Berita Bekasi Nomor Satu

Konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Dipahami Keliru

ILUSTRASI: Sejumlah siswa SMPN 17 Kota Bekasi menyimak penjelasan dari pemateri yang dihadirkan pihak sekolah. Konsep P5 dalam Kurikulum Merdeka dipahami secara keliru oleh sebagian pihak sekolah wilayah Kota Bekasi. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI Konsep Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka dipahami secara keliru oleh sebagian pihak sekolah wilayah Kota Bekasi.

Ketua Koordinasi Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMP Kota Bekasi Arief Purnama menyampaikan, P5 yang dijalankan harus pada orientasi dan tujuan yang benar.

“Saya merupakan salah satu Guru Penggerak angkatan ke-5, dimana dalam berbagai praktik baik saya menggodok pembahasan tentang P5. Pembahasannya adalah sudah tepatkah tujuan P5 di sekolah,” ujarnya kepada Radar Bekasi, Selasa (31/1).

Dikatakannya, P5 yang dipahami saat ini oleh pihak sekolah adalah siswa harus membuat produk atau karya. Padahal, terpenting dari P5 adalah pencapaian kompetensi.

“Terjadi miskonsepsi pada P5 tentang pembuatan produk ataupun karya,” katanya.

BACA JUGA: Guru Belum Paham P5

Selam ini, puncak dari P5 identik dilaksanakan dengan kegiatan panen karya. Kegiatan ini banyak mengeluarkan anggaran besar dan sebagian siswa terbebani.

“Banyak membebankan siswa dengan membuat produk yang ditentukan guru, kemudian mengeluarkan anggaran besar. Sehingga sebenarnya bukan seperti itu konsep dari P5,” katanya.

Ia menjelaskan, beberapa konsep P5. Antara lain, siswa dapat dipahami kebutuhan kompetensinya, siswa merdeka berinkuiri untuk memahami konsep, siswa dapat memilih tantangan dari tema projek, dan siswa dapat memberdayakan konteks sekitar untuk P5 yang berdampak pada lingkungan.

“Dari konsep yang sudah benar-benar dipahami, sekolah tidak perlu mengeluarkan uang besar untuk panggung, memakai baju adat dan lain-lainnya. Karena konsep sebenarnya dari P5 sangatlah sederhana dan tidak membebani siswa,” terangnya.

Hal senada dikatakan oleh Pengamat Pendidikan Kota Bekasi Tengku Imam Kobul Mohamad Yahya. Menurutnya, banyak pihak sekolah yang tidak paham mengenai konsep P5.

“Saya lihat P5 ini malah justru membebani siswa, yang mungkin awal tujuannya adalah memerdekakan siswa, malah justru terlihat menjajah siswa sekarang ini,” tuturnya.

BACA JUGA: Implementasikan P5 Kurikulum Merdeka, SMAN 1 Sukatani Gelar Expo Hasil Pembelajaran Siswa

Menurutnya. terpenting dari konsep P5 adalah bagaimana siswa bisa memiliki karakter Pancasila dengan melakukan kegiatan sehari-hari yang berdampak pada masyarakat.

“Yang diberatkan dari konsep P5 ini seharusnya adalah pembinaan penguatan karakter dan perilaku siswanya, jangan pasang tenda besar pake baju adat atau hal-hal lain yang memberatkan siswa,” ucapnya.

Ia berharap, pihak sekolah dapat memahami betul konsep dari P5 agar pelaksanaan dapat dilakukan dengan sesuai. “Saya kira kalau pihak sekolah belum bisa memahami P5, lebih baik kembali lagi di kurikulum 2013. Dari pada sudah menjalankan tapi salah dalam penerapannya” pungkasnya. (dew)

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin