RADARBEKASI.ID, KOTA TASIKMALAYA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan Dekranasda Provinsi Jawa Barat meresmikan Rumah Belajar Batik Tasikmalaya, Sabtu 20 Agustus 2022.
Rumah Belajar Batik diresmikan oleh
Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil. Hadir dalam acara tersebut, Ketua Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Kolondang, Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia Francois De Maricount, pengurus Dekranasda Provinsi Jawa Barat, anggota DPR RI Muhammad Farhan.
Ketua Harian Dekranasda Provinsi Jawa Barat, Indra Sofyan. mengatakan, acara tersebut merupakan rangkaian dari acara peringatan hari Jadi Jawa Barat yang ke-77. Selain sebelumnya ada beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan. “Ini sebagai upaya dalam pengembangan Jabar selatan,” katanya pada sambutannya.
Tambah dia, Jawa Barat ini memiliki berbagai potensi ekonomi kreatif seperti kuliner, fashion dan kerajinan. Khusus untuk Kota Tasikmalaya ini memiliki ketiganya dan salah satunya kerajinan batik. “Tasik itu milik semuanya,” kata dia.
Indra menjelaskan pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan bekerjasama dengan Dekranasda Jawa Barat terus menggulirkan program pemberdayaan UMKM dan generasi muda.
Peresmian Rumah Belajar Batik di Kota Tasikmalaya yang tidak lain adalah program pengembangan usaha dengan menggali dan mengoptimalkan potensi daerah.
“Program ini merupakan upaya kolaborasi Pemerintah Daerah dan Dekranasda dalam kerangka pentahelix untuk membantu masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi mandiri,” katanya.
Tambah dia, Rumah Belajar Batik Tasikmalaya bertujuan untuk membangun keterampilan generasi muda usia produktif dalam mengembangkan kerajinan batik, serta membangun keterampilan kewirausahaan guna membuka peluang lapangan kerja baru bagi masyarakat di Tasikmalaya khususnya dan Jawa Barat pada umumnya.
“Tidak sampai disitu, dalam pembuatan batik juga selaian kewirausahaan juga dipertimbangkan lingkungan dengan pertimbangan lingkungan, dengan mendaur ulang bahan pewarna, dan juga pewarna yang digunakan ramah lingkungan,” katanya
Sementara Rumah Belajar Batik Tasikmalaya fokus pada 3 materi utama untuk peserta, yakni kurikulum pembuatan batik tulis maupun cap, kewirausahaan dan literasi keuangan. Pelatihan pembuatan batik tulis diawali dengan tahapan pembuatan sketsa, penjiplakan ke kain, pelilinan (klowong), pengisian motif (isen-isen), pewarnaan, penutupan hingga pelorodan.
Materi yang diberikan tidak terbatas pembekalan materi pemasaran dan pembuatan batik saja, namun juga diperkaya dengan materi menjahit dan juga bordir.
“Kami juga menyediakan akses modul literasi keuangan melalui pelatihan online yang interaktif dan menarik,” katanya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berharap para yang mengikuti pembelajaran di Rumah Batik ini bisa mendapatkan keterampilan vokasi yang akan menjadi bekal bagi para peserta untuk mandiri, bahkan menciptakan lapangan kerja baru di Tasikmalaya dan Jawa Barat.
Dalam prosesnya, warga masyarakat atau generasi muda yang diajak bergabung dalam periode pembelajaran.
Sampai saat ini, kami telah menjangkau penerima manfaat sebanyak 3.000 orang peserta yang mengikuti pelatihan literasi keuangan dari area Jawa Barat, dan sebanyak 150 peserta terpilih mengikuti pelatihan vokasi membatik dan bimbingan pelatihan bisnis.
“Itu sudah kita lakukan sebelumnya dan kita harapkan berkelanjutan,” pungkasnya. (*)