Berita Bekasi Nomor Satu

Jembatan Babelan Bekasi Ditutup, Pengguna Eretan Meningkat

GUNAKAN ERETAN: Sejumlah pengendara menyeberangi Kali Bekasi menggunakan eretan Jalan Warung Ayu Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Rabu (13/12/2023) pagi. ARIESANT/RADAR BEKASI

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Puluhan pengendara antre untuk menyeberangi Kali Bekasi menggunakan eretan Jalan Warung Ayu Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi, Rabu (13/12/2023) pagi.

Eretan atau perahu penyeberangan itu menghubungkan antara wilayah Babelan dengan Tambun Utara. Sejak ditutupnya jembatan besi Babelan untuk kegiatan rekonstruksi dan peningkatan jalan, mobilitas warga yang memanfaatkan eretan tersebut mengalami peningkatan. Terutama pada pagi hari dan sore hari.

Untuk menggunakan eretan ini, pengendara motor dikenakan tarif sebesar Rp2.000, sementara pejalan kaki dikenakan tarif Rp1.000. Berdasarkan pantauan, pengendara motor mendominasi menggunakan eretan tersebut ketimbang para pejalan kaki.

Ada yang mengantarkan anak-anak sekolah, bekerja, hingga pedagang sayur mayur. Setiap kali menyeberang, eretan tersebut mampu mengangkut 11 hingga 12 kendaraan motor beserta pengendaranya.

“Udah tiga hari rame terus pagi sore sampai malem hari. Lumayan nambah pemasukan,” kata Alfin yang sibuk menarik perahu.

Sementara itu, Reza (37) menyatakan bahwa ia terpaksa menggunakan eretan tersebut untuk mencapai Pasar Babelan. Ia mengantar ibunya yang akan berbelanja untuk keperluan berjualan lauk matang di kediamannya. Biasanya jika jembatan besi tidak ditutup, ia selalu melewati jembatan tersebut.

BACA JUGA: Pemkab Bekasi Komitmen Majukan UMKM

“Udah 10 menit nunggu, terpaksa lewat sini jadi agak jauh sama macet-macetan, lewat jembatan besi ditutup dari Senin kemarin. Kalau lewat sini jam 7an udah rame banget,” ujarnya saat menunggu antrean eretan.

Setiap hari, Reza mengeluarkan biaya Rp4.000 untuk pulang-pergi menyeberangi sungai menggunakan eretan. Meskipun jumlah tersebut mungkin terlihat kecil, namun hal ini tetap menambah pengeluaran Reza dan ibunya. Reza berharap dengan selesainya perbaikan jalan di jembatan Pasar Babelan, hal ini dapat mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkannya.

Berbeda dengan Rangga (20), sengaja memanfaatkan layanan eretan untuk menghindari kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di simpang jembatan besi Karangsatria Tambun Utara. Mahasiswa di salah satu universitas swasta di Kota Bekasi ini tidak menggunakan jasa eretan setiap hari, hanya saat memiliki kuliah pagi saja.

“Di jembatan besi kalau pagi itu bisa setengah jam gak gerak. Kalau lewat sana kuliah telat. Jadi saya milih lewat eretan warung ayu nanti langsung lewat wisma asri,” ungkapnya. (ris)

 

 

 

 

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin