Berita Bekasi Nomor Satu

Menapaki Kemahsyuran Buah Pala, Queen of Spices Yang Diagungkan Dunia

ilustrasi buah pala

RADARBEKASI.ID, BEKASI– Julukan queen of spices atau ratunya rempah-rempah untuk buah pala rasanya tidak berlebihan. Terlebih jika mengingat besarnya pengaruh buah kebanggaan penduduk Kepulauan Banda ini bagi perekonomian dunia beberapa abad silam. Bahkan Tomé Pires dalam bukunya yang berjudul Suma Oriental (1944) menyebut pala sebagai anugrah dari Tuhan.

Tuhan membuat Timor untuk cendana, Banda untuk buah pala, dan Maluku untuk cengkeh.” 

Keajaiban buah pala juga diabadikan oleh sejarawan dan penyair Spanyol dari abad ke-17, Bartholomé Leonardo de Argensola yang menulis tentang pohon pala didasarkan atas laporan orang-orang Portugis.

BACA JUGA:Manfaat Nanas Yang Pasti Disukai Wanita

“Pohon pala menyerupai pohon pir di Eropa. Buahnya pun mirip dengan buah pir, atau dengan bulatan yang agak mirip buah Melocotone (sejenis jambu). Bila berbunga, pala menyebarkan bau harum yang sedap. Sedikit demi sedikit warna hijau aslinya memudar, sebagaimana layaknya sebuah sayuran. Kemudian, muncul warna biru bercampur abu-abu—warna buah cherry –serta warna emas yang pucat, seperti warna pelangi.

Bukan dalam pembagian yang teratur seperti itu, tetapi berupa titik-titik laksana batu jaspar. Kakatua yang tak terbilang banyaknya dan burung-burung lain dari aneka warna bulu, amat mengesankan untuk dipandang, bertengger di atas dahan-dahan, tertarik oleh bau harum semerbak itu.

Buah pala—bila kering—menanggalkan kulit yang melingkupinya, dan merupakan fuli. Di dalamnya terdapat biji berwarna putih, yang rasanya tidak begitu tajam dibanding palanya sendiri, dan bila kering berubah substansinya. Dari fuli ini, yang pada tahap kedua menjadi panas dan kering, pada tahap ketiga orang Banda membuat minyak yang tinggi nilainya untuk mengobati segala macam penyakit pada saraf dan rasa sakit akibat hawa dingin.

Mereka memilih buah pala yang paling segar, berat, gemuk, berair dan tak berlubang. Dengan pala itu mereka mengobati atau mengusir nafas berbau busuk, membersihkan mata, menyehatkan perut, hati dan limpa serta mencernakan daging. Pala merupakan obat buat banyak penyakit lainnya, dan untuk menambah kecemerlangan wajah.”

BACA JUGA:Mengenal Jenis Serat dan Manfaatnya Bagi Tubuh

Tak hanya Bartholomé saja yang mengagumi keelokan rempah bernama latin myristica fragrans houtt ini. Seorang sejarawan asal Amerika, Willard A. Hanna, juga mengabadikan rempah dari Kepulauan Banda ini dengan sebentuk puji-pujian dalam karyanya yang berjudul Kepulauan Banda. Kolonialisme dan Akibatnya (1983). Berikut kutipannya:

Pala adalah pohon yang indah. Bila mencapai ukuran yang terbesar, tingginya kira-kira dua puluh lima atau tiga puluh kaki. Dan bila bentuknya bagus, garis tengah dari ujung ke ujung dahan-dahan bawahnya hanya sedikit kurang dari itu. Rimbun daunnya berwarna hijau tua yang mengkilat (seperti daun pohon bay), yang terus subur dan segar sepanjang tahun. […] Secara keseluruhan tidak banyak pohon yang lebih indah baik dalam bentuk, kerimbunan daun, bunga dan buahnya, daripada pohon pala yang sehat.” (ce1)