RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ada banyak kebiasaan orangtua yang tanpa disadari bikin rusak psikologis anak. Kebiasaan buruk berulang dan mempengaruhi psikologis anak itu dapat melahirkan Toxic Parents. Yaitu, perilaku toxic dalam mengasuh anak yang tanpa disadari merusak psikologis anak, baik mental maupun fisik anak.
Toxic Parents itu biasanya berlindung di balik dalih , untuk kebaikan si buah hati yang ternyata justru kebalikannya, menyaikiti perasaan sang anak.
Dilansir dari kanal Youtube Psych2Go, lebih dari 50 ribu anak di Amerika masuk dalam kategori korban kekerasan emosional.
BACA JUGA: Kesehatan Mental Dalam Keluarga
Berikut 8 kebiasaan Toxic Parents yang yang dapat merusak psikologis anak:
1. Merendahkan Penampilan Anak
Merendahkan orang lain dengan mengomentari penampilan seseorang merupakan perilaku yang tidak pantas untuk dilakukan.
Apalagi jika dilakukan terhadap anaknya sendiri. Menghina penampilan dengan kata- kata seperti ‘kamu terlalu gendut’, ‘kamu jelek’, ‘kamu pendek’.
Jika terus menerus dilakukan, maka akan menghancurkan rasa ketidakpercayaan diri mereka.
Orangtua seharusnya mengajarkan, bagaimana cara mencintai diri sendiri dan lebih bijak menyikapinya. Agar kedepannya anak dapat melakukan introspeksi diri pada diri mereka.
BACA JUGA: Prophetic Teaching dan Parenting di Tengah Wabah Pandemi Coronavirus
2. Sangat Provokatif Terhadap Perilaku Anak
Bersikap provokatif terhadap perilaku anak juga termasuk pada ciri- ciri toxic parents. Kebiasaan bertanya pada anak seperti “mengapa kamu bersikap aneh?”, “mengapa caramu berbicara seperti itu?” adalah contoh dari kalimat yang memprovokasi anak.
Kebanyakan anak- anak cenderung mempercayai semua perkataan orang tua. Akan tetapi, jika ucapan yang dilontarkan bersifat sarkastik. Maka akan membuat anak merasa bahwa ada sesuatu yang salah dari dirinya.
Hal itu akan membuat anak susah menjadi diri mereka sendiri. Karena akan selalu diselimuti oleh perasaan yang takut dan tidak nyaman, bahkan hingga dewasa nanti.
BACA JUGA: Peluncuran Buku Amatullah Basiimah, Sahabat Tuli Berprestasi
3. Bersikap Egois Kepada Anak
Jika sedang dalam keadaan marah, seringkali orang tua mengatakan “saya menyesal melahirkanmu”, “saya berharap kamu tidak pernah lahir”. Kalimat- kalimat yang seperti itu sangat menunjukan sikap egois dari orangtua.
Menjadi orangtua yang baik seharusnya tidak pernah mengatakan hal- hal yang seperti itu kepada anaknya. Karena itu semua akan membuat anak, merasa tidak layak untuk hidup dan tidak seharusnya ada di dunia ini sejak awal.
Jika sering terjadi, anak akan mengalami depresi atau bahkan yang lebih parah lagi menyakiti dirinya sendiri. Seharusnya, sebagai orangtua harus bisa membuat anak merasa lebih dicintai dan juga dihargai.
BACA JUGA: Memaknai Bahasa Cinta Dalam Keluarga
4. Menganggap Anak Sebagai Beban
Seringkali didapati orangtua mengeluh kepada anaknya dengan mengatakan “sulit sekali merawatmu”, “kamu membuat saya mengeluarkan uang banyak”. Hal itu merupakan keluhan orangtua yang menganggap anak adalah beban bukan sebuah anugerah.
Ketika orangtua menganggap anak sebagai beban dan penghambat dalam kehidupan keluarga. Maka akan berdampak serius pada psikologis anak, terutama pada perkembangan emosional.
Kedepannya anak akan enggan bercerita dan menjadi takut untuk mengekspresikan perasaannya kepada orangtua.
5. Membanding- bandingkan dengan Anak Lainnya
Banyak terjadi di lingkungan sekitar, kejadian orangtua yang selalu membanding- bandingkan anaknya dengan saudara, sepupu, keponakan atau bahkan tetangganya. Hal- hal itu akan mengurangi rasa percaya diri anak.
Mereka juga akan berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah baik di pandangan orang tuanya bagaimanapun usahanya.
Hingga akhirnya akan muncul rasa iri pada anak karena tidak diperlakukan sama oleh orangtuanya. Sebagai manusia dewasa, seharusnya orangtua dapat memberikan dukungan untuk perkembangan anaknya.
6. Bersikap Abusive atau Merendahkan Anak
Bersikap abusive atau merendahkan anak dengan mengucapkan perkataan kasar yang begitu nyata. Seperti “kamu bodoh”, “kamu tidak berguna”, itu akan merusak harga diri dan mental anak. Maka, penting bagi orangtua untuk selalu mendukung dan percaya pada kemampuan anak.
7. Mengancam Meninggalkan Anak
Jika orangtua seringkali mengancam anaknya untuk ditinggalkan. Kedepannya anak akan merasa takut, bahwa orang- orang yang ia sayangi akan meninggalkan mereka karena kepribadian mereka.
Sehingga ketika dewasa nanti, anak akan takut memulai hubungan dengan siapa pun. Karena akan selalu ada rasa takut bahwa dirinya akan ditinggalkan.
8. Memberikan Janji Palsu
Saat orangtua pernah menjanjikan sesuatu kepada anak untuk memberikannya sesuatu yang menarik jika ia melakukan tugas rumah, akan tetapi orangtuanya tidak membelikan barang tersebut. Maka hal itu akan menghancurkan kepercayaan anak.
Hal itu, membuat anak merasa dikhianati. Sebenarnya memberikan janji palsu pada anak, akan membuatnya tidak percaya lagi kepada orang lain dalam kehidupannya esok.
Itulah delapan kebiasaan Toxic Parents yang dinilai dapat merusak psikologis anak sejak kecil. (jpc)