Berita Bekasi Nomor Satu

Jadi Tuan Rumah Porprov, Atlet Tak Punya Sarpras

TUNTUT SARANA: Sejumlah atlet sepatu roda bersama para orang tuanya, melakukan aksi damai menuntut sarana tempat latihan, di Kantor Bupati Bekasi, Desa Sukamahi, Cikarang Pusat, Senin (12/9). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan atlet sepatu roda bersama orang tua yang tergabung dalam Forum Orang Tua Atlet Sepatu Roda Kabupaten Bekasi, melakukan aksi damai di depan pintu gerbang Perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, Senin (12/9).

Adapun tuntutan mereka, adalah penyediaan sarana dan prasarana (sarpras) olahraga sepatu roda.

“Ini sangat memalukan. Masa Kabupaten Bekasi sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Provinsi Jawa Barat (Porprov) tahun 2022, namun para atlet sulit untuk berlatih, karena tidak memiliki tempat latihan,” ujar salah satu orang tua atlet, Mita Rahman.

Kata dia, para atlet sepatu roda yang biasa berlatih di komplek Stadion Wibawa Mukti, tapi malah akan dibangun untuk tempat berlatih cabang olahraga (cabor) tenis.

“Anak-anak kami yang merupakan atlet sepatu roda, selama ini hanya menggunakan area parkir di lapangan Stadion Wibawa Mukti untuk latihan. Dan menurut kami, itu bukanlah area yang memadai untuk latihan sepatu roda. Ditambah sekarang, tempat yang biasa digunakan untuk berlatih, akan dialih fungsikan untuk cabor lain. Sehingga, kami terus berjuang, dan melakukan aksi damai untuk mendapat kepastian dan solusi dari Pemkab Bekasi,” terang Mita.

Sebelum melakukan aksi damai, berbagai upaya telah dilakukan. Yaitu beraudiensi dengan KONI Kabupaten Bekasi, Pengurus Cabang Sepatu Roda, dan Dinas Budaya, Pemuda dan Olahraga. Hanya saja, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

“Kami sudah berkirim surat, dan berkomunikasi dengan KONI serta Dispora. Sampai dengan saat ini, kami belum dapat hasil yang konkret dari solusi yang mereka berikan,” sesal Mita.

Pelatih club’ The Winner Kabupaten Bekasi, Yedhi Heryadie merasa heran tidak adanya sarana latihan untuk atlet cabor sepatu roda di Kabupaten Bekasi. Padahal, sebentar lagi sudah masuk Porprov, tetapi pihaknya merasa kesulitan mendapat fasilitas untuk berlatih, sementara pihaknya dituntut meraih lima emas.

“Kami sudah meminta kapan bisa berlatih di Grand Wisata secara resmi. Ini tinggal satu setengah bulan lagi penyelenggaraan Porprov, dan jawabannya nanti-nanti. Sampai saat ini tidak ada solusinya, sedangkan kami dikejar deadline untuk juara, namun sarana dan prasarananya diulur-ulur terus,” bebernya.

Yedhi pun mengeluhkan banyak kendala untuk mendapatkan tempat berlatih, seperti di area parkir Stadion Wibawa Mukti yang tidak standar untuk tempat latihan para atlet. Padahal menurutnya, Pemkab Bekasi mempunyai tempat latihan standar internasional yang berada di Grand Wisata, akan tetapi pihaknya tidak mendapatkan izin.

“Selama ini, para atlet sepatu roda latihannya di area parkir Stadion Wibawa Mukti. Itu Pun banyak kendalanya. Jadi mau bagaimana kami latihan?, nuntut emas tetapi prasarana di parkiran Stadion Wibawa Mukti tidak boleh, dan di Grand Wisata juga,” tukas Yedhi.

Sementara itu, Sekretaris Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, Martina Ningsih, berjanji akan mengkoordinasikan persoalan dan keluhan dari Forum Orang Tua Atlet Sepatu Roda tersebut ke pihak eksekutif.

“Kami dari Komisi II akan mengadakan rapat dengan eksekutif mengenai ini, sebab keluhan tersebut adalah masukan untuk perbaikan bagi prestasi atlet di Kabupaten Bekasi, apalagi ini menjelang Porprov,” ucap Martina. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin