Berita Bekasi Nomor Satu

Sikap Ketum Parpol Koalisi Indonesia Maju Dipertanyakan  

Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Penunjukan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Calon Presiden (Capres), Prabowo Subianto, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih menyita perhatian publik.

Terlebih, mengenai keputusan para ketua umum partai di Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang kompak menerima Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres Prabowo.

“Kalau saya melihatnya mereka seperti kehilangan akal sehat, para ketua umum partai yang berada di koalisi Indonesia Maju,” ujar Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah, kepada Radar Bekasi.

Diketahui, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah dideklarasikan oleh Koalisi Indonesia Maju yang berisikan Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PSI, PBB, Garuda, Gelora dan Partai Prima. Pasangan tersebut mendaftar sebagai Capres-Cawapres ke Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (25/10/2023).

BACA JUGA: Prabowo Mania 08 Kabupaten Bekasi Targetkan Kemenangan 80 Persen

Roy menilai kontestasi Pilpres menentukan pimpinan negara lima tahun kedepan, bukan hanya adu peruntungan. Saat ini Prabowo Subianto sudah berusia 72 tahun. Kata Roy, apabila bicara teori mortalitas, seseorang yang berusia 70 tahun dari segi fisik pasti ada penurunan. Misalkan pasangan ini ditakdirkan menang, lalu kondisi Prabowo sedang sakit atau berhalangan, otomatis yang menggantikan wakilnya.

Roy meragukan jika Gibran saat terpilih dan momentum menggantikan Prabowo harus berbicara maupun berpidato di tingkat dunia. Pada saat dia harus memutuskan negara dalam kondisi genting. Termasuk pada saat dia harus melaporkan segala sesuatu di badan-badan internasional. Pada situasi ini taruhannya 300 juta rakyat Indonesia.

“Makanya saya menganggap para pimpinan partai itu seperti kehilangan akal sehat. Tidak berpikir apa yang akan terjadi kedepan. Saya melihatnya seperti itu,” ungkapnya.

“Mungkin ada hal-hal non teknis. Kalau yang bersifat dengan bargaining-bargaining tanpa isian, saya pikir tidak semudah itu mereka digiring oleh Jokowi,” sambungnya.

Dia juga menyinggung etika politik Gibran setelah dideklarasikan sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres). Menurutnya, sejatinya Gibran menyampaikan pengunduran diri sebagai wali kota, karena sudah diusung. Apalagi yang mengusung Partai Golkar. “Bicara etika harusnya begitu, walaupun memang banyak kontroversi dari awal sampai keputusan MK dan segala macam,” ungkapnya. (pra)