Berita Bekasi Nomor Satu

Raih Keberkahan, Sediakan Makanan Gratis

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membantu orang lain, termasuk berbuat kebaikan dalam bentuk berbagi kepada sesama. Seperti yang dilakukan salah satu jurnalis di Kabupaten Bekasi, Sarman Faisal.

Pria murah senyum ini merasakan keberkahan dengan berbagi. Setiap hari, ia menyediakan sebanyak 150 porsi makanan gratis dari warung makan Dapur Berkah, yang buka sejak pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Sarman bersama sang istri sudah menjalankan Dapur Berkah setidaknya tiga bulan. Dan dalam satu bulan terakhir, warung itu dijadikan tempat tinggal bagi tunawisma. Bahkan ada lima keluarga tunawisma yang setiap hari tinggal di sekitar warung.

Mereka meminta izin pada pemilik untuk tinggal di sekitar warung, karena mendapat makanan gratis. Tidak sekadar tinggal dan makan gratis, mereka juga sering ikut membantu menyiapkan makanan.

“Katanya, daripada keliling nyari makanan, di sini saja sudah disediakan makan gratis. Mereka juga minta dipekerjakan, walaupun tidak dibayar, dan dikasih makan saja sudah cukup. Akhirnya kami persilahkan,” kata Sarman kepada Radar Bekasi.

Menurut dia, secara hitungan, memberi orang makan itu tidak menguntungkan. Bahkan, banyak biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan masakan, dan orang yang memasak. Namun, setelah dijalani, Sarman merasakan ada ketenangan di jiwa pribadi dan keluarga.

“Jadi, Alhamdulillah rezeki buat warung juga ada. Makanannya terpenuhi. Ternyata kalau dihitung secara ekonomi dunia, tidak masuk, cuma di luar itu, banyak keberkahan yang didapat dan juga dirasakan keluarga. Semoga saja ini bisa istiqomah, serta tidak angkuh,” ungkapnya.

Diceritakan Sarman, awalnya ia menyediakan makanan gratis hanya untuk anak yatim, serta kaum dhuafa. Tapi karena sebagai bentuk kepedulian kepada sesama, warung makan gratis Dapur Berkah yang berlokasi di Kampung Rawa Keladi, Desa Sukaindah, Kecamatan Sukakarya ini, Kabupaten Bekasi ini, dibuka juga untuk umum.

“Awalnya cuma untuk anak yatim dan kaum dhuafa, tapi kemudian siapa saja yang mau, boleh makan gratis,” terangnya.

Kemudian, kata Sarman, semakin bertambahnya rezeki yang diberikan, warga yang makan setiap harinya terkadang juga lebih dari 150 porsi.

“Betul, yang makan makin nambah. Ada yang itu-itu saja, ada juga yang baru. Bahkan, ada yang jalan kaki jauh-jauh cuma buat minta makan. Biasanya banyak yang makan, itu yatim, dhuafa, dan pedagang yang lewat. Bahkan ada pemulung juga yang lewat,” bebernya.

Meski makan gratis, bukan berarti menu yang disiapkan alakadarnya. Setiap hari, menu yang disajikan bervariasi, mulai dari telur, ikan, daging, sayuran dan ayam.

“Sistemnya ambil sendiri, persis di warung nasi seperti biasa,” ucap Sarman. (and)

Solverwp- WordPress Theme and Plugin