Berita Bekasi Nomor Satu

Penanganan Pergeseran Tanah di Bojongmangu dengan Bangun Tembok Penahan

AKAN DIPERBAIKI: Warga melintasi tanah yang ambles di Desa Sukamukti Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi, Rabu (28/2). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pergeseran tanah yang menyebabkan rusaknya puluhan rumah warga di Kampung Legok Cariu, RT12 RW 06, Desa Sukamukti, Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi akan ditangani mulai Kamis (29/2). Penanganan awal akan dilakukan dengan membangun tembok penahanan tanah secara permanen.

Pihak kawasan industri Kota Deltamas menyatakan komitmennya untuk melakukan perbaikan tersebut. Mereka mengklaim berkontribusi dalam pembangunan akses jalan menuju Gerbang Tol Sukabungah pada proyek Tol Jakarta – Cikampek (Japek) II sisi selatan.

Head of Estate Management Kota Deltamas, Nanang Hardiah, mengungkapkan bahwa peralatan untuk membangun tembok penahanan tanah telah berada di lokasi.

Nanang mengakui keterbatasannya dalam menjamin penanganan rumah warga yang rusak. Namun, pihaknya berjanji akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mencari solusi yang tepat bagi warga yang terdampak.

“Peralatan sudah di lokasi dan mulai besok bisa dilakukan. Untuk warga sendiri kami sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan, desa, dan aparat setempat untuk solusinya. Sedangkan perbaikan di lokasinya sendiri telah kami siapkan,” kata Nanang Rabu (28/2).

BACA JUGA: Pemilik Rumah Kontrakan Terdampak Pergerakan Tanah di Bojongmangu Minta Penghuni Pindah

Proses perbaikan akan dilakukan dengan membangun tembok penahan tanah berukuran besar untuk menutupi seluruh tebing yang rawan longsor di sekitar lokasi. Selain itu, pihaknya juga akan membangun saluran drainase agar siklus air menjadi teratur dan tanah tidak tererosi.

“Di sisi kanan dan kiri dari tembok penahannya dibangun. Pembangunannya dimulai dari bawah karena kalau dari atas ketika tidak kuat, nanti bisa turun lagi tanahnya. Jadi dilakukan penguatan. Juga kami bangun drainasenya karena selama ini tidak ada drainasenya sehingga air meresap dan bisa jadi pengikis tanahnya itu sendiri,” tambahnya.

Nanang mengklaim, pihaknya telah melakukan kajian sebelum terjadi pergeseran tanah yang merusak rumah warga. Namun, karena jalan tersebut berada di luar kawasan yang dikelolanya, maka perlu berkoordinasi dengan Pemkab Bekasi.

“Jadi kajiannya sudah dilakukan sejak satu bulan lalu dan hasil sudah ada. Akan tetapi karena memang berada di luar kawasan kami, jadi kami perlu melakukan berbagai koordinasi seperti dengan Dinas Bina Marga karena itu memang jalan milik pemda, juga ke tol. Kini koordinasi sudah tinggal action di lapangannya,” ucap Nanang.

BACA JUGA: Pemberian Bantuan bagi Warga Terdampak Pergeseran Tanah di Bojongmangu Tergantung Hasil Asesmen

Sementara itu, Direktur Teknik PT Jasa Marga Japek Selatan, Iman Sulaiman, menyatakan kerusakan rumah warga bukan berkaitan dengan pembangunan Tol Japek II Selatan. Dengan jarak yang berjauhan sekitar 1,5 sampai 2 kilometer dan pembangunan tol tersebut bukan dilakukan oleh Jasa Marga.

“Memang ada pembangunan akses menuju exit tol di daerah simpang susun Sukabungah itu. Namun untuk lokasi terjadi kerusakan bangunan itu dampak dari pembangunan konstruksi jalanan oleh pihak kawasan. Jadi bukan bagian dari konstruksi pembangunan jalan tol. Memang secara jaringan itu akan menuju ke jalan akses tol simpang susun Sukabungah, tapi bukan bagian dari jalan tol,” jelasnya.

Terpisah, Pj Kepala Desa Sukamukti Samid, meminta pihak terkait segera mengganti rugi rumah-rumah warga yang rusak. Menurut data yang diperolehnya, terdapat 15 kepala keluarga (KK) yang terdampak oleh pergeseran tanah tersebut.

BACA JUGA: Puluhan Rumah di Bojongmangu Rusak Akibat Tanah Ambles

Kerusakan tidak hanya terjadi pada rumah dan tempat usaha, tapi juga melibatkan area persawahan. Sebanyak 80 persen kerusakan terfokus pada rumah-rumah warga, membuatnya tidak dapat dihuni.
“Jadi tolong lah ini menjadi pertimbangan buat pemerintah daerah dan pengembang untuk membantu warga kami. Jadi warga tidak merasa dirugikan karena memang adanya pembangunan tol Japek II.

Mudah-mudahan warga kami bisa terpenuhi untuk dibenahi bangunannya yang rusak. Rumah-tanah khususnya bangunan yang sehari-hari buat usaha apalagi buat tempat tinggal sangat menakutkan,” tandas Samid. (ris)