RADARBEKASI.ID, BEKASI – Peran guru aktif dan kreatif sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) sebagai fasilitator dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
“Keberadaan guru aktif dan kreatif sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan program P5 untuk penerapan Kurikulum Merdeka, ddi dalamnya guru berperan sebagai fasilitator atau pendamping,” Kepala SMPN 34 Kota Bekasi, Arief Purnama kepada Radar Bekasi, Minggu (12/11).
Menurut Arief, peran guru sebagai fasilitator atau pendamping melibatkan tiga tugas utama. Yakni melakukan investigasi masalah, merumuskan masalah, dan mengambil keputusan. Arief menekankan tiga poin penting peran yang sangat diharapkan siswa dari fasilitator atau pendampingnya.
Dalam program P5, siswa memiliki tanggung jawab untuk menentukan beberapa kegiatan atau tema secara khusus. Dalam konteks ini, tema yang dipilih perlu melibatkan investigasi masalah, perumusan masalah, dan pengambilan keputusan.
“Tujuan dari program P5 ini, intinya adalah kerjasama tim, biasanya di dalam tema yang ditentukan ada saja masalah yang muncul. Sehingga dibutuhkan investigasi masalah, kemudian dari permasalahan itu, bagaimana cara menyelesaikannya dengan merumuskan suatu persoalan, hingga pada akhirnya diambil suatu keputusan,” terangnya.
Sementara dari program P5 itu nantinya, akan terbentuk siswa yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila, sehingga kreativitas dan kerjasama yang baik akan muncul.
“Kreativitas dan kerjasama yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila itu akan terlihat, khususnya dalam program P5 ini,” ujar Arief.
BACA JUGA: Penerapan P5 Kebanyakan Gunakan Sistem Blok
Sementara, Pengawas Gugus I II dan IV SD Kota Bekasi, Supyanto, bahwa peran guru dalam program P5 adalah sebagai fasilitator atau pendamping bagi para peserta didik.
“Keberadaan guru itu sangat dibutuhkan dan sangat penting bagi siswa, khususnya dalam program P5, guru dapat menjadi teladan, menuntun, fasilitator atau mediator bagi para peserta didiknya,” tandas Supyanto.
Lanjutnya, tugas guru dalam program P5 lebih kepada pembinaan karakter, melalui tahapan kegiatan berupa pengenalan, kontekstualisasi, aksi, refleksi dan juga tindak lanjut.
“Proses ini dibutuhkan guru yang aktif dan kreatif, bahkan lebih jauh lagi, tetap yang diutamakan adalah keteladanan dan karakter guru, sebagai idola bagi siswa,” pungkasnya. (dew)











