RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dari total 23 kecamatan yang di Kabupaten Bekasi, terdapat dua kecamatan yang kerap gagal mengirimkan perwakilan warganya ke parlemen pada setiap penyelenggaraan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg). Dua kecamatan itu tiada lain Muaragembong dan Bojongmangu.
“Setahu saya memang belum ada (dewan dari Muaragembong dan Bojongmangu,Red),” ujar Pengamat Politik Bekasi, Adi Susila, kepada Radar Bekasi, Minggu (11/6/2023).
Minimnya jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di dua wilayah tersebut disebut menjadi salah satu faktor yang membuat politisi asal dua kecamatan tersebut kerap “zonk” alias gagal melenggang ke DPRD Kabupaten Bekasi.
Diketahui, dari rekapitulasi perubahaan pemilih untuk DPS/DPSHP/DPT Pemilihan Umum 2024 oleh KPU Kabupaten Bekasi, jumlah pemilih di Kecamatan Muaragembong sebanyak 30.591. Sementara Kecamatan Bojongmangu jumlahnya sebanyak 21.521.
Adi yang pernah menjabat sebagai Ketua KPU Kabupaten Bekasi ini mengatakan, keberadaan Muaragembong dalam kelompok Daerah Pemilihan (Dapil) VI bersama Cabangbungin, Sukakarya, Sukatani, Kedungwaringin, dan Pebayuran, tidaklah menguntungkan. Sebab wilayah Muaragembong sangatlah luasan ketimbang kecamatan lainnya. Kondisi ini membuat ongkos politik para caleg di dapil VI relatif tinggi.
“Mungkin dia (Caleg dari Muaragembong dan Bojongmangu,Red) kalah dari orang-orang perkotaan yang lebih banyak modal. Kemudian pemilih di Muaragembong dan Bojongmangu sedikit,” tuturnya.
BACA JUGA: Pengurus PDIP Kabupaten Bekasi Sesalkan Abdi Negara Daftar Bacaleg Belum Mengundurkan Diri
Sementara dari sudut pandang karakteristik pemilih, Dapil VI banyak dihuni para pemilih tradisional. Nah, karakteristik pemilih tradisional salah satunya cenderung tidak menyukai partai baru.
“Masyarakat Muaragembong dan Bojongmangu akan kesulitan bila maju lewat partai-partai baru,” tuturnya.
Sementara itu, Caleg asal Bojongmangu, Rahmat Hidayat mengakui bahwa belum ada wakil rakyat yang berasal dari wilayahnya. Sebagai calon wakil rakyat dari Partai Hanura, Abu sapaan akrabnya ini menilai, kegagalan para Caleg dari Bojongmangu justru lebih karena kurangnya bersosialisasi dengan masyarakat.
“Kegagalan Caleg dari Bojongmangu karena kurangnya sosialisasi. Sehingga Caleg-Caleg dari luar Bojongmangu yang dateng melakukan sosialisasi. Makanya masyarakat Bojongmangu lebih memilih Caleg dari luar. Oleh karena itu saya akan menggencarkan sosialisasi ke masyarakat,” ujar Abu yang menjabat sebagai Ketua Bapilu DPC Partai Hanura Kabupaten Bekasi ini.
Dari informasi Ia dapatkan, ada dua warga asli Bojongmangu yang maju sebagai caleg dari partai berbeda. Mengacu informasi itu, Abu kemudian akan meluaskan areal konsentrasi kampanyenya ke kecamatan lainnya yang berada di Dapil I.
“Dapil Satu ini bukan hanya Bojongmangu. Walaupun DPT di Bojongmangu yang hanya sekitar 21 ribu. Mudah-mudahan di saya bisa memaksimalkan. Target saya minimal empat ribu. Dan selebihnya dari kecamatan lain,” katanya. (pra)