RADARBEKASI.ID, BEKASI – Banjir masih melanda sejumlah permukiman warga di wilayah Kabupaten Bekasi hingga Senin sore (8/1/2024). Warga terdampak menantikan bantuan dari pemerintah.
Di Perumahan Bumi Cahaya Residence Desa Sindangmulya Kecamatan Cibarusah, ketinggian air masih sekitar 30 sentimeter. Banjir di perumahan tersebut dipicu oleh curah hujan tinggi dan limpasan air dari perumahan sekitar. Banjir terjadi sejak Minggu (7/1/2024) dengan ketinggian air bervariasi antara 40 sentimeter hingga 80 sentimeter. Banjir ini merupakan kejadian pertama 2024 dan menjadi yang terparah dialami oleh ratusan warga di perumahan tersebut.
Salahsatu warga, Edi Wasnedi (46), menyampaikan bahwa hujan mulai mengguyur perumahan tempat tinggalnya pada Minggu sore (7/1/2024) sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika menjelang magrib sekitar pukul 18.00 WIB, air mulai naik dan masuk ke rumah-rumah warga. Sistem drainase yang buruk menjadi penyebab banjir tak kunjung surut.
“Ada juga jebolan dari perumahan sebelah, sehingga air masuk ke perumahan sini. Pembuangan airnya yang kurang lancar. Sekarang ini udah 24 jam masih seperti ini masih masuk ke dalam rumah. Ketinggian air sekarang 40 sentimeter ya, kemarin itu mencapai 70-80 sentimeter,” ungkap Edi saat dijumpai di tempat tinggalnya.
Edi berharap agar pihak developer dan pemerintah Kabupaten Bekasi dapat memberikan solusi untuk mencegah lingkungan perumahan yang dihuninya terkena banjir saat hujan turun, seperti perbaikan sistem drainase. Hingga Senin (8/1/2024) sore, belum ada bantuan logistik dari pemerintah setempat.
Warga pun mengandalkan dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. “Untuk bantuan belum ada, paling kita dari dana pribadi aja buat makan minum. Pekerjaan juga meliburkan diri masalahnya aksesnya, motor keluar dari rumah udah gak bisa. Dan anak-anak sekolah sebagian ada yang meliburkan diri sendiri ada yang maksa masuk. Rata-rata yang rumah terendam meliburkan diri karena akses jalan motor kita gak bisa lewat karena terlalu tinggi airnya,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua RT 03 RW 06, Santi Dwi Karyanti, mengatakan dari 350 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni perumahan Bumi Cahaya Residence, sebanyak 90 persennya terdampak banjir. Wilayah blok B paling parah mengalami banjir dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter.
“Penyebab air belum surut drainase sama kiriman dari perumahan sebelah. Disini jumlah KK sekitar 350, yang terdampak terendam 90 persennya,” ujar Santi.
BACA JUGA: Waspada! “Pekan Banjir” Telah Tiba
Menurutnya, ketika air merangsek masuk ke permukiman warga pada malam Minggu (7/1/2024), beberapa warga memilih mengungsi di masjid setempat yang dijadikan posko banjir. Namun, ada juga warga yang memilih bertahan untuk menjaga barang-barang di rumah mereka. Saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mengatasi banjir yang belum kunjung surut.
“Ini lagi ngambil mesin pompa, tadi udah pengajuan dari BPBD, karena tadi pagi udah ditinjau langsung oleh lurah, camat, BPBD, koramil,” tandasnya.
Sementara, banjir juga masih merendam permukiman warga di Perumahan Cikarang Baru Desa Jayamukti Kecamatan Cikarang Pusat. Banjir disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi.
Kawasan permukiman ini sempat surut setelah banjir pada Kamis (4/1/2024) yang disebabkan oleh jebolnya tanggul Kali Cilemahabang dengan panjang 25 meter. Penyebab jebolnya tanggul kali yang mengaliri beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi ini karena tidak mampu menahan derasnya air hujan yang pada saat itu turun dengan intensitas tinggi.
“Penyebab jebolnya tanggul karena arusnya sangat deras dan lokasi yang jebol berada di tikungan luar sungai. Jadi tanggul tanahnya tidak dapat menahan arus sungai Cilemahabang yang sangat deras. Panjang tanggul yang jebol sekitar 25 meter, kejadiannya Kamis sore,” ujar Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Dinas SDABMBK Kabupaten Bekasi, Sukmawati.
Setelah menerima laporan tanggul yang jebol, Sukmawati beserta timnya dan unsur dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta pihak lainnya segera menuju lokasi untuk mengevaluasi kondisinya.
Kemudian langsung dilakukan penanganan sementara dengan menggunakan bambu dan karung pasir. Pengerjaan tanggul darurat berhasil diselesaikan pada malam itu juga.
“Malam itu juga langsung dibuat tanggul darurat, bekerjasama antara Pemkab Bekasi, BPBD, BBWSCC dan Jababeka. Sebelumnya kita sudah buatkan tanggul, tapi sifatnya sementara hanya menggunakan tanah. Tanggul darurat dibuat untuk antisipasi apabila curah hujan tinggi,” katanya.
BACA JUGA: Empat Titik Tanggul Sungai Citarum Kritis, Muaragembong Rawan Banjir
Setelah penanganan dengan tanggul darurat curah hujan tetap tinggi, namun tanggul darurat berhasil menahan derasnya air di Kali Cilemahabang. Terkait pembuatan tanggul permanen, Sukmawati menyampaikan bahwa hal tersebut memerlukan koordinasi dengan unsur dinas lainnya yang berada di Pemkab Bekasi.
“Ya untuk pembuatan tanggul permanen, kita bahas bersama-sama dulu,” tuturnya.
Dirinya memastikan bahwa tanggul Kali Cilemahabang ini jebol karena curah hujan yang tinggi, bukan karena air kiriman. Mengingat Kali Cilemahabang hulunya berada di Cibarusah. Akibat jebolnya tanggul ini, Sukmawati menuturkan bahwa puluhan rumah terendam banjir dengan ketinggian air bervariatif mulai dari 20-40 sentimeter. Meski terendam banjir, namun warga di sekitar enggan mengungsi ke tempat lain.
“Nggak sampai ada yang mengungsi, karena malam itu juga langsung surut. Jadi pada awal 2024 ini, baru ada satu tanggul yang jebol. Mudah-mudahan nggak ada lagi tanggul yang jebol,” jelasnya. (ris/pra)