Berita Bekasi Nomor Satu

Apartemen Terbakar, 10 Orang Tewas, Ini Penyebabnya

Ilustrasi: Kebakaran Apartemen. (Istimewa)

RADARBEKASI.ID, XINJIANG – Tiongkok mencatat kenaikan kasus Covid-19 hingga lebih dari 30 ribu kasus sehari. Di satu sisi, Presiden Tiongkok memiliki kebijakan Nol-Covid yang mengunci (lockdown) sejumlah kota salah satunya Xinjiang. Dalam suasana frustasi saat lockdown selama 3 bulan, kebakaran maut terjadi di sebuah apartemen dan menewaskan 10 orang, 9 lainnya luka-luka

“Kebakaran di sebuah gedung apartemen di wilayah Xinjiang, menewaskan 10 orang dan melukai 9 orang,” kata pihak berwenang pada Jumat (25/11).

Musibah terjadi di tengah penguncian yang ketat yang menyebabkan banyak penduduk di daerah itu terjebak di rumah mereka selama lebih dari tiga bulan.

Kebakaran terjadi Kamis (26/11) malam di ibu kota daerah Urumqi, di mana suhu turun di bawah titik beku setelah gelap.

Kronologi

Api menyebar ke atas dari lantai 15 ke lantai 17, dengan asap mengepul hingga lantai 21. Kobaran api membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk dipadamkan.

Kematian dan luka-luka disebabkan karena menghirup asap beracun. Investigasi awal tampaknya menunjukkan bahwa api dipicu dari hubungan arus pendek listrik di kamar tidur salah satu apartemen di lantai 15.

Seorang warga Uighur yang tinggal di pengasingan di Swiss mengatakan dia mengetahui dari telepon bahwa bibinya dan 4 anaknya tewas dalam kebakaran itu. “Dia adalah perempuan yang luar biasa, selalu memikirkan anak-anaknya dan bagaimana memperlakukan dan mendidik mereka dengan baik,” kata Abdulhafız Muhammed Emin sambil terisak saat wawancara telepon.

“Hatiku benar-benar hancur, aku tidak tahan,” ujarnya seperti dilansir dari Washington Post, Minggu (27/11).

Xinjiang telah dikunci ketat selama lebih dari tiga bulan untuk memerangi penyebaran virus Korona di bawah kebijakan nol-COVID. Negara itu telah bergulat dengan gelombang kasus dalam beberapa pekan terakhir dan menyebabkan lockdown bergilir di beberapa kota.

Video yang beredar di media sosial memicu gelombang komentar kemarahan secara online. Banyak penduduk Xinjiang frustrasi dengan kontrol Covid-19 yang keras. Pada bulan September, beberapa melaporkan kelaparan di tengah pengiriman makanan yang tidak merata.

Wali Kota Urumqi Memtimin Qadir meminta maaf kepada penduduk kota dan mengumumkan pembentukan tim pemerintah untuk menyelidiki kebakaran tersebut. (jpc)