracing dan testing, dan juga tes. Lalu telusuri betul-betul kontak eratnya dengan siapa,” tegas Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (26/10).

 

Menurutnya, ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang kasus positifnya naik. Jokowi mengingatkan agar semua pihak memaksimalkan penggunaan platform aplikasi PeduliLindungi. Terutama di mal, perkantoran, tempat wisata dan di pasar-pasar.

 

“Saya melihat masih ada tempat-tempat tersebut yang belum ada QR code PeduliLindungi. Namun, tetap tetap dibuka. Controlling seperti ini harus diingatkan kepada keluarga kita,” imbuhnya.

Kepala Negara juga meminta seluruh kepala daerah terus mempercepat vaksinasi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. Hingga saat ini, vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah mencapai 182 juta dosis. Rinciannya 54 persen dosis pertama dan 32 persen dosis kedua.

 

“Untuk daerah-daerah yang vaksinasinya masih rendah, masih di bawah 50 persen agar dikejar agar bisa mencapai di atas 50 persen di bulan November. Kemudian di atas 70 persen di akhir Desember. Karena ini penting sekali dalam menjaga, melindungi rakyat paparan Covid-19,” pungkasnya. (mif/sur)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin