Berita Bekasi Nomor Satu

Toko Emas di Babelan Akhir Pekan Diserbu, Kini Normal

JUAL EMAS: Warga menjual emas di toko emas King's Pasar Babelan Kabupaten Bekasi, Selasa (23/4). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Toko emas King’s ramai dikunjungi warga pada akhir pekan kemarin, Sabtu (20/4). Sebagian besar warga ingin menjual emasnya untuk memperoleh uang tunai pasca Lebaran.

Dalam video yang beredar di media sosial, antrean warga yang sebagian besar perempuan itu terlihat di toko emas yang berada di Pasar Babelan Kabupaten Bekasi

Pemilik toko emas King’s, Martin, membenarkan bahwa tokonya ramai oleh pengunjung yang menjual emas pada Sabtu (20/4). Namun, ia menegaskan bahwa keramaian tersebut bukan karena kenaikan harga emas.

Melainkan karena tokonya baru kembali beroperasi setelah libur Hari Raya Idulfitri. “Kemarin ramai bukan karena kenaikan harga. Jadi kemaren pas buka, orang-orang yang pada mau jual itu datang di satu hari yang sama makanya sampai ramai,” ucap Martin kepada Radar Bekasi, Selasa (23/4).

Menurutnya, keramaian tersebut hanya terjadi satu hari. Sedangkan hari berikutnya sampai saat ini, aktivitas jual beli di toko emas King’s sudah kembali normal.

BACA JUGA: Beres Idulfitri Emas pun Terbeli

Berdasarkan pantauan, hanya sekitar 20 orang yang datang ke toko emas milik Martin untuk bertransaksi. Sebagian besar dari mereka merupakan ibu-ibu rumah tangga.

“Harga saya itu kadar 35 persen 8-9 karat harganya Rp500 ribu (per gram,red). Sebelum Lebaran, awal puasa Rp450 ribu, kemudian seminggu sebelum Lebaran sempat naik sampe Rp500 ribu sampai saat ini,” tambahnya.

Martin menjual emas dengan kadar 22 dan 23 karat dan tidak mengikuti harga emas di pasaran. Potongan yang diberikannya juga tidak sebesar yang diberikan oleh toko emas lainnya. Kebijakan ini membuat toko emas King’s menjadi pilihan warga Babelan dan sekitarnya untuk melakukan transaksi emas.

“Karena yang saya jual itu gak ikutin harga pasaran emas, tapi ikutin harga disurat. Per gramnya dipotong Rp20 ribu. Yang sampai Rp1 juta kadarnya kurang lebih antara 80 sampai 90 persen. Kebetulan kita juga gak punya itu karena harganya mahal di sini,” tutur Martin.

Sementara itu, Marlina (44) warga Desa Sukaringin mengaku menjual emasnya untuk keperluan usahanya. Cincin itu dibelinya sebelum Ramadan seharga Rp400 ribu per gram.

“Buat modal usaha belinya sebelum Lebaran. Harga belinya Rp400 ribu dijual dipotong Rp20 ribu jadi Rp380 ribu. Sebulan lah pakai emas cincin,” ujar Marlina. (ris)