RADARBEKASI.ID, BEKASI – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gelora Kabupaten Bekasi harus menelan pil pahit pada Pemilu 2024. Ya, partai besutan Anis Matta ini tak mendapatkan hasil maksimal di Kabupaten Bekasi.
Sebenarnya, asa untuk mendapatkan kursi wakil rakyat sempat tergugah ketika salah satu calon anggota legislatif (caleg) yang bertarung di daerah pemilihan (dapil) mendapat perolehan suara besar. Seperti pada pertarungan di arena yang mencakup Kecamatan Tarumajaya, Babelan, dan Muaragembong.
Perolehan suara Partai Gelora Kabupaten Bekasi hanya berbeda tipis dengan Partai Demokrat. Partai Gelora mengantongi 15.248 suara, sedangkan Demokrat memperoleh 16.303 suara.
“Kita di Kabupaten Bekasi nggak dapat, terakhir kemarin di Dapil 5 kita lagi ikhtiar, cuma berat juga. Beda sedikit sama Demokrat di kursi ke tujuh,” ujar Ketua DPD Partai Gelora Kabupaten Bekasi, Nur Cholis, kepada Radar Bekasi, Rabu (20/3/2024).
Cholis menilai bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kegagalan partainya adalah ketidakmampuan untuk menjangkau basis Islam.
Pada Pemilu 2024, partainya cenderung mengadopsi pandangan nasionalis yang condong ke kiri, terutama dengan dukungan terhadap calon wakil presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka.
BACA JUGA: Partai Gelora Yakin Lolos ke Senayan
Dampaknya, partai tersebut harus menerima kenyataan bahwa gagal merebut kursi wakil rakyat. Bahkan secara nasional, perolehan suara partainya hanya mencapai dua persen.
“Setahu saya Gelora itu ceruknya nasionalis religius. Cuma kemarin mengambil isunya terlalu Gibran, himbasnya begitu (gagal). Ia mungkin karena gagal mengambil ceruk Islam,” ungkapnya.
Di sisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang merupakan bagian dari Partai Gelora, juga mengalami tantangan serupa. Meskipun demikian, PKS masih berhasil memperoleh kursi wakil rakyat di Kabupaten Bekasi.
Namun, jumlah kursi yang berhasil diperoleh mengalami penurunan yang cukup signifikan, dari 10 menjadi 7. Menanggapi hal ini, seorang politikus yang pernah memimpin KAMMI Bekasi berpendapat bahwa meskipun partainya dapat mengganggu PKS di beberapa arena pertarungan, dampaknya belum terlalu signifikan.
“Ya sekadar ganggu. Secara akumulasi belum berhasil, karena kuncinya kita nggak dapat di Kabupaten Bekasi. Kalau kita dapat, mungkin notabennya berhasil,” tuturnya.
Setelah gagal melenggang ke Gedung DPRD Kabupaten Bekasi, Cholis mengaku, belum bisa memastikan arah ke depannya. Sebab, dirinya belum mendapat arahan dari Dewan Pimpinan Nasional (DPN).
“Kita nunggu arahan dari DPN, seperti apa pergerakan menghadapi Pilkada. Mungkin kita menunggu perintah dari DPN seperti apa ke depannya,” ucapnya. (pra)