RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang menimpa bayi lima tahun (balita) di Kabupaten Bekasi, mengalami peningkatan dalam dua bulan ini.
Pasalnya, kondisi kemarau panjang yang terjadi saat ini, menyebabkan udara tidak sehat untuk para balita, yang memang ketahanan tubuhnya masih sangat rentan. Oleh karena itu, para orang tua disarankan agar lebih memperhatikan kondisi anak-anaknya.
“Kalau dari data, kasus Ispa meningkat di bulan Agustus dan September,” kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriadinata, kepada Radar Bekasi, Selasa (5/9).
Dari data yang ada di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bekasi, selama bulan Agustus 2023, balita yang terpapar Ispa meningkat drastis, apabila dibandingkan pada tahun 2022 lalu. Tercatat, dari laporan Ispa sepanjang bulan Agustus di Kabupaten Bekasi mencapai 13.946 orang, jumlah tersebut mulai dari usia satu sampai lima tahun. Kemudian lima sampai sembilan tahun. Lalu sembilan sampai 60 tahun, dan terakhir usia 60 tahun keatas.
Jumlah penderita Ispa tersebut melonjak dibandingkan pada bulan Agustus 2022 lalu. Dimana pada bulan Agustus 2022, angka penderita Ispa hanya 13.097. Kemungkinan lonjakan kasus Ispa bakal terjadi juga pada bulan September 2023 ini.
Menurut Supri, penyebab meningkatnya kasus Ispa pada anak, disebabkan beberapa faktor, salah satunya perubahaan cuaca, seperti sekarang musim kemarau. Alhasil dengan kondisi saat ini, membuat udara kurang bersih, sementara kondisi tahan tubuh balita masih sangat rentan, dan sangat mudah terpapar Ispa.
“Paling banyak balita. Ini disebabkan karena sedang musim kemarau,” bebernya.
Supri menjelaskan, balita yang terpapar Ispa biasanya merasakan demam, batuk-pilek, sakit tenggorokan, dan sesak nafas. Untuk mencegah itu, ia menyarankan, agar sebaiknya para orang tua lebih memperhatikan anak-anaknya, kemudian memberikan asupan makanan yang bergizi, terpenting kurangi aktivitas di luar rumah. Terutama bagi yang tinggal diperkotaan.
“Paling banyak yang terpapar Ispa itu balita di wilayah perkotaan, karena mobilitas kendaraan yang tinggi. Seperti di wilayah Cikarang dan Tambun Selatan. Untuk pencegahan, banyak minum, makanan yang bergizi, kurangi aktivitas di luar rumah,” saran Supri. (pra)