Berita Bekasi Nomor Satu

Kepanikan Pembeli Bisa Picu Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok di Bekasi

ILUSTRASI: Pedagang cabai di Pasar Induk Cibitung, beberapa waktu lalu. Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir dan berbelanja kebutuhan pokok secara bijak saat momen Ramadan dan menjelang Idulfitri. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Masyarakat diimbau untuk tidak khawatir dan berbelanja kebutuhan pokok secara bijak saat momen Ramadan dan menjelang Idulfitri. Kepanikan pembeli bisa memicu kenaikan harga yang tidak terkendali.

“Intinya tidak harus berlebihan dalam berbelanja, belanja secukupnya saja. Tidak usah khawatir karena di sini pemerintah daerah terus berupaya menjaga ketersediaan barang dan kestabilan harga,” kata Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan.

Dani menjelaskan bahwa Kabupaten Bekasi tidak memiliki wilayah pertanian seluas Garut atau Kabupaten Bandung, sehingga pemenuhan kebutuhan pokok masih memerlukan pasokan dari daerah lain.
Jika terjadi kepanikan, masyarakat cenderung membeli kebutuhan pokok secara berlebihan, yang akhirnya mengganggu ketersediaan barang dan membuat harga tidak stabil. Oleh karena itu, diperlukan pendewasaan di tingkat konsumen agar harga dapat terkendali saat momen penting seperti lebaran.

“Kampanye untuk berbelanja secara bijak terus kami sampaikan kepada masyarakat. Ini menjadi hal yang penting,” kata Dani.

Dani menegaskan bahwa Kabupaten Bekasi memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan pokok, meskipun tidak bisa memenuhi kebutuhan domestik. Namun, peningkatan produksi membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena terkendala oleh berbagai faktor, termasuk cuaca.

“Kalau cabai, beras, telur, tidak bisa begitu saja menaikkan produksi harus jangka panjang. Satu-satunya alternatif yang bisa dilakukan adalah kerja sama dengan daerah penghasil, dan itu yang pemerintah daerah lakukan. Tapi untuk minyak, terigu dan sebagainya bisa stabil karena bisa kita genjot produksinya,” tuturnya.

Berdasarkan data Tim Pengendalian Inflasi Daerah, kata Dani, harga sejumlah kebutuhan pokok relatif stabil, kecuali harga cabai merah yang mengalami kenaikan signifikan.
“Harga-harga kita saat ini, yang dinilai naik itu paling tinggi cabe. Mulai dari cabe keriting, cabe merah besar, dan cabe hijau. Itu selisihnya bisa Rp4 ribu sampai Rp12 ribu dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi kalau beras sudah turun, selisih Rp1.000 sampai Rp2.000 saja,” ujar Dani.

BACA JUGA: Harga Bahan Pokok Masih Stabil

Kenaikan harga cabai disebabkan oleh berkurangnya pasokan. Pasokan cabai ke Pasar Cibitung, misalnya, menurun dari 100 ton menjadi 70-80 ton per hari dalam beberapa hari terakhir.
“Biasanya, saat normal 50 ton diserap untuk Kabupaten Bekasi, sisanya diserap oleh daerah tetangga seperti Karawang, Jakarta. Juga belanjanya melalui Pasar Cibitung. Tapi kondisi saat ini, pasokan ke kita menurun,” katanya.

Dalam mengatasi hal ini, lanjut Dani, pihaknya tengah meningkatkan koordinasi dengan daerah penghasil. Nantinya peningkatan pasokan akan digunakan untuk menggelar gerakan pangan murah demi mengendalikan harga.

Gerakan pangan murah dilakukan dengan membeli barang dengan harga pasar, lalu dijual ke masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan dengan harga lebih terjangkau.

“Saya meminta sebelum Lebaran sudah operasi paling tidak menurunkan harga cabe, tapi masyarakat dan pedagang kecil yang butuh cabe banyak bisa terbantu,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bahan Pokok Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi, menyatakan bahwa harga bahan pokok masih dalam kondisi stabil. Harga cabai saat ini berkisar antara Rp40 ribu hingga Rp60 ribu.

Menurut Helmi, harga tersebut mengalami penurunan. Helmi menambahkan bahwa untuk mengendalikan stok barang kebutuhan pokok pihaknya bekerja sama dengan beberapa daerah pemasok.

“Kami pastikan untuk stock kebutuhan barang penting masih aman hingga memasuki hari Raya Idulfitri. Sebab kami bekerja sama dengan beberapa pemerintah pemasok cabai dan tumbuhan lainnya. Kemudian untuk stok beras kami bekerja sama dengan bulog,” ucapnya. (and)