Berita Bekasi Nomor Satu

Korban Pencabulan Berkedok Pengajian Bertambah Tiga Orang

BERI KETERANGAN : Salah seorang korban aksi pencabulan berkedok penyucian diri dan pengajian, memberi keterangan kepada wartawan, usai membuat Laporan Polisi (LP), di Polres Metro Bekasi, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. .ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Setelah dua kakek berinisial SA (61) dan SU (60), jumlah korban aksi pencabulan berkedok penyucian diri dan pengajian yang dilakukan ND, kini bertambah tiga orang lagi.

Tiga orang lain yang menjadi korban itu, yakni WD (56), CC dan JA. Ketiga korban itu mengaku mengalami kejadian serupa.

Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi, AKBP Aris Timang menjelaskan, dirinya telah menemui empat dari total lima korban saat mereka semua resmi melaporkan kejadian yang dialaminya ke Polres Metro Bekasi, Senin lalu (17/10).

Kata Aris, empat korban itu adalah mantan pengikut yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai seorang “guru suci dan bersih”.

“Sudah saya temui dan panggil langsung ke ruangan. Mereka tidak bilang kalau terlapor itu dukun. Para korban mengaku kepada saya, bahwa mereka ikut pengajian,” beber Aris ketika dikonfirmasi, Selasa (18/10).

Lanjut Aris, bahwa Tempat Kejadian Perkara (TKP) dugaan pencabulan berada di sebuah rumah, di wilayah Desa Cipayung, Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.

Dari keterangan para korban, ada dua dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan ND. Pertama adalah dugaan penipuan. Dugaan itu terkuak setelah korban bercerita, bahwa mereka diinstruksikan untuk membayar uang dengan dalih iuran kurban kambing dengan besaran yang berbeda-beda.

“Para korban datang empat orang mengaku merasa tertipu pengajian. Mereka katanya membayar untuk ikut pengajian,” tutur Aris.

Dugaan kedua, para korban mengaku sudah dicabuli oleh ND. Satu orang korban bahkan mengaku telah dilecehkan lebih dari satu kali.

Salah satu korban WD, bahkan mengaku ke polisi bahwa dirinya telah menjadi korban penipuan dan pencabulan sejak April 2022 lalu.

“Saat pengajian itu, ada hal yang aneh. Jadi, menurut keterangan yang ikut pengajian, mereka dibaiat terlebih dahulu. Prosesnya, mereka disuruh naik ke lantai tiga, kemudian tidur di kamar sama gurunya. Lalu mereka disuruh untuk membuka pakaiannya,” beber Aris.

Para pelapor juga menceritakan, bahwa alasan dibalik mereka mengikuti pengajian tersebut, karena mereka yakin bahwa ND bisa membantu kondisi ekonomi para korban.

“Mereka bilang ikut pengajian supaya mudah-mudahan dapat berkat, agar kehidupan ekonominya lebih baik lagi. Korban ada dua orang yang sudah lanjut usia (lansia), sisanya tidak terlalu tua, laki-laki semua” terang Aris.

Ia menambahkan, bahwa laporan korban sudah diterima oleh polisi, dan pihaknya akan segera memproses laporan para korban.

“Secepatnya akan kami proses, dan memeriksa saksi-saksi dulu, supaya ketika dipanggil, semua bukti sudah lengkap dan telah memenuhi unsur pelanggaran pidana,” tutupnya. (and)