RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejumlah sekolah swasta di Kota Bekasi menerima permohonan tenggat waktu pendaftaran dari orangtua calon peserta didik baru. Para orangtua yang meminta permohonan batas waktu pendaftaran karena terkendala biaya.
Ketua Pelaksana PPDB SMK Bisnis dan Teknologi (Bistek) Kota Bekasi, Riono menyampaikan, sekolahnya ramai dikunjungi oleh para orangtua calon peserta didik setelah ditutupnya tahap pertama PPDB Provinsi Jawa Barat. Orangtua yang datang dengan keperluan beragam.
“Sebagian ada yang hanya mencari informasi mengenai PPDB, ada juga yang meminta kerenggangan waktu untuk melakukan pendaftaran,” ujar Riono kepada Radar Bekasi, Minggu (18/6).
Ia menjelaskan, orangtua calon peserta didik yang meminta perpanjangan waktu pendaftaran karena harus menyiapkan biaya pendaftaran. Jumlahnya cukup banyak ada sekitar 18 orang.
Adapun biaya yang harus disiapkan Rp1,6 juta untuk jurusan Administrasi Perkantoran dan Perbankan biaya yang harus disiapkan Rp1,6 juta dan Rp1,9 juta untuk jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM). Biaya tersebut diperuntukan untuk biaya uang gedung, SPP satu bulan, dan praktik selama tiga tahun kedepan.
“Rata-rata dari mereka yang meminta kerenggangan waktu karena sudah pesimis untuk masuk negeri, tapi untuk masuk swasta terkendala dengan biaya pendaftaran,” jelasnya.
Pada PPDB tahun ini, SMK Bistek memiliki daya tampung 350 siswa. Sampai dengan saat ini, jumlah pendaftar tercatat baru 172 siswa. Banyaknya kuota yang belum terisi membuat pihak sekolah membuat kebijakan kerenggangan waktu pendaftaran.
“Kami berikan waktu karena memang dari kuota yang kami miliki masih cukup banyak yang kosong,” katanya.
BACA JUGA: Prapendaftaran PPDB Kota Bekasi, Pendaftar Terkendala Syarat KK Barcode
Berdasarkan keputusan, orangtua diberikan kerenggangan waktu pendaftaran antara satu sampai dua minggu atau hingga awal Juli 2023 agar bisa menyiapkan biaya untuk anaknya masuk sekolah.
Hal senada disampaikan Kepala SMA Tulus Bhakti (TB) Kota Bekasi, Margo Cahyono. Menurutnya, sekolahnya cukup banyak dihadiri oleh calon peserta didik untuk mengambil formulir pendaftaran.
Dikatakan, beberapa calon peserta didik ada yang meminta untuk diberikan kerenggangan waktu pendaftaran. “Memang ada yang seperti itu, di kami sendiri lima calon peserta didik yang meminta untuk diberikan waktu. Mereka yang meminta waktu biasanya karena memang memiliki keinginan cukup besar untuk masuk dan takut akan kehabisan kuota, karena sudah gak percaya diri juga buat masuk negeri,” katanya.
Diakui, sekolah memberikan kerenggangan waktu sampai dua minggu bagi pendaftar. “Kami berikan renggang waktu satu sampai dua minggu agar mereka bisa kembali dan melakukan pendaftaran, karena dari orangtua memang minta ditunggu agar bisa minimal bisa membayarkan uang pendaftaran,” jelasnya.
Pada tahun ini, SMA TB membuka biaya pendaftaran di angka Rp3,3 juta yang diperuntukan untuk uang gedung, SPP selama satu bulan, kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), serta seragam sekolah. Ia menegaskan, pihak sekolah memberikan keringan bagi calon peserta didik tak mampu.
“Jika CPD terkendala biaya mereka bisa membayar 50 persen dahulu atau memang mereka tidak bisa memenuhi 50 persen tadi, bisa dibayarkan sesuai dengan kemampuan orangtua terlebih dulu,” ucapnya.
Menurutnya, sekolah swasta memiliki ketentuan dalam pendaftaran harus dilakukan pembayaran minimal 50 persen. PPDB tahun ini, SMA TB memiliki daya tampung 252 siswa baru.
BACA JUGA: 20 Ribu Siswa Gagal Seleksi PPDB
Sementara ini sudah ada sekitar 150 pendaftar dengan jumlah pendaftar pasti sebanyak 50 calon peserta didik. “Yang sudah pasti ada 50 pendaftar atau sudah melakukan pembayaran pada proses pendaftaran, sisanya mereka sudah mengambil formulir kami tinggal menunggu saja,” jelasnya.
Orangtua siswa, Moro mengaku, dirinya telah mengunjungi beberapa sekolah swasta untuk mencari informasi dan mengambil beberapa formulir pendaftaran untuk anaknya yang tahun ini akan masuk sekolah. Anaknya masih menunggu pengumuman sekolah negeri yang akan disampaikan pada 20 Juni 2023.
“Anak saya sudah coba buat masuk negeri, tapi memang kata anak coba cari sekolah swasta karena takut gak keterima. Jadi sekarang ini mulai cari info dan nyari-nyari formulir pendaftaran swasta,” jelasnya.
Referensi sekolah bagi anaknya akan disesuaikan dengan kondisi ekonominya.
“Sudah ada beberapa referensi sekolah, dari beberapa sekolah yang sudah didatangi memang ada yang sesuai. Tapi tetap kami nunggu sampai uang itu ada, seenggaknya udah punya ancang-ancang dan tahu untuk anggaran sekolah yang bakalan keluar,” terangnya.
Sebagai salah satu wirausaha dengan penghasilan yang tidak menentu, biaya masuk sekolah anak menjadi hal yang harus dipersiapkan dengan matang. Namun demikian disampaikan keperluan mendesak lainnya juga menjadi pertimbangan.
“Masuk sekolah pas banget setelah Lebaran, biasanya Lebaran banyak keluarin uang, terus ada lagi kebutuhan mendesak entah anak sakit atau ada hal lainnya. Jadi untuk uang sekolah harus ya harus disiapin lagi,” pungkasnya. (dew)