RADARBEKASI.ID, SIDOARJO – Rangkaian kegiatan Hari Lahir (Harlah) 1 Abad NU kian mendekati acara puncak. Dari sembilan klaster acara yang direncanakan, tersisa tiga kegiatan yang belum dilaksanakan.
Yakni, peluncuran Badan Usaha Milik Nahdlatul Ulama (BUMNU) di Jombang, Muktamar Internasional Fiqih Peradaban I di Surabaya, dan Puncak Resepsi Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo.
Dari tiga acara itu, konsentrasi massa diprediksi terjadi saat acara puncak di Sidoarjo pada Selasa (7/2/2023). Diperkirakan, lebih dari 1 juta warga nahdliyin akan hadir pada acara yang dihelat di GOR Gelora Delta tersebut.
Agar kemacetan tidak semakin parah, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali meliburkan aktivitas di gedung sekolah. Pembelajaran dapat dilakukan secara daring atau siswa belajar sendiri di rumah.
BACA JUGA: PCNU Kabupaten Bekasi Ingatkan Kader Tak Berpolitik lewat Jalur Organisasi Nahdlatul Ulama
Keputusan itu ditindaklanjuti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo dengan mengirim surat edaran ke sekolah-sekolah. Isinya, siswa pada satuan pendidikan PAUD, SD, SMP, dan pendidikan nonformal (PNF) di Kecamatan Sidoarjo diminta belajar mandiri di rumah atau secara daring pada 6-7 Februari.
Sementara itu, siswa di luar Kecamatan Sidoarjo hanya belajar daring atau belajar mandiri di rumah pada 7 Februari.
Kabid Mutu Dinas Dikbud Sidoarjo Netty Lastiningsih mengatakan, sekolah bebas menentukan durasi belajar daring dan mekanisme belajar di rumah. ’’Itu diatur masing-masing sekolah,’’ ucapnya. Tidak harus sesuai durasi pembelajaran sehari-hari.
Netty melanjutkan, sekolah di luar Kecamatan Sidoarjo tanggal 6 Februari pada dasarnya tetap masuk. Namun, pihaknya memberikan keleluasaan bagi sekolah di luar Kecamatan Sidoarjo untuk mengatur pembelajaran mereka.
BACA JUGA: Menebak Suara Langit di Muktamar NU ke-34
’’Misalnya, ketika di tanggal 6 itu banyak guru yang berpartisipasi menyiapkan resepsi harlah, maka siswa juga diizinkan belajar daring atau di rumah,’’ jelasnya. Artinya, kondisional. ’’Kami tekankan ini bukan libur ya, tapi belajar mandiri atau daring,’’ tegasnya.
Di sisi lain, juru bicara panitia Puncak Resepsi 1 Abad NU Rahmat Hidayat Pulungan memastikan persiapan teknis sudah matang.
Koordinasi dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, bupati Sidoarjo, dan bupati-bupati lain yang menjadi kader NU telah dilakukan. ”Semua turun gunung,” katanya.
Koordinasi itu menyangkut kebutuhan teknis. Misalnya, untuk urusan lalu lintas, panitia melakukan simulasi drop in dan drop out jemaah yang hadir. Soal permakanan, ada dapur umum yang didirikan.
Rumah sakit pun dikonsolidasikan untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga. ”Semua kita simulasikan, kita antisipasi, kalau gini gimana, ini gimana,” paparnya.
Dia mengakui, antusiasme nahdliyin di berbagai daerah begitu kuat dalam menyambut Puncak Resepsi 1 Abad NU. Mereka telah menyiapkan keberangkatan dengan berbagai kendaraan. Bahkan, ada yang rela berjalan kaki demi momen sejarah 1 abad NU.
’’Kami mendapat banyak informasi dari basis jemaah. Baik struktural MWC NU, ranting NU, maupun masyarakat. Mereka akan mengadakan long march menuju Stadion Delta, khususnya masyarakat yang ada di radius 30–50 kilometer,” tuturnya.
Selain membangun kebersamaan, lanjut dia, acara long march itu untuk mempermudah menembus kemacetan yang bakal melanda jalan menuju lokasi acara. ”Mereka kebanyakan dari daerah Sidoarjo, Gresik, Surabaya, Pasuruan, dan Jombang,” imbuhnya.
Puncak perayaan 1 abad NU akan digelar cukup menarik. Selain diisi pengajian dan salawat bersama, acara yang digelar 24 jam itu juga dimeriahkan acara musik.
Banyak musisi yang diundang dalam perhelatan akbar tersebut. Di antaranya, Slank, Maher Zain, Rhoma Irama, Addie MS, Denny Malik, Tohpati, Dewa Budjana, dan Kikan Namara. (jpc)
