Berita Bekasi Nomor Satu

Tumbuhkan Minat Baca Anak dan Remaja di Wilayah

FOTO BERSAMA: Forum TBM Kota Bekasi, bekerjasama dengan Komunitas Literasi Cikiwul (KoLeCi), dan pemerintah Kelurahan Cikiwul ketika melakukan temu pegiat literasi akhir pekan kemarin. IST/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Minat membaca pada anak dan remaja dinilai sudah tumbuh cukup baik di Kota Bekasi. Meskipun, belum maksimal, akses buku bagus masih minim, butuh banyak perhatian dari masyarakat, termasuk oleh Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Laporan : Surya Bagus
BANTARGEBANG

Puluhan pegiat literasi berkumpul, mereka berasal dari TBM yang sudah aktif berkegiatan, maupun yang baru saja mulai membuka taman bacanya. Bertempat di Aula Kantor Kelurahan Cikiwul, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, mereka bertukar pengalaman dan memberikan amunisi kepada TBM yang baru saja memulai kegiatan di wilayahnya, Minggu (19/2).

Literasi merupakan aspek penting yang harus terus diperhatikan dan tingkatkan indeksnya di tengah masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Dari 12 wilayah kecamatan di Kota Bekasi, sudah lima kecamatan yang TBMnya terpantau oleh forum TBM Kota Bekasi.

Kegiatan rutin sudah berjalan di lima kecamatan, diantaranya Pondokgede, Bekasi Utara, Rawalumbu, Bantargebang, dan Jatiasih. Targetnya, wilayah kecamatan lain akan menyusul, dengan begitu ekspansi kegiatan akan semakin meluas di Kota Bekasi, kerja kolaborasi dengan berbagai komunitas juga bisa dilakukan lebih luas.

Beberapa materi menjadi bahan diskusi dalam pertemuan para pegiat literasi kemarin. Diantaranya penjenjangan buku di taman bacaan, menumbuhkan program taman bacaan keliling, hingga ragam kegiatan kreatif yang bisa dilakukan di taman bacaan.

Lewat berbagai materi yang dibahas, terutama aneka ragam kegiatan yang bisa dilakukan di TBM, diharapkan tidak ada lagi TBM yang merasa vakum taman bacaannya. Hal ini kerap kali terjadi akibat kurangnya minat dan kegiatan dalam aktivitas rutin TBM.

Sekretaris Forum TBM Kota Bekasi, Hirawati mengatakan, kegiatan serupa rencananya akan dilaksanakan minimal tiga bulan sekali. Setiap kali pertemuan, para pegiat literasi akan dibekali materi pelatihan seperti kemarin.

Pada pertemuan selanjutnya yang direncanakan pada bulan Maret nanti, para pegiat literasi akan dibekali materi untuk mempromosikan kegiatan TBM secara digital, serta membangun kolaborasi bersama dengan komunitas.

“Sekaligus sebagai bagian dari program silaturahmi antar TBM di Kota Bekasi yang sudah tergabung dalam forum. Jadi tidak merasa sendirian, maju bersama,” katanya.

Hira yang juga Ketua Bidang Program TBM Ceria Jatibening Baru ini menilai, minat baca di kalangan anak dan remaja sebagai bagian dari enam literasi dasar di Kota Bekasi sudah tumbuh relatif baik. Hanya saja, ia mengakui perkembangannya belum maksimal.

Ada beberapa hal yang menjadi catatan, pertama akses buku yang bagus dan berkualitas dinilai masih minim. Untuk itu, dibutuhkan perhatian dari pemerintah, masyarakat, hingga orang tua untuk memperbaiki hal ini.

Kerja-kerja kolaborasi bersama pemerintah di tiap wilayah perlu ditingkatkan. Mempermudah akses buku berkualitas menjadi salah satu target forum TBM, termasuk kemampuan pegiat dalam memilihkan tema-tema sesuai penjenjangan buku.

“Jadi tingkat literasi anaknya bukan rendah, tapi akses untuk mendapatkan buku-buku anaknya yang perlu ditambah. Yang perlu ditingkatkan kerja kolaborasi antara pemerintah daerah setempat utamanya di kota ini,” ungkapnya.

Kedua, kompetisi yang dapat merangsang peningkatan literasi juga perlu digalakkan di Kota Bekasi. Sebagai contohnya, lomba penulisan tentang program minat baca, lomba Read Aloud untuk orang tua, mendongeng, baca puisi, atau musikalisasi puisi.

Kearifan lokal bisa menjadi tema menarik dalam kegiatan tersebut, mulai dari asal usul penamaan wilayah di Kota Bekasi, makanan khas, sampai dengan berbagai hal tentang keBekasian yang lain.

Sedikit bercerita tentang Manca Ceria, TBM tempatnya beraktivitas, dan telah berdiri 15 tahun terakhir, telah mengadakan beberapa program seperti antar jemput buku untuk dibaca oleh anak di sekitar wilayah Pondokgede.

Selama beraktivitas di lingkungan Kecamatan Pondokgede kata Hira, ia menyebut telah dukungan penuh dari pemerintah setempat. Hal serupa juga ia lihat di lingkungan Kelurahan Cikiwul kemarin.

“Data tahun 2021 ada 46 TBM, yang aktif setengahnya. Itu kenapa kita adakan materi pembekalan dalam temu pegiat literasi. Selain sharing pengalaman TBM yang masih aktif bertahan selama belasan tahun, juga memberikan amunisi bagi TBM-TBM yang baru bergerak,” tambahnya.

Temu pegiat literasi akhir pekan kemarin diselenggarakan oleh Forum TBM Kota Bekasi, bekerjasama dengan Komunitas Literasi Cikiwul (KoLeCi), dan pemerintah Kelurahan Cikiwul. Pertemuan ini diharapkan dapat mendukung terciptanya gerakan literasi yang baik di tengah-tengah masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut, selain Hirawati, materi kepada para pegiat literasi diberikan oleh Ina T Syamsuri dari Rumah Baca Jatibening (RBJ), serta Finalis Abang Mpok Kota Bekasi tahun 2018, Murni Ambar Sari.

Sekedar diketahui, data minat baca masyarakat Indonesia sejak tahun 2016 sampai tahun 2022 belum berubah.

Berdasarkan data United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di tahun 2016, tingkat minat baca Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara di dunia.

Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022, tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia secara keseluruhan berada di angka 59,52. Data tersebut berbicara durasi membaca masyarakat Indonesia berada di 4-5 jam per Minggu, dan 4-5 buku per triwulan.

Sedangkan data dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, tingkat kegemaran membaca di Jawa Barat tercatat 65,37 persen, masuk dalam kategori baik. Indeks pembangunan literasi masyarakat Jawa Barat 9,4 persen, dan indeks baca masyarakat 61,49 persen, masuk dalam kategori cukup.(*)