Berita Bekasi Nomor Satu

Ratusan Petugas Pemilu 2024 di Kabupaten Bekasi Dirawat

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ratusan petugas Pemilu 2024 di Kabupaten Bekasi harus mendapatkan perawatan medis dari tenaga kesehatan setelah merasa kelelahan saat bertugas.

Data Laporan Monitoring Kesakitan dan Kematian Pemilu 2024 per 19 Februari 2024 pukul 09.00 WIB mencatat sebanyak 320 petugas, yang terdiri dari Bawaslu, KPPS, Linmas, PPK, PPS, dan saksi, mendapatkan perawatan dari tenaga kesehatan.

Selain itu, data tersebut juga mencatat terdapat 43 masyarakat atau pemilih yang mendapat perawatan medis. Seluruhnya mendapatkan perawatan medis dari tenaga kesehatan di puskesmas, klinik, maupun rumah sakit.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengungkapkan per Selasa (20/2) sebagian sudah pulang. “Alhamdulilah 12 orang penyelenggara yang dirawat itu sebagian sudah pulang. Sementara sebagian orang lagi masih menjalani perawatan,” ujar Alamsyah kepada Radar Bekasi, Selasa (20/2).

BACA JUGA: Anggota KPPS Desa Sumberjaya Tambun Pertanyakan Pemotongan Anggaran Operasional 

Menurutnya, dari total petugas Pemilu dan masyarakat yang mengalami sakit, 12 orang di antaranya harus dirujuk ke beberapa rumah sakit. Mereka mendapatkan perawatan di RS Uni Medika, RS Metro, RS Cikarang Medika, RS DKH Sukatani, RS Amanda Serang, RS Mitra Keluarga Deltamas, dan RSUD Cabangbungin, masing-masing merawat satu orang. Sementara itu, RS Ananda Tambun Selatan dan RS Harapan Keluarga merawat dua orang yang dirujuk. Alamsyah memastikan bahwa tidak ada petugas Pemilu yang meninggal,

“Untuk yang meninggal tidak ada. Mudah-mudahan jangan sampai ada,” ucapnya.

Ia memastikan, semua pasien tidak mengeluarkan biaya. Sebab, seluruhnya sudah menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
“Untuk semua biaya sudah tercover, karena mereka semuanya sudah punya BPJS Kesehatan,” katanya.

BACA JUGA: Kelelahan, Ratusan KPPS Dirawat

Alamsyah menjelaskan, masyarakat yang masuk data sakit kebanyakan mengalami kelelahan saat pemungutan suara, terutama yang usianya sudah lanjut.
“Untuk masyarakat yang masuk data itu, karena pada hari pemungutan suara datang ke TPS mengeluh pusing dan kelelahan, mengingat usianya sudah lansia (nenek-nenek). Karena mungkin ngantri,” ungkapnya.

Alamsyah menyebutkan bahwa ada sepuluh penyakit yang paling diderita masyarakat dan petugas Pemilu, dengan penyakit hipertensi menjadi yang paling banyak tercatat. Selama proses penghitungan atau plano masih berlangsung, baik di tingkat kecamatan sampai kabupaten, petugas kesehatan akan terus berada di lokasi.

“Kami tetap jaga sampai 6 Maret. Informasi dari KPU, untuk di kecamatan itu satu si ada dua nakes dan satu sopir ambulans. Kalau untuk di KPU sama, hanya saja bedanya sampai 24 jam,” jelasnya. (pra)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin