Berita Bekasi Nomor Satu

TBM Kesulitan Peroleh Buku Konvensional

AMBIL BUKU: Seorang anak mengambil buku yang hendak dibaca dalam rak Taman Baca Masyarakat (TBM), di Bojongmangu, Kabupaten Bekasi, belum lama ini. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi terus berupaya meningkatkan minat baca masyarakat, khususnya anak-anak seiring berkembangnya teknologi digitalisasi menjadi salah satu faktor bertumbuhnya buku digital atau e-book, yang akan berdampak terhadap berkurangnya peredaran buku konvensional. 

 

Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (TBM) Kabupaten Bekasi, Ira Pelitawati menjelaskan, minat baca masyarakat di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan, namun pemahaman tentang literasi masih cukup rendah. Kondisi itu disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan informasi yang baik dan benar, termasuk hoaks atau palsu.

 

“Minat baca masyarakat di Kabupaten Bekasi lumayan meningkat selama pandemi. Hanya saja, pemahaman literasi masih rendah dengan banyaknya informasi hoax yang beredar. Masyarakat belum bisa memilah dan memilih dengan benar mana informasi yang benar dan palsu,” kata Ira saat dihubungi Radar Bekasi, Minggu (9/7).

 

Diakuinya, saat ini di Kabupaten Bekasi terkendala akses buku konvensional. Meski ada beberapa platform yang menyediakan buku digital, namun peminat buku konvensional masih tinggi. Dan saat ini bahan buku bacaan konvensional di Kabupaten Bekasi sangat dibutuhkan oleh beberapa TBM.

 

“Toko buku di Kabupaten Bekasi sangat minim, dan ini menjadi salah satu kendala untuk mengakses buku konvensional, meskipun perpustakaan digital dari e-bekasikab dan i-perpusnas mudah didownload. Tetap yang namanya buku fisik banyak peminat ketimbang buku digital (e-book). Saya berharap, penulis cerita anak-anak mampu berkarya selancar buku fiksi. Mungkin anak-anak lebih tertarik dengan buku ketimbang gawai,” ucap Ira.

 

Perlu diketahui, saat ini TBM di Kabupaten Bekasi menjadi salah satu garda terdepan literasi. Jumlah TBM pun kian menyusut sejak pandemi Covid-19 lalu yang mencapai 115 TBM. Namun berdasarkan data pada 2023, hanya tersisa 53 sampai 60 TBM yang masih aktif di Kabupaten Bekasi.

 

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Entah Ismanto mengklaim, minat baca di Kabupaten Bekasi masih kurang. Menurutnya, edukasi tentang minat baca ini sangat penting untuk mendukung visi Indonesia Emas Tahun 2045. Dimana guna mendukung visi pemerintah pusat itu, pemerintah daerah diminta untuk mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) sejak dini, agar dapat mengisi ruang-ruang pemerintahan hingga berkiprah pada tingkat dunia.  

 

“Terkait minat baca masih sangat penting, karena di Kabupaten Bekasi saat ini masih kurang. Visi kami Tahun 2045 tentu mempersiapkan SDM dari sedini mungkin, yang pada akhirnya anak-anak bisa mengisi ruang di pemerintahan maupun sektor-sektor lain, sehingga bisa berkiprah di tingkat dunia,” tutur Entah.

 

Menurutnya, untuk mengedukasi minat baca anak-anak sebagai penerus bangsa, bisa didorong melalui taman baca, sehingga dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap literasi dan edukasi lain, yang diprogramkan oleh taman baca.

 

“Dengan membaca, itu akan menambah pengetahuan anak-anak. Sehingga muncul satu kecintaan terhadap literasi dan juga edukasi melalui taman baca ini,” beber Entah.

 

Sedangkan Bunda Literasi Kabupaten Bekasi, Ria Dani Ramdan menilai, bahwa taman baca di Kabupaten Bekasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan anak-anak yang semakin berkurang. 

 

“Salah satu cara dalam mendorong minat baca masyarakat dan anak-anak, tentu harus memperbanyak taman baca, sehingga tingkat literasi semakin baik di Kabupaten Bekasi,” harap Ria. (ris)