RADARBEKASI.ID, BEKASI – Menyusutnya jumlah Daerah Pemilihan (Dapil) di Kota Bekasi diikuti oleh perubahan cakupan wilayahnya, salah satunya Dapil V. Perubahan wilayah di Dapil V ini berpotensi melemahkan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Incumbent, meskipun tetap memiliki keunggulan sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Pada Pemilu 2019 lalu, Dapil V meliputi wilayah Kecamatan Pondok Gede dan Pondok Melati. Pada Pemilu 2024 ini, cakupan wilayahnya berubah, yakni Kecamatan Pondok Gede dan Bekasi Barat.
Total ada delapan Caleg Incumbent di Dapil ini, akan bertarung dengan 158 Caleg lainnya untuk memperebutkan 10 kursi DPRD Kota Bekasi. Delapan Caleg Incumbent tersebut adalah Puspayani dari partai Gerindra, Janet Aprilia Stanzah dari PDI Perjuangan, Faisal dan Marta HM Tohir dari partai Golkar, Saifuddaulah dari PKS, Arwis Sembiring Meliala dari partai Demokrat, Bambang Supriyadi dari PPP, dan Sayadih dari PAN.
Hasil simulasi Radar Bekasi masih memunculkan mayoritas nama incumbent. Namun, tingkat elektabilitas tinggi justru dimiliki oleh nama-nama baru.
Pengamat Politik Bekasi, Roy Kamarullah menyampaikan bahwa dampak dari perubahan Dapil ini tidak bisa dihindari oleh Incumbent. Secara politik, perubahan Dapil semacam ini cenderung merugikan bagi Caleg Incumbent.
“Perubahan dapil untuk Incumbent biar bagaimanapun pasti berpengaruh. Sebab yang namanya Incumbent itu kan dia sudah punya basis massa,” ungkapnya, Rabu (10/1).
Selama menjadi anggota DPRD kata Roy, sosok Incumbent ini telah merawat konstituen mereka di daerah yang tergabung pada satu dapil pada Pemilu sebelumnya.
BACA JUGA: Pertaruhan Elit Partai di Dapil III
Meskipun, tidak bisa dipungkiri Incumbent memiliki sederet kelebihan dibandingkan dengan Caleg baru, mulai dari statusnya sebagai anggota DPRD hingga pengalaman yang mumpuni dalam kontestasi Pemilu. Kelebihan ini membuat masyarakat mudah mengenali sosok Incumbent, sebagian besar telah mengetahui nama tertentu yang saat ini duduk sebagai anggota DPRD.
Terlebih, rumusan Dapil ini tidak begitu saja ada, melainkan telah dirumuskan sebelum memasuki tahapan Pemilu. Sehingga setiap Caleg termasuk Incumbent memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri sejak jauh hari.
“Cuma, paling tidak hasil pecahan (wilayah di Dapil) yang bukan basis (massa), Incumbent ini seperti akan membuka lahan baru. Tidak seperti tempat lama yang sudah berbasis,” tambahnya.
Salah satu Caleg Incumbent dari partai Golkar, Faisal menyampaikan bahwa saat ini dirinya tengah fokus di wilayah Kecamatan Pondok Gede guna menyongsong hari pemungutan suara. Sementara wilayah kecamatan lain, menurutnya tidak boleh diabaikan dalam massa kampanye yang relatif singkat ini.
“Pastinya ada (tantangan di wilayah yang baru), tapi karena saya fokusnya di Pondok Gede jadi saya juga tidak begitu fokus di Bekasi Barat. Kembali lagi kesanggupan kita Maintenance waktu, mengingat waktu yang terbatas,” paparnya.
Faisal mengaku pergerakan di lingkungan masyarakat sudah masif dilakukan di tengah waktu yang semakin sempit. Ia mengaku optimis bisa kembali duduk sebagai wakil rakyat.
BACA JUGA: Bersaing Sengit di Dapil ‘Neraka’
“InsyaAllah, kita berdoa,” tambahnya.
Terpisah, salah satu Caleg dari partai Gerindra, Terri Triawan menyampaikan bahwa kompetisi di Dapil empat cukup sengit dan menantang. Menurutnya, banyak nama yang tidak bisa dianggap remeh pada Pemilu 2024 ini.
Bukan hanya dengan Caleg dari partai lain, di internal partai pun saingan berat Terri adalah Puspa Yani sebagai Incumbent.”Dapil lima ini menurut saya banyak jagoannya di setiap partai. Jadi untuk perebutan suara cukup sengit dibawah,” ungkapnya.
Suara Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden (Capres) jadi pintu masuk Terri di lingkungan masyarakat, suara Prabowo di tiap wilayah diyakini bisa memberikan efek pada Caleg-caleg dari partai Gerindra termasuk dirinya.
Segala kemungkinan bisa terjadi di waktu yang tersisa. Setiap Caleg termasuk Terry harus mempertahankan pemilih yang saat ini diyakini sudah menjatuhkan pilihan jika tidak ingin pemilihnya berubah haluan.”Diakhir mungkin saya penguatan suara, di titik-titik yang menurut saya masih belum 100 persen memilih saya,” tambahnya.
Sementara itu, Perebutan kursi di Daerah Pemilihan (Dapil) V Kabupaten Bekasi yang meliputi Kecamatan Tarumajaya, Babelan, dan Muara Gembong, diproyeksi bakal berlangsung sengit (panas). Pasalnya, arena pertarungan di wilayah yang letak geografisnya yang berada di pesisir Laut Jawa ini, hanya memiliki alokasi tujuh kursi. Sementara, Caleg Legislatif (Caleg) pendatang baru yang bertarung bukan politisi ‘kaleng-kaleng’. Mereka juga harus beradu kuat dengan Caleg incumbent.
Ada empat dari tujuh incumbent calon anggota legislatif (caleg) kembali maju, diantaranya Angganita (Partai Demokrat), Ani Rukmini (PKS), Suryo Pranoto (PAN), dan Bhakti Sakti (Gerindra). Sementara incumbent lainnya memilih vakum dan pindah Dapil di Pileg 2024. Semenyara para pendatang baru, Teten Kamaludin (Partai Gerindra), Ade Sukron (Partai Golkar), Marjaya Sargan (Partai NasDem), Galih Felando (Partai Gelora), Muhtadi Muntaha (PBB), dan beberapa nama-nama lainnya.
BACA JUGA: Pamor Artis Tak Menjamin
Pengamat Politik Bekasi Roy Kamarullah mengatakan, wilayah Kelurahan Bahagia, Kecamatan Babelan, menjadi arena perebutan suara di Dapil pesisir ini. Hal itu bisa dilihat dari penyebaran Alat Peraga Kampanye (APK) yang sangat masif di wilayah tersebut. Pertarungan di Dapil pesisir ini tidak seperti Pemilu 2019. Sebab pada Pemilu 2019 itu mereka masih terbantu perolehan suaranya dari Kecamatan Tambun Utara, Sukawangi, dan Tambelang, sehingga pertarungan tidak terlalu ketat di Babelan dan Tarumajaya.
Setelah ada perubahan komposisi Dapil ini, Tambun Utara, Tambelang, Sukawangi, masuk menjadi Dapil IV dengan tambahan Kecamatan Sukatani. Sementara Tarumajaya dan Babelan berada di Dapil V dengan tambahan Kecamatan Muaragembong. Dengan kondisi seperti ini, perolehan suara di satu desa di Babelan bisa menutupi suara di Kecamatan Muaragembong.
“Persaingan tak bisa dihindari terjadi di Kecamatan Babelan. Ini bisa memungkin kandidat yang superior di Dapil lima akan berebut suara di Kelurahan Bahagia. Sengit persaingan disana,” ujarnya.
Sebagai pendatang baru, Marjaya Sargan melihat, arena tarungnya ini bisa dikatakan sebagai Dapil neraka. Sebab apabila melihat komposisi dari masing-masing partai, Caleg yang diusung sangat potensial, karena mempunyai basis massa, mengingat banyak juga yang mempunyai latar belakang sebagai Kepala Desa, Incumbent, mantan anggota DPRD, serta lain-lainnya. Tentu ini menjadi barometer untuk dirinya sebagai Caleg.
“Dengan adanya calon-calon seperti ini, tidak menyurutkan semangat saya. Maka saya semakin terpacu dan termotivasi, bahwa saya akan tunjukan saya menjadi terbaik dari yang baik,” ujar Marjaya, yang juga mengemban jabatan sebagai Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bekasi ini.
BACA JUGA: Petahana Masih Juara Dapil Satu
Meski datang dengan pengalaman pada Pemilu 2014, Ade Syukron Hanas mengaku, masih tetap khawatir dengan pertarungannya di Dapil pesisir ini. Namun demikian, rasa kekhawatirannya itu harus di imbangi dengan optimisme, berdasarkan kerja-kerja yang sudah dilakukan. Dalam konteks merawat jaringan maupun relawan yang sudah terbentuk, sampai nanti kemudian bisa terkonfirmasi menjadi suara.
“Itu yang lebih saya prioritaskan. Kalau kekhawatiran tentu siapa pun ada, tapi harus di imbangi dengan optimisme,” tuturnya.
Pertarungan di Pemilu 2024 ini menjadi tantangan baru untuk dirinya, meski sebelumnya sudah pernah mencalonkan diri sebagai wakil rakyat pada Pemilu 2014. Sebab, perubahaan komposisi yang terjadi di arena tarungnya ini membuat pergerakan dalam meraup suara semakin kecil. “Ini menjadi tantangan baru, yang kemarin masih banyak spot karena lima kecamatan, sekarang karena mengecil. Ini menjadi hal yang baru dan menarik untuk kita bisa memaksimalkan,” ungkapnya.
Sebagai Caleg incumbent, Ani Rukmini memilih tak mau memikirkan siapa-siapa pesaingnya dalam perebutan kursi legislatif di Dapil V. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini lebih berfikir bagaimana caranya fokus bekerja. “Saya sengaja nggak mau mencari tahu siapa si Caleg dari partai lain, yang menjadi kompetitor. Saya nggak peduli, saya pakai kaca mata kuda. Saya hanya fokus pada kerja,” ungkapnya.
Berbekal pengalaman menjadi anggota DPRD Provinsi selama dua periode, dan satu periode anggota DPRD Kabupaten Bekasi, Ani optimis bisa mempertahankan kursi wakil rakyatnya di Pemilu 2024. “Secara teori harusnya incumbent ini jadi lagi, karena dia punya basis massa yang harus dipelihara. Kalau nggak dipelihara bisa loncat ke yang lain, karena kecewa. Buat saya jabatan lima tahun itu memenuhi janji-janji,” jelasnya. (sur/pra)