RADARBEKASI.ID, BEKASI – Umur harapan hidup (UHH) warga Kota Bekasi paling panjang di Jawa Barat. Data ini tercatat pada salah satu komponen nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Barat tahun 2022. Secara keseluruhan, IPM Kota Bekasi berada di posisi nomor dua yang terbesar setelah Kota Bandung, dengan nilai 82,46.
Akhir tahun 2022 kemarin, IPM Kota Bekasi naik 0,51 persen, lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,55 persen. Hal ini disampaikan oleh Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto dalam kegiatan Kick off Meeting perencanaan pembangunan tahun 2024 belum lama ini.
”Indikator-indikator makro Kota Bekasi yang pertama adalah indeks pembangunan manusia yang berada di angka 82,4, ada satu kenaikan hampir 0,5 terkait dengan tahun 2021,” katanya.
Pada tahun 2024, ada lima kebijakan yang akan menjadi fokus Pemkot Bekasi, yakni peningkatan kualitas manusia, pemerataan pendidikan dan kesehatan, peningkatan ketahanan kota, serta peningkatan kekuatan ekonomi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, IPM Kota Bekasi tahun 2022 tercatat di angka 82,46. Terdiri dari Umur Harapan Hidup (UHH) 75,48, Harapan Lama Sekolah (HLS) 14,11, Rata-rata lama sekolah 11,44, dan Pengeluaran Per Kapita Rp16,239 juta per tahun.
Harapan hidup warga Kota Bekasi paling tinggi di Jawa Barat, yakni 75,48 tahun. Dalam 12 tahun, umur harapan hidup warga Kota Bekasi tercatat naik sebesar 1,36 tahun.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bekasi, Latu Har Hary mengatakan bahwa UHH Kota Bekasi tergolong tinggi. Harapan hidup warga Kota Bekasi disebut berbanding lurus dengan peningkatan pada aspek kesehatan masyarakatnya.
Latu mengapresiasi hasil kerja Pemkot Bekasi yang tergambar dalam IPM Kota Bekasi. Namun, ia mengingatkan beberapa catatan penting yang harus diselesaikan oleh Pemkot Bekasi pada tahun ini.
Pertama kata Latu, jumlah Puskesmas yang mesti ditambah.”Misal, idealnya kita punya Puskesmas satu di tiap kelurahan, dari 56 kelurahan itu baru ada 48 Puskesmas, kemarin ada penambahan lagi tuh,” katanya.
Dia akhir periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), semua harus selesai sesuai target. Tahun ini, ia melihat sudah ada upaya untuk mengejar target pembangunan Puskesmas.
Pada aspek pendidikan, ia menilai masih ada Pekerjaan Rumah (PR) Pemkot Bekasi terkait dengan pemerataan infrastruktur pendidikan di setiap lingkungan kelurahan, khususnya di tingkat SD dan SMP. Terutama di tingkat SMP, permasalahan klasik selalu muncul pada masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), dimana seleksi pendaftaran peserta didik lebih banyak berdasarkan jarak dari rumah ke sekolah.
Sehingga kata dia, minimal Kota Bekasi memiliki satu sekolah SMP negeri di tiap kelurahan. Upaya ini diperlukan untuk memperbesar peluang siswa yang tinggal di tiap kelurahan mendapat akses sekolah negeri.
“Makanya sekarang tugasnya pak Plt Wali Kota nih untuk bisa mempush secara maksimal, karena waktunya juga terbatas, jadi jangan cuma pencitraan saja, tapi juga harus ke masyarakat,” tambahnya. (sur)