RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dokter palsu yang dikenal sebagai Ingwy Tito Banyu (ITB) alias Sunaryanto (SN), telah mengundang perhatian publik setelah praktiknya terungkap oleh aparat kepolisian baru-baru ini.
Selama lima tahun membuka praktik di klinik Pratama Keluarga Sehat di Perumahan Taman Cikarang Indah II blok F20 RT 005 RW 015 Desa Ciantra Kecamatan Cikarang Selatan, diperkirakan ratusan warga menjadi pasiennya.
Seperti Yuzebi (41), tetangga Sunaryanto yang hanya berjarak lima rumah dari klinik Pratama Keluarga Sehat. Selama tujuh tahun tinggal di Perumahan Taman Cikarang Indah II, hampir setiap hari ia bertemu dan berbincang dengan Sunaryanto.
Yuzebi selalu menyerahkan masalah kesehatan keluarganya kepada Sunaryanto. Ia tidak pernah curiga kepada dokter palsu itu karena ketika masuk ke perumahan ini, Sunaryanto telah membawa bendera klinik miliknya. Termasuk saat anaknya yang mendapatkan pengobatan karena sakit beberapa waktu lalu.
“Saya berterima kasih karena terakhir anak saya pun waktu umur lima bulan, karena lagi belajar telungkup terus tidak bisa balik lagi kondisi badannya udah biru semua. Alhamdulillah melalui tangan beliau sembuh, sampai sekarang anak saya sehat,” tutur Yuzebi saat ditemui Radar Bekasi di Cikarang Selatan, Rabu (20/3/2024).
Ketika membawa anaknya ke klinik Sunaryanto, Yuzebi melihat bahwa prosedur di klinik tersebut sama seperti klinik pada umumnya. Ia mengakui bahwa para perawat yang melayani pun ramah.
Yuzebi belum pernah mendengar adanya kejadian fatal atau malpraktik dari pasien yang pernah datang ke klinik milik Sunaryanto.
BACA JUGA: Kadinkes Beberkan Awal Mula Terungkapnya Kasus Dokter Palsu di Cikarang
“Karena dia backgroundnya datang ke perumahan ini dari awal udah bawa nama klinik otomatis jadi saya gak pernah curiga. Untuk masalah medis beliau keras ke anak buahnya. Anak buahnya ramah layaknya klinik normal. Sepengetahuan saya tidak pernah terjadi kejadian fatal atau malpraktik belum ada,” tambahnya.
Ketika Sunaryanto ditangkap, Yuzebi merasa kaget. Karena saat berbincang, Sunaryanto sering menunjukkan percakapan pada telepon selulernya yang menyatakan sedang melayani konsultasi dari warga hingga dokter. Bahkan Yuzebi juga sering berkonsultasi tentang masalah kesehatan kepada Sunaryanto.
“Beliau sering nunjukin handphonenya, bukan cuma warga yang konsultasi, kalau dia bilang itu dokter umum dari luar karena beliau datang kesini bilang dokter spesialis penyakit dalam,” tutur Yuzebi.
Sunaryanto dikenal warga sekitar sebagai dokter spesialis penyakit dalam dengan nama panggilan Banyu. Dalam kesehariannya, Sunaryanto juga ramah dalam bergaul. Ketika ada kerja bakti, Sunaryanto juga sering menyumbangkan makanan. Bahkan Sunaryanto bersama pengurus RT dan relawan melayani pengobatan gratis bagi warga kurang mampu.
“Ada kartu khusus dia (Sunaryanto) koordinasi dengan RT atau relawan yang membantu beliau gratiskan melalui RT. Beliau kalau ada yang berobat penyakit fatal, mengarahkan pakai BPJS ke rumah sakit. Di sini beliau gak ngambil tindakan,” ujarnya. (ris)
Berbeda dengan Yulianti (33) yang juga pernah membawa anak berobat ke klinik Sunaryanto. Menurutnya terdapat kejanggalan karena tidak diberikannya obat bius saat membedah atau tindak operasi benjolan di kuping anaknya.
“Sekali aja itu sih waktu anak saya telinganya benjol langsung dibelek gitu tanpa dibius. Ya harusnya kan dibius dulu ya sebelum dibelek ini mah langsung dibelek terus bocahnya nangis,” kata Yuli.
BACA JUGA: Sunaryanto Lima Tahun jadi Dokter Palsu di Cikarang
Sebelum membeli tanah di perumahan tersebut, Sunaryanto mengontrak satu rumah untuk dijadikan klinik. Seiring berkembangnya klinik yang dikelolanya, Sunaryanto dapat membeli dua kavling tanah berukuran 120 meter persegi dan dijadikan klinik sekaligus tempat tinggal bersama istri dan dua anaknya.
Sehari-harinya, warga sering melihat Sunaryanto mengenakan celana pendek dan kaos oblong sambil menyiram tanaman.
“Kalau di luar kesehariannya kayak orang biasa pakai kaos biasa celana pendek nyiram tanaman. Kalau diluar tuh beda banget sama kalau udah di dalem ruangan periksa ,ngomongnya pinter banget,” sambung Riza (31).
Sementara itu Ketua RT 05, Kasam merasa tak curiga saat Sunaryanto membuka klinik di Perumahan itu pada 2019 silam. Lantaran saat mengajukan izin, Sunaryanto membeberkan identitasnya sebagai dokter bernama Ingwy Tito Banyu dan beberapa dokumen Company Profile, Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) para perawatnya.
“Pertama menunjukan company profile waktu itu dari 2019 perizinannya, dari Kartu keluarga, KTP sama karyawannya juga. Prosedur seperti warga biasa baru tinggal. Kalau menunjukkan izin praktek gak ada. Yang saya tau itu kan beliau pas datang ke sini udah nunjukin bendera, artinya sebelum ke sini udah punya klinik sebelumnya,” tandas Kasam. (ris)
BACA JUGA: Dinkes Perketat Pengawasan Klinik Buntut Kasus Dokter Palsu di Cikarang