RADARBEKASI.ID, BEKASI BARAT – Revitalisasi Pembangunan Pasar Kranji Baru di Jalan Patriot, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, mangkrak lagi. Sudah sebulan ini pekerjaan revitalisasi pasar tersebut terhenti.
PT. Annisa Bintang Blitar (ABB), pemenang tender revitalisasi pasar tersebut telah menarik uang dari ribuan pedagang pembeli kios, los dan ruko yang ditaksir jumlahnya mencapai Rp 25 miliar. Dana itu masuk terhitung sejak April 2020 hingga awal November 2022.
Direktur Operasional PT. ABB Wilson Pardede membenarkan penarikan dana ke pedagang dan terhentinya proyek revitalisasi Pasar Kranji Baru.
BACA JUGA: Revitalisasi Pasar Kranji Baru Dapat Surat Peringatan 2
Dia mengatakan, terkait penghentian pembangunan sudah dilakukan pengurukan tanah dan pemasangan tiang pancang.
“Tapi sejak awal November ini pekerjaannya di Pasar Kranji Baru berhenti. Ya meskipun PT ABB sudah menarik uang ke pedagang mencapai Rp 25 miliar,” ungkap Pardede sapaan akrabnya saat dikonfirmasi Radar Bekasi, Senin (28/11/2022).
Pemberhentian pekerjaan revitalisasi itu dilakukan direksi yang bertugas melaksanakan kontruksi dan non kontruksi. Karena dirinya mencoba mempertanyakan uang puluhan miliar yang telah ditarik dari para pedagang.
Namun, pembayaran vendor seperti tanah dan tiang pancang masih jauh dari nilai kontrak yang ditetapkan.
“Saya menduga dana puluhan miliar digunakan untuk keperluan pribadi. Artinya bukan digunakan untuk keperluan pembangunan pasar. Akibat sikap tersebut presiden direktur (Presdir) memecat saya sebagai Dirops,” ucapnya.
“Karena saya mempertanyakan, maka saya dipecat. Ditambah lagi saya mengimbau kepada para pedagang agar menghentikan pembayaran, mengingat progres pembangunan dengan uang yang telah dipungut sangat tidak sebanding,” tambahnya.
BACA JUGA: Progres Revitalisasi Pasar Kranji Nihil
Ia juga mengimbau para pedagang tidak melanjutkan pembayaran. Hal itu bertujuan menyelamatkan uang pedagang. Sebelum pembayaran pedagang dilanjutkan, dirinya meminta kepada Presdir agar mempertanggungjawabkan uang puluhan miliar yang telah ditarik.
Selain soal pembiayaan vendor yang masih jauh dari nilai kontrak. Terhadap kewajiban uang kompensasi ke Pemkot Bekasi pun belum dilakukan.
“Untuk vendor tanah dari kontrak Rp 3 miliar baru dibayarkan sebesar Rp 570 juta. Untuk tiang pancang dari kontrak Rp 7,4 miliar baru dibayarkan Rp 300 juta. Kompensasi ke Pemkot dari sebesar Rp 8,1 miliar sampai September 2022 baru dibayarkan Rp 525 juta,” paparnya.
Pardede menyikapi persoalan tersebut, dalam waktu dekat dirinya bakal membentuk tim untuk melaporkan dugaan penggelapan uang para pedagang yang diduga kuat dilakukan Presdir ke Polda Metro Jaya (PMJ).
BACA JUGA: Revitalisasi Pasar Kranji Baru Mangkrak
Selain itu, dirinya juga meminta kepada Pemkot Bekasi agar mengambil alih atau memutus kontrak kerja sama dengan PT. ABB. Karena jika tidak, dipastikan revitalisasi bakal gagal terlaksana seperti yang diharapkan semua pihak.
Saat ini pihaknya sedang mengerjakan tiang pancang karena pakerjaan urugan sudah selesai tapi karena dananya sudah diambil presdir PT ABB Rp 25 miliar.
“Saya akan segera melapor ke inspektorat supaya dilakukan audit investigasi ke mana uang pedagang.
Saya rasa ya, pemerintah harus tegas terhadap PT ABB, saya mohon Pemkot untuk sementara menghentikan segala kegiatan yang dilakukan PT ABB untuk meminimalisir kerugian para pedagang,” terangnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin), Rommy Payan mengatakan, Revitalisasi Pasar Kranji Baru dalam proses sedang ditelaah oleh Plt Kadisdagperin.
“Saya nunggu hasil telaah dari Plt Kadisdagperin dulu ya,” singkatnya. (pay)