Berita Bekasi Nomor Satu

Cegah Penyebaran DBD di Desa Hegarmukti Cikarang Pusat

PENGASAPAN: Warga melakukan pengasahan di Kampung Kandang Gereng Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat Kabupaten Bekasi, Rabu (29/5). ANDI MARDANI/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, warga Kampung Kandang Gereng Desa Hegarmukti melakukan fogging atau pengasapan.

Menurut Ketua RW 04 Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat, Mimin, sudah delapan warganya terjangkit DBD. “Dalam waktu seminggu belakangan ini ada sekitar delapan orang yang terserang demam berdarah,” ujarnya Rabu (29/5).

Mimin menuturkan, warga yang terpapar DBD mayoritas anak-anak. Setelah adanya permintaan dari warga untuk membunuh nyamuk berbahaya tersebut, pengasapan langsung dilakukan.

“Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran ke warga lainnya dan ini juga merupakan usulan masyarakat,” ucapnya.
Dari delapan kasus DBD tersebut, Mimin memastikan tidak ada kematian. Para pasien DBD hanya menjalani rawat jalan dan rawat inap di fasilitas layanan kesehatan.

BACA JUGA: DBD Renggut 20 Nyawa di Kota Bekasi

“Hanya rawat jalan dan rawat inap saja bagi warga yang terkena DBD. Alhamdulillah, di sini (Kampung Kandang Gereng) tidak ada yang sampai meninggal,” ucapnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Umum Bidang Pelayanan RSUD Kabupaten Bekasi, dr. Lilah Muflihah, menuturkan jumlah pasien DBD tercatat cukup banyak.

“Ketersediaan layanan rawat inap dan tempat tidur masih memadai bagi pasien umum dan khususnya pasien DBD,” ucapnya.

Lilah menyampaikan jumlah pasien DBD lebih banyak dibandingkan dengan jenis penyakit lainnya. Terhitung sejak awal bulan hingga saat ini, ada 119 pasien yang terdiagnosa DBD.

BACA JUGA: DBD Melonjak: 736 Kasus hingga Mei 2024, Melebihi Total 2023

“Untuk rawat inap bagi anak memang sempat penuh. Namun, untuk memberikan pelayanan serta menghindari penumpukan pasien di Unit Gawat Darurat (UGD), kami memanfaatkan kapasitas pasien umum yang tersedia untuk 250 pasien,” ujarnya.

“Sampai saat ini pelayanan masih dapat terkendali. Dan alhamdulillah, per Mei ini belum ada pasien DBD yang sampai meninggal,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Alamsyah, mengklaim secara keseluruhan kasus DBD pada Mei 2024 tercatat menurun.

“Trennya turun Mei ini,” ucapnya.

BACA JUGA: Vaksin DBD Bukan Satu-satunya Solusi

Berdasarkan catatan Radar Bekasi, sejak Januari hingga pertengahan Mei 2024, sebanyak 736 warga Kabupaten Bekasi terjangkit DBD.

Alamsyah menyampaikan fogging masih diperbolehkan, namun yang lebih baik program penanganan DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Fogging hanya merupakan upaya untuk memberantas nyamuk dewasa.
“Kuncinya adalah PSN. Fogging hanya berfungsi untuk nyamuk dewasa. Yang lebih utama adalah membiasakan pola hidup bersih dan sehat,” jelasnya. (and)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin