RADARBEKASI.ID, WASHINGTON – Matahari diperkirakan akan menghujani Bumi dengan badai solar bersekala besar pada 2025.
Ada kekhawatiran bahwa fenomena itu akan membawa banyak kerusakan di Bumi, termasuk internet.
Para ahli di National Oceanic and Atmospheric Administration atau Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional menyatakan Matahari akan mencapai puncak siklusnya pada 2025. Akibatnya ialah akan terjadi badai matahari.
BACA JUGA: Potensi Badai Besar yang Bakal Terjang Jabodetabek Besok, Peneliti Ini Bilang Begini
Lembaga yang bermarkas di Washington, Amerika Serikat (AS) itu menjelaskan melacak dan memprediksi badai matahari memberikan gambaran kasar tentang efeknya, yakni pemadaman total radio hingga badai geomagnetik dan radiasi.
“Beberapa sistem jaringan mungkin akan mengalami keruntuhan atau pemadaman total,” ujar National Oceanic and Atmospheric Administration seperti dikutip Daily Star.
Memang badai matahari itu bukan hal aneh. Para ahli mencatat sejak 1755 telah terjadi 25 badai matahari.
BACA JUGA: Waspada Ancaman Badai Topan Pekan Ini
Namun, kali ini para ahli begitu waswas karena siklus badai matahari lebih cepat ketimbang biasanya. Para ahli juga melihat lebih banyak letusan dan bintik matahari daripada yang pernah diperkirakan.
Badai matahari memuat gelombang elektromagnetik. Jika ukurannya cukup besar, gelombang itu bisa menimbulkan efek destruktif terhadap Bumi.
Kekhawatiran akan ‘kiamat internet’ kian mengemuka sejak Asisten Profesor Ilmu Komputer Universitas California Sangeetha Abdu Jyothi menyampaikan makalahnya yang berjudul Solar Superstorms: Planning for an Internet Apocalypse pada 2021.
BACA JUGA: Kapal Dihantam Badai, Atraksi Ribuan Kalong Keluar Sarang Terlewat
Sangeetha menuliskan soal Coronal Mass Ejection (CME) atau pelemparan massa lingkaran luar Matahari yang disertai materi bermuatan listrik dan medan magnet. Ketika mencapai Bumi, massa itu langsung berinteraksi dengan medan magnet Bumi dan menghasilkan arus terinduksi geomagnetik (GIC).
“Singkatnya, kami tidak tahu seberapa tangguh infrastruktur internet saat ini terhadap ancaman CME!” ujar Sangeetha dalam twitnya. (jpnn)









