RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kurikulum Merdeka belum diterapkan di seluruh sekolah swasta jenjang SMA dan SMK wilayah Kota maupun Kabupaten Bekasi pada tahun ajaran baru 2022/2023. Sebagian guru masih butuh sosialisasi kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam tersebut.
Ketua Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Kabupaten Bekasi Ahmad Syauqi mengatakan, Kurikulum Merdeka belum diterapkan secara menyeluruh oleh SMA dan SMK swasta.
“Penerapan Kurikulum Merdeka pada tingkat swasta khususnya pada SMA dan SMK, memang masih dilanjutkan belum diwajibkan. Jadi pada tahun ajaran baru ini, memang belum semua sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut,” ungkapnya kepada Radar Bekasi, Senin (25/7).
Berdasarkan data BMPS setempat, SMA dan SMK swasta di Kabupaten Bekasi berjumlah 255 sekolah terdiri dari 79 SMA dan 176 SMK. Dari jumlah itu, separuh sekolah sudah menerapkan Kurikulum Merdeka tahun ajaran baru ini.
“Dari banyaknya sekolah swasta di tingkat SMA dan SMK, masing-masing masih 50 persen yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Jadi memang masih sebagian saja yang menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut,” terangnya.
Sebagian sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka bukan tanpa sebab. Menurut Ahmad, beberapa sekolah swasta masih butuh waktu untuk melakukan kajian penerapan Kurikulum Merdeka.
“Beberapa sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka. memang masih membutuhkan waktu untuk mengkaji dan mendalami bagaimana proses penerapan yang benar ketika berada di lapangan,” tuturnya.
Selain itu, sosialisasi secara berkala masih sangat dibutuhkan oleh sebagian guru swasta. Oleh karena itu, pemerintah dapat memberikan fasilitas yang baik dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
“Guru itu masih butuh asupan, sehingga sosialisasi secara berkala masih sangat dibutuhkan. Dan ini harus menjadi perhatian khusus untuk pemerintah agar bisa memberikan pemahaman secara penuh kepada guru melalui sosialisasi tadi,” terangnya.
Edukasi kepada tenaga pengajar mengenai Kurikulum Merdeka penting diberikan. Dengan demikian, sekolah tak asal menerapkan kurikulum tersebut.
“Jangan sampai penerapan Kurikulum Merdeka ini asal diterapkan saja, sehingga guru harus paham betul bagaimana metode pembelajaran dan penilaian terhadap proses penerapan Kurikulum Merdeka nanti,” jelasnya.
Hal senada dikatakan Sekretaris BMPS Kota Bekasi Ayung Sardi Dauly. Menurutnya, Kurikulum Merdeka baru diterapkan di sebagian sekolah swasta.
“Kalau untuk SMA dan SMK swasta di Kota Bekasi, Kurikulum Merdeka memang belum diterapkan secara menyeluruh,” ungkapnya.
Menurutnya, beberapa sekolah swasta di Kota Bekasi masih membutuhkan sosialisasi terkait pemahaman penerapan Kurikulum Merdeka. Sehingga dalam penerapannya nanti, guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dengan cukup baik.
“Masih ada beberapa sekolah dengan keterbatasannya belum siap menerapkan Kurikulum Merdeka, jadi memang masih membutuhkan sosialisasi yang lebih matang,” tuturnya.
Dari banyaknya sekolah swasta di Kota Bekasi untuk tingkat SMA dan SMK, pada jenjang SMK lebih banyak yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. Data BMPS setempat, SMA dan SMK di Kota Bekasi berjumlah 256 sekolah terdiri dari 85 SMA dan 171 SMK.
Secara persentase, 50 persen SMA dan 60 persen SMK yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka. “Dari hasil pemantauan BMPS, persentase penerapan Kurikulum Merdeka memang lebih tinggi di tingkat SMK yaitu 60 persen. Sementara untuk tingkat SMA baru 50 persen saja yang menerapkan Kurikulum Merdeka,” ucapnya.
Kurikulum Merdeka belum diterapkan salah satunya oleh SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi. “Kami belum menerapkan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran baru 2022/2023,” ungkap SMA Tulus Bhakti Kota Bekasi Margo Cahyono.
Pihaknya berencana untuk menerapkan Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran mendatang. Sehingga tahun ajaran baru kali ini dapat menjadi momen bagi sekolah untuk mempersiapkan penerapan Kurikulum Merdeka.
“Rencananya kami baru akan menerapkan Kurikulum Merdeka di tahun ajaran mendatang, karena kalau untuk sekarang kami belum benar-benar mempersiapkan dengan matang,” ujarnya.
Ia mengaku, akan terlebih dahulu mempelajari Kurikulum Merdeka kepada sekolah yang sudah menerapkannya. “Kami ingin punya waktu lebih untuk mempersiapkan ini semua, kematangan guru-guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka itu sangat dibutuhkan. Jadi kami akan lebih banyak belajar dari sekolah-sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka lebih dahulu,” pungkasnya. (dew)











