RADARBEKASI.ID, BEKASI – Warga Kota Bekasi dari berbagai usia tupah ruah di lokasi-lokasi Nonton Bareng (Nobar). Datang dengan semangat penuh, warga Kota Bekasi harus rela Timnas Indonesia gagal melaju ke final setelah ditekuk Uzbekistan 2-0 di babak semi final piala Asia (AFC) U-23, Senin (29/4) malam.
Terdapat beberapa titik nonton bareng yang dapat diakses geratis di Kita Bekasi, seperti di Taman Stadion Patriot Candrabhaga, Plaza Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, dan Kawasan Bumi Satria Kencana (BSK). Penonton yang hadir nampak histeris menyaksikan momen-momen krusial selama Garuda muda berlaga melawan Uzbekistan U-23.
Warga muli berdatangan ke lokasi-lokasi Nobar sejak pukul 19:00 WIB, kemacetan lalu lintas di Jalan Ahmad Yani Bekasi Selatan pun tidak terelakkan hingga laga usai.
Area Nobar semakin lama semakin ramai disesaki warga yang datang. Bahkan di Taman Stadion Patriot Candrabhaga contohnya, penonton bahkan nekat memanjat pagar stadion untuk bisa menonton Timnas U-23 bertanding.
Sorak sorai penonton terdengar sepanjang laga, terutama pada momen-momen krusial. Seperti saat Witan Sulaeman dijatuhkan lawan pada menit ke 25, keputusan wasit hanya memberikan tendangan bebas bagi Timnas Indonesia disayangkan oleh seluruh penonton.
Padahal, dalam tayangan ulang nampak Witan Sulaeman dijatuhkan di dalam kotak pinalti. Babak pertama berakhir imbang.
BACA JUGA: Kalah dari Uzbekistan, Garuda Muda Masih Punya Kesempatan Menuju Olimpiade Paris 2024
Di tengah-tengah dominasi Uzbeskitan, Indonesia justru mencuri gol pada menit ke-60. Berawal umpan crossing Pratama Arhan, tubuh tinggi Sananta membuat kiper Nematov tak mampu menepis bola dengan baik. Tepisan bola Nematov jatuh di kaki Sananta dan sang striker menyontek bola pelan ke Ferarri yang dengan dingin menjebol gawang Uzbekistan. Namun, sayangnya gol yang sempat disahkan ini dibatalkan setelah review wasit Video Assistant Review (VAR) yang dipimpin Sivakorn Pu-Udom menganulir gol itu karena Sananta lebih dahulu offside.
Uzbekistan yang masih mendominasi pada babak kedua, akhirnya pecah telur ketika kolaborasi dua pemain pengganti mereka, Muhammadkodir Hamralev dan Norchaev memanfaatkan kelengahan Indonesia yang terlena akibat golnya dianulir.
Hamralev memberikan crossing dan mampu diselesaikan sontekan Norchaev yang berada di antara dua bek Indonesia pada menit ke-68. Uzbekistan unggul 1-0. Mereka hampir menambah keunggulan pada tiga menit setelahnya apabila tendangan pemain mereka tidak digagalkan tiang gawang.
Uzbekistan tak berhenti memberikan serangan berbahaya. Pada menit ke-76 dan ke-77, mereka hampir menggandakan keunggulan andaikan tembakan pemain mereka tak membentur mistar dan melambung tinggi ketika tinggal menyontek bola ke gawang yang sudah kosong.
Situasi membalas gol Indonesia semakin sulit ketika sang kapten Rizky Ridho mendapatkan kartu merah pada menit ke-83. Ridho yang tak sengaja mengarahkan kakinya ke pemain Uzbekistan setelah menyapu bola, mendapatkan kartu merah setelah melalui review VAR. Dua menit setelah kartu merah Ridho, situasi semakin pelik karena Indonesia kembali kecolongan melalui gol bunuh diri Pratama Arhan yang kehilangan fokus karena tak berkomunikasi baik dengan Ernando yang hendak menangkap bola.
Pertandingan belum berakhir, sebagian penonton memilih untuk meninggalkan lokasi Nobar lebih cepat saat Timnas tertinggal dari Uzbekistan. Satu per satu mulai meninggalkan lokasi usai keunggulan Uzbekistan mengubah skor menjadi 2-0 pada menit 86 lewat gol bunuh diri Pratama Arhan.
Di akhir-akhir laga, Marselino berupaya memperkecil skor melalui tendangannya pada menit ke-90+2 yang sayangnya masih menyamping. Hingga wasit utama asal Tiongkok Shen Yinhao meniup peluit panjang, tak ada tambahan gol tercipta.
Uzbekistan pun menang dua gol tanpa balas dan melanjutkan laju sempurna mereka di Piala Asia U-23 sejauh ini dengan lima kemenangan dan tanpa kebobolan. Atas kemenangan itu, Uzbekistan melaju ke partai final Piala Asia U-23 2024 yang dimainkan di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Jumat (3/5) pukul 22.30 WIB sekaligus berhak mendapatkan satu tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Sementara untuk Indonesia, kekalahan itu membuat satu tiket Olimpiade Paris 2024 otomatis harus diperebutkan Garuda Muda melawan tim yang kalah dari laga semifinal antara Jepang dan Irak yang bermain pada Selasa (30/4) pukul 00.30 WIB di Stadion Jassim bin Hamad, Doha.
Laga perebutan peringkat ketiga dimainkan di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, pada Kamis (2/5) pukul 22.30 WIB mendatang. Apabila kalah pada perebutan peringkat ketiga, Indonesia masih mempunyai satu jalur lagi menuju Olimpiade Paris 2024 dengan melakoni laga playoff antar konfederasi melawan wakil benua Afrika Guinea U-23.
Salah satu warga yang datang di lokasi Nobar Taman Stadion Patriot Candrabhaga, Habibi (22) mengaku bangga dengan capaian Timnas U-23 pada AFF 2024. Dari catatan statistik kedua tim kata dia, Uzbekistan memang lebih unggul dibandingkan Timnas Indonesia.
Meskipun demikian Habibi tetap setia mendukung perjuangan Garuda Muda.”Sebenarnya nggak terlalu berharap ya, karena dari awal Uzbekistan sendiri dari sisi tim cukup diunggulkan, dari sisi pemain juga diunggulkan. Dari sisi statistik kita kalah,”, katanya.
Harapan berikutnya, Timnas Indonesia bisa duduk di peringkat tiga, otomatis mendapat tiket Olimpiade. Dirinya optimis dengan permainan Timnas saat ini mampu secara otomatis ke Olimpiade dengan memenangkan pertandingan terakhir nanti.
“Masih ada juara tiga, dan ini yakin (lolos) olimpiade, sudah empat besar,” tambahnya.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan dukungan langsung kepada Timnas Indonesia U-23 jelang pertandingan melawan Uzbekistan. Erick berpesan kepada para pemain untuk memberikan yang terbaik dan mewujudkan mimpi mereka untuk mencapai Olimpiade 2024.
Erick mengingatkan para pemain untuk tidak menyerah dan tetap berjuang, karena kesempatan untuk mencapai mimpi tersebut tidak datang dua kali. Dukungan dari Erick diharapkan bisa memotivasi para pemain dalam menghadapi pertandingan yang sulit.
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, menggunakan formasi 3-4-3 dan memasang trio striker di lini depan, yaitu Witan Sulaeman, Ramadhan Sananta, dan Marselino Ferdinan. Meskipun demikian, upaya mereka untuk mencetak gol terkendala oleh pertahanan Uzbekistan yang disiplin.
Mantan pemain Timnas Indonesia, Tias Tano Taufik menilai secara keseluruhan permainan Timnas U-23 sudah sangat baik, terbukti Garuda muda bisa keluar dari tekanan. Meskipun demikian, Tia menyayangkan timnas tidak berhasil mengalahkan Uzbekistan dan melaju ke final.
“Secara keseluruhan permainan Timnas sudah bagus, bisa keluar dari tekanan pada babak kedua,” ungkapnya.
Momentum gol yang dianulir lantaran Off Side dan kartu merah dinilai sedikit mengganggu permainan Garuda muda. Konsentrasi bermain Timnas terpecah.
Tias mengacungi jempol permainan Timnas Indonesia U-23 yang telah bermain baik melawan Uzbekistan dengan kekuatan individu pemain yang mumpuni.
“Anulir gol oleh VAR itu tadi yang sedikit (membuat) mental pemain agak turun, terus konsentrasi juga sudah agak terpecah,” tambahnya.
Pertandingan kemarin benar-benar mendapat animo yang cukup besar dari warga Kota Bekasi. Nampak petugas dari Dinas Perhubungan (Dishub) hingga kepolisian ikut mengatur arus lalu lintas di ruas jalan utama Kota Bekasi.
Saat laga berlangsung, petugas terpaksa harus melakukan rekayasa lalu lintas agar antrian kendaraan cepat terurai. (sur)