RADARBEKASI.ID, MEDANSATRIA – Mulai tumbuhnya penggunaan mobil listrik menjadi momentum baru arus mudik Lebaran2023/1444 Hijriah.
Terbatasnya jarak tempuh mobil listrik tak lagi menjadi kendala. Terutama dengan munculnya sejumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di berbagai area.
Mudik menggunakan mobil listrik sejatinya merupakan tantangan. Baterai mobil habis dan mogok saat belum menemui titik SPKLU menjadi kekhawatiran utama.
BACA JUGA: Ini Jadwal One Way, Contra Flow dan Ganjil Genap Serentak saat Musim Mudik Lebaran 2023
Namun, bagi Dityo Enggar, hal itu bukan lagi sebuah halangan. Saat ditemui di rest area Cipali Km 130 A, Dityo mengaku sudah enam bulan terakhir rutin dari Jakarta ke Semarang dan Jogja dengan mobil listrik.
Di momen mudik kali ini dia lebih percaya diri. Bahkan, dalam kurun waktu yang sama, dia sudah mengganti mobil BBM ke mobil listrik.
’’Waktu awal itu masih cukup sulit, tapi sekarang cukup banyak SPKLU. Setahu saya, SPKLU milik PLN yang dari event G20 disebar ke beberapa lokasi rest area,’’ ujarnya ditemui Tim Mudik Jawa Pos, Sabtu (15/4/2023).
BACA JUGA: Diskon 20 Persen Tarif Tol Saat Arus Mudik dan Arus Balik Mulai Hari Ini, Jadi Segini Tarif Tolnya
Sebaran SPKLU membuat pria 42 tahun itu yakin pulang kampung dengan mobil listrik. Dia merupakan pengguna aplikasi PLN Mobile karena dianggapnya paling lengkap.
’’Semua sudah ada di aplikasi. Titik mana saja yang ada charging station-nya dan berapa besaran kilowattnya (kw) juga jelas,’’ kata pengguna Hyundai Ioniq 5 itu.
Dalam aplikasi tersebut, pemilik mobil listrik bisa menyesuaikan kapasitas baterai mobilnya. Selain itu, waktu pengisian daya cukup cepat.
Dityo menyebut, jika baterai mobilnya tinggal 20 persen dan melakukan pengisian di SPKLU yang besaran dayanya 200 kw, maka hanya memakan waktu 18 menit untuk mencapai 80 persen. ’’80 persen ini sudah bisa menempuh jalan sejauh 300 km,’’ katanya.
Dia juga menyinggung biaya yang dikeluarkan untuk mudik dari Jakarta ke Semarang dan Jogja dengan mobil listrik dalam satu kali jalan itu 1/8 dari ongkos BBM. ’’Misal kalau saya pulang ke Jogja habis Rp 10 jutaan, kalau dengan mobil listrik tidak sampai Rp 200.000,’’ ungkapnya.
Sementara untuk operasional dalam kota saja, biaya yang dikeluarkan hanya 1/10 dari penggunaan BBM. ’’Jika dibandingkan BBM dan listrik, biaya untuk mobil listrik Rp 200 bisa untuk jalan 1 km. Kalau dihitung, selama enam bulan pakai mobil listrik, itu hemat sekitar Rp 20 juta,’’ ungkapnya.
Menurut pengalamannya, SPKLU milik PLN tidak hanya di rest area saja. Jogjakarta yang notabene jauh dari jalan tol juga memiliki SPKLU di beberapa titik seperti hotel dan kantor PLN. Sehingga, dia tak perlu khawatir lagi untuk mudik dengan mobil listrik.
’’Sebenarnya bisa charger di rumah, tapi saya cukup bersahabat dengan SPKLU milik PLN,’’ ujarnya. Apalagi, di beberapa hotel ada yang menyediakan charging station yang tidak berbiaya alias gratis.
Di SPKLU biasanya tidak ada petugas yang melayani. Sehingga konsumen harus self service. Dari situ, ada hal yang membuatnya miris. Dityo kadang mendapati konsumen yang tidak menggunakan charging station dengan tepat.
BACA JUGA: Pengamanan Mudik Lebaran 2023 di Jabar Makan Korban, Satu Polisi Gugur Saat Tugas
Dimulai dengan tidak merapikan kembali charger-nya. Ada juga yang hanya parkir di charging station sehingga menutupi konsumen lain yang ingin melakukan pengisian daya. ’’Ada juga yang non-mobil listrik gunakan SPKLU untuk parkir,’’ keluhnya.
Kemarin (16/4/2023) Rifky Azadi juga menjajal SPKLU. Tepatnya di rest area Kanci–Pejagan Km 228 A. Ini bukan kali pertama dia bolak-balik Jakarta–Semarang.
’’Ini mau coba yang fast charging. Biar nanti kalau lewat lagi bisa tahu,’’ katanya. Dia cukup mengapresiasi karena SPKLU saat ini mulai mudah ditemui.
BACA JUGA: Mudik Lebaran Naik Pikap ke Kampung Halaman, 13 Orang Patungan Ongkos Mobil Sampai Bensin
Di Kota Cirebon, dr Benny Lumbanradja SpMK kerap memanfaatkan SPKLU di kantor-kantor PLN. Berbeda dengan di rest area, SPKLU di kantor PLN di Cirebon tidak fast charging.
Sehingga membutuhkan waktu 1 jam 40 menit untuk mengisi daya 22 kWh baterai mobil Ioniq 5 miliknya. ’’Ini satu kw hanya Rp 2.400,’’ ujarnya. Dia memang sengaja tidak sering-sering menggunakan fast charging karena hanya digunakan dalam kota.
Dirut PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menyatakan, PLN telah menyiapkan sebanyak 616 SPKLU yang tersebar di 279 lokasi seluruh Indonesia untuk melayani masyarakat. PLN siap mendukung pemudik yang menggunakan mobil listrik agar tetap nyaman saat mudik.
’’Seluruh SPKLU siap untuk melayani pengguna mobil listriksaat mudik,’’ ujar Darmawan di Jakarta kemarin (16/4/2023).
SPKLU tersebut didukung dengan tiga jenis pengisian daya yang siap beroperasi secara optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Yakni, SPKLU jenis medium charging, fast charging, hingga ultra fast charging.
’’Untuk rest area, kami memasang SPKLU fast chargingdan ada beberapa yang sudah ultra fast charging. Kalau ultra fast charging hanya sekitar 15 menit untuk baterai sampai penuh. Untuk rest area memang spesifikasinya agak yang jauh lebih cepat dibanding yang lain,’’ jelas Darmawan.
Masyarakat bisa mengecek lokasi SPKLU terdekat melalui aplikasi PLN Mobile. Adapun SPKLU ultra fast charging 200 kilowatt (kw) lainnya juga hadir di rest area Km 62 B Jakarta–Cikampek, rest area Km 130 A Cipali, rest area Km 101 B Cipali, rest area Km 228 A Kanci–Pejagan, rest area Km 229 B Kanci–Pejagan, rest area Km 88 A Cipularang, rest area Km 88 B Cipularang, kantor PLN UP3 Bogor, kantor PLN KP Limbangan, dan PLN Braga Heritage (SPKLU Mobile). (jpc)