RADARBEKASI.ID, BEKASI – Orangtua siswa di Kota Bekasi was-was lantaran rencana perpisahan sekolah ke luar kota belum resmi dibatalkan. Bukan hanya itu, beban perjalanan wisata yang harus dibayar meski siswa tidak ikut juga dinilai memberatkan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi dalam hal ini Dinas Pendidikan (Disdik) harus tegas menyikapi hal ini.
Salah satu orang tua siswa, A mengaku tidak bisa banyak berbicara saat Korlas belum juga memutuskan pembatalan rencana jalan-jalan ke luar kota di akhir tahun pelajaran. Untuk berbicara kepada pihak sekolah pun, ia mengaku berat dan memiliki banyak pertimbangan lantaran ada dua anaknya bersekolah di tempat yang sama.
Sedianya kata A, peristiwa Study Tour salah satu sekolah yang memakan korban jiwa kemarin menjadikan aspek keamanan sebagai pertimbangan penting. Apalagi, kepala sekolah SD negeri tempat anaknya belajar sekira di awal tahun telah menghimbau agar kegiatan yang diikuti oleh siswa kelas enam itu hanya dilakukan di dalam sekolah.
“Semenjak kejadian yang kemarin Depok itu kan jadi agak was-was ya,” katanya.
Hanya saja dalam perjalanannya, ada beberapa orang tua siswa yang ingin perpisahan siswa dilaksanakan di luar kota. Dengan begitu, setiap siswa dibebankan uang Rp500 ribu.
Awal Mei, diketahui bahwa panitia telah membayar uang muka bus dan lokasi tujuan wisata. Namun, pasca keluarnya edaran Pj Gubernur Jawa Barat serta himbauan Pj Wali Kota Bekasi untuk semua satuan pendidikan menunda Study Tour belum ada pembicaraan menunda kegiatan tersebut.
BACA JUGA: Sanksi Menanti Pihak Sekolah yang Memaksa Study Tour Tanpa Koordinasi Dishub
“Tidak ada (kepastian batal), justru mereka tetap melanjutkan dengan mainan (wahana) apa yang anak-anak mau disana, yang akan anak-anak pilih disana,” ungkapnya.
Satu hal yang dirasa berat adalah biaya yang harus dikeluarkan, meskipun siswa tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Pasalnya, semua beban telah diperhitungkan.
Menurutnya, masih ada lokasi-lokasi yang bisa dijadikan tujuan meskipun hanya berada di dalam Kota Bekasi. Selain memperhatikan aspek keamanan, juga lebih menghemat biaya.
“Yang kita sayangkan salah satunya kita berat di biaya, saya sih berfikir dari pada seperti itu, mending buat tambah-tambah masuk SMP,” tambahnya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Heri Purnomo mengingatkan bahwa pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan surat edaran nomor 14 tahun 2023 lalu. Surat edaran tersebut mengatur kegiatan wisuda tidak diwajibkan bagi siswa, serta tidak membebani orangtua siswa.
Dengan begitu, kegiatan dalam rangka perpisahan siswa menurutnya tidak wajib diikuti oleh setiap siswa, dan tidak boleh membebani orangtua. Setelah keluar surat edaran Pj Gubernur Jawa Barat kata dia, sudah selayaknya kegiatan-kegiatan akhir tahun pendidikan ke luar kota ditunda untuk dilakukan evaluasi.
“Ini bukan hanya tentang perpisahannya, tapi tentang tanggungjawab sekolah untuk mengatur itu. Perpisahan itu kan sebenarnya bisa juga di sekolah ya, dengan mengadakan pagelaran seni, budaya. Kan tidak harus keluar kota,” paparnya.
BACA JUGA: Disdik Kota Bekasi Minta Sekolah Jangan Paksakan Study Tour
Meskipun demikian, ia memahami ada keinginan siswa untuk melaksanakan perpisahan di luar sekolah bahkan luar kota. Kegiatan ini biasa dimanfaatkan menjadi momentum nostalgia antara satu siswa dengan siswa yang lain.
Jika terpaksa dilakukan kata Heri, aspek keselamatan siswa dan guru harus menjadi perhatian. Satu lagi, tidak boleh mewajibkan semua siswa untuk ikut dalam kegiatan tersebut, terlebih mewajibkan siswa untuk membayar biaya yang telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi.
“Saya juga pernah sampaikan agar tidak memaksakan orangtua siswa, apalagi yang tidak mampu diminta uang kontribusinya itu,” ucapnya.
Heri menyarankan kepada orangtua siswa yang merasa dipaksa untuk melapor kepada instansi terkait, termasuk ke DPRD Kota Bekasi.
Rencananya Kamis (16/5) Komisi IV DPRD Kota Bekasi akan memanggil Disdik untuk membahas beberapa hal.
“Pertama memang ada agenda lain terkait dengan darurat guru. Kedua, di sela-sela itu kita akan menanyakan soal permasalahan yang kekinian seperti Study Tour yang saya ini menjadi perhatian,” tambahnya. (sur)