Berita Bekasi Nomor Satu

Cek Kesehatan Hewan Kurban Antisipasi Penyebaran PMK-LSD

CEK KESEHATAN SAPI: Mantri kesehatan mengecek kesehatan sapi kurban di Cikarang Barat, Senin (27/5). ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Petugas kesehatan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi mulai melakukan pengecekan kesehatan hewan kurban yang masuk ke wilayah setempat jelang Iduladha.

Pengecekan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit pada sapi.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwian Wahyudiharto, mengatakan bahwa tim yang terdiri dari petugas kesehatan telah disebar ke 23 kecamatan untuk melakukan pengawasan dan pendataan penjual hewan kurban.

BACA JUGA: Sapi Bima NTB Laris di Cikarang

“Saat ini temen-temen di lapangan baru melihat dan mengecek saja, belum di data secara detail. Nanti pada saat tim sudah dilepas, baru nantinya akan bekerja untuk melakukan pengawasan dan pendataan di awal Juni. Sekarang belum bisa memastikan datanya berapa karena belum terkumpul keseluruhan,” kata Dwian saat dihubungi Radar Bekasi, Senin (27/5).

Menurutnya, sebagian besar sapi kurban yang masuk ke Kabupaten Bekasi berasal dari wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

“Yang masuk kebanyakan dari NTB, NTT, Bali, Lampung dan banyak juga dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kalau hewan kurban lokal paling 5 sampai 10 persen,” tambahnya.

BACA JUGA: Lapak Pedagang Hewan Kurban di Cikarang jadi ‘Wisata’ Bocil

Berdasarkan catatannya, pada 2023 lalu sebanyak 26 ribu hewan kurban dari berbagai wilayah masuk ke Kabupaten Bekasi. Rinciannya, 12 ribu ekor sapi, tujuh ribu ekor kambing, dan tujuh ribu ekor domba.

Pihaknya memprediksi terdapat penambahan jumlah hewan kurban yang masuk ke Kabupaten Bekasi, namun tidak signifikan dibanding tahun lalu. “Diprediksi ada penambahan, cuma tidak jauh beda seperti tahun lalu sekitar lima persen. Rata-rata hewan kurban tahun ini tidak jauh beda dengan tahun lalu, sapi kurang lebih 12 ribuan, kambing 7 ribu dan domba 7 ribu pada tahun lalu,” ucap Dwian.

Ia mengimbau agar masyarakat dapat memilih hewan kurban yang sehat dan aman dikonsumsi. Selain ditandai dengan kalung pada hewan kurban yang telah dilakukan pengecekan oleh petugas kesehatan, masyarakat juga dapat melihat pada spanduk di lapak hewan kurban yang menandakan sudah dilakukan pengecekan.

“Secara umum jika petugas sudah datang ke lapak pedagang, nanti kita kasih keterangan di spanduknya itu hasil pemeriksaan hewannya,” tuturnya.

BACA JUGA: Lapak Hewan Kurban Mulai Marak

Terpisah, salah satu pedagang hewan kurban, Ompu (50), memilih membawa mantri atau petugas kesehatan hewan yang ia datangkan sendiri dari Bima. Tujuannya untuk menemani para pembeli yang datang untuk dilakukan pengecekan kesehatan secara langsung.

“Sapi sudah terverifikasi semua, saya bawa mantri kesehatan dari Bima, jadi dikontrol terus,” terang Ompu.

Di lapak miliknya, ia mendatangkan 180 ekor sapi Bima dengan berbagai macam harga sesuai berat hewan kurban, mulai dari 200 kilogram hingga 500 kilogram, dengan harga Rp18 juta sampai Rp40 juta. Ompu memprediksi akan terdapat kenaikan permintaan hewan kurban di lapaknya pada tahun ini.

“Sudah lebih dari 50 persen sapi terjual. Ada kemungkinan kalau permintaan lagi kita akan mendatangkan lagi sapi-sapi langsung dari Bima Sumbawa,” tandasnya. (ris)