RADARBEKASI.ID, SURABAYA – Sebanyak 68 foto lawas terpampang rapi dalam pameran di Hotel Shangri-La, Surabaya, kemarin (5/2/2023).
Di bawah foto-foto tersebut, terdapat penjelasan ringkas. Itu adalah rangkaian foto dan dokumen perjalanan Komite Hijaz yang dilakukan KH Wahab Hasbullah dan Syekh Ghanaim Al Amir sebagai utusan NU yang bertemu Raja Ibn Saud pada 1928.
Pameran foto dan dokumen Komite Hijaz itu dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya –sapaannya– berkeliling melihat langsung manuskrip-manuskrip kuno itu.
BACA JUGA: Puncak Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo Bakal Hadirkan Maher Zain, Slank hingga Rhoma Irama
Foto dan dokumen tersebut cukup lengkap terkait gambaran perjalanan Komite Hijaz. Dalam foto juga dimuat kapal yang dipakai untuk berlayar. Namanya kapal Plancius yang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Perak.
Kapal yang dinaiki dari Pelabuhan Tanjung Perak transit di Singapura. Di sana, KH Wahab Hasbullah bertemu ulama ahlusunah waljamaah. KH Wahab juga singgah di Johor, Malaysia. Dokumen-dokumen menggambarkan pertemuan KH Wahab dengan sejumlah ulama Madinah hingga bertemu dengan Raja Ibn Saud untuk menyampaikan aspirasi dari organisasi ulama ahlusunah waljamaah.
Momen pameran foto dan dokumen Komite Hijaz itu mengawali Muktamar Internasional Fiqih Peradaban yang digelar hari ini.
BACA JUGA: Fikih Berubah
Gus Yahya menjelaskan bahwa rangkaian peringatan satu abad NU itu bakal dihadiri 79 ulama ahli fikih dunia. Para ulama yang mengonfirmasi hadir berasal dari 40 negara. ’’Yang sudah hadir sekitar 60 ulama dari 79 yang telah konfirmasi hadir,’’ jelasnya.
Muktamar Fiqih Peradaban diharapkan melahirkan diskursus atau wacana tentang peradaban ke depan. Salah satu yang akan dibahas terkait dengan Piagam PBB. Sebab, Piagam PBB memiliki implikasi yang signifikan dalam memengaruhi peradaban dunia.
’’Maka, di usia NU yang mencapai 100 tahun ini bisa membawa perubahan bagi peradaban dunia yang lebih baik,’’ tuturnya. (jpc)