Berita Bekasi Nomor Satu

Metode Ceramah Ditinggalkan Guru

  ILUSTRASI: Guru SMK Citra Mutiara mengajar praktik. Metode ceramah dalam mengajar sudah mulai ditinggalkan oleh guru di sekolah wilayah Kota Bekasi. DOKUMEN

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Metode ceramah atau mengajar yang disampaikan langsung secara lisan oleh pengajar ke peserta didiknya sudah mulai ditinggalkan oleh guru di sekolah wilayah Bekasi. Kini, guru sudah mengimplementasikan metode pembelajaran berdiferensiasi.

Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bekasi Prawiro Sudirjo menjelaskan, pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan siswa.

“Metode pembelajaran berdiferensiasi merupakan tren baru dalam metode pembelajaran yang digunakan oleh sejumlah guru,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Rabu (21/12).

Menurut Prawiro, beberapa tahun belakangan pembelajaran metode ceramah oleh guru atau lebih sering memberikan penjelasan kepada siswa sesuai buku pelajaran lebih sering digunakan. Namun kini metode pembelajaran seperti itu sudah tinggalkan oleh guru.

Saat ini guru lebih banyak menggunakan metode pembelajaran berbasis berdiferensiasi. “Sekarang dengan Kurikulum Merdeka metode lama ditinggalkan dan sekarang lebih kepada bagaimana pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid, dengan murid sebagai pusat pembelajaran (student center),” ucapnya.

BACA JUGA: Ketua IGI Ajak Seluruh Guru Tumbuh Berkembang Bersama

Lebih lanjut dikatakannya, bahwa dengan metode pembelajaran baru siswa merasa lebih diperhatikan. Dengan demikian, peserta didik akan menikmati pembelajaran yang menyenangkan.

“Jika hal-hal tersebut diperhatikan, maka diyakini ilmu yang diberikan kepada siswa akan nempel,” ucapnya.

Metode pembelajaran tren baru dinilai akan berdampak baik pada siswa. Salah satunya untuk meningkatkan kenyamanan dalam belajar karena siswa tidak merasa terkekang seperti metode pembelajaran lawas.

“Sangat berdampak baik kepada siswa, yaitu meningkatkan kenyamanan dalam belajar dan membuat mereka bisa lebih meningkat daya kritis, kreatif, dan inovatif karena tidak merasa terkekang dan jenuh dengan metode ceramah,” terangnya.

Sebaliknya apabila guru masih menggunakan metode pembelajaran dengan sistem yang lama yaitu ceramah, maka akan berdampak juga bagi proses pembelajaran yang diberikan kepada siswa.

“Jika masih menggunakan metode yang lama siap-siap saja, siswa akan merasa bosan bahkan siswa bisa melakukan hal-hal seperti tertidur, main handphone, atau menjahili temannya karena metode pembelajaran yang diberikan membosankan,” jelasnya.

Sementara, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMK Bisnis dan Teknologi (Bistek) Kota Bekasi Heri Riswanto menyampaikan, hampir seluruh guru sudah menggunakan metode pembelajaran berbasis berdiferensiasi.

“Guru saat ini menggunakan tren baru dalam metode pembelajarannya, yaitu berdiferensiasi dimana metode ini diambil dari penerapan kurikulum merdeka,” terangnya.

Digunakannya metode pembelajaran metode berdiferensiasi ini sudah cukup dirasakan manfaatnya oleh sejumlah guru. Pasalnya, proses pembelajaran terasa lebih efektif dan juga lebih aktif. Dikatakannya, pembaharuan dalam metode pembelajaran memang sangat dibutuhkan agar proses pembelajaran yang diberikan bisa lebih baik dan a lebih maksimal.

“Jika kita pendidik atau guru stak dengan metode yang lama, maka proses pembelajaran jalannya akan seperti itu saja tidak ada perkembangan. Jadi metode pembelajaran yang baru itu memang sangat dibutuhkan,” pungkasnya. (dew)