Berita Bekasi Nomor Satu
Bekasi  

Jemaah Haji Bekasi ‘Diserang’ Batuk Pilek

Berangkat ke Arafah Tak Perlu Bawa Koper

PENGARAHAN – Jemaah haji asal Bekasi saat mendapatkan pengarahan dari petugas haji. Sebagian besar jemaah diserang penyakit batuk dan pilek. ISTIMEWA/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Ribuan jemaah haji asal Kota Bekasi harus beradaptasi dengan cuaca panas di Arab Saudi. Mereka mesti pandai mengatur kondisi fisik, terutama pada puncak haji.

Sebagian jemaah akan mengikuti safari wukuf, sementara yang lain masih menunggu informasi dari klinik dan rumah sakit. Hari ini Jumat (14/6), jemaah bergerak untuk melaksanakan rangkaian ibadah puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Total 2.731 jemaah haji akan mengikuti rangkaian ibadah pada puncak haji. Kemarin, petugas kloter nampak sibuk bersiap untuk mendampingi jemaah, dimulai dengan melakukan skrining kepada seluruh jemaah dan serangkaian rapat.

Seperti Ketua Kloter JKS 1 dari Kota Bekasi, Maryati. Sekitar pukul 15.30, ia tengah berkeliling kamar jemaah. Satu jam berselang, ia bersiap mengikuti rapat persiapan puncak haji. Begitulah ia menceritakan aktivitasnya di tanah suci kepada Radar Bekasi, Kamis (13/6).

BACA JUGA: 2.731 Jemaah Asal Kota Bekasi Bersiap Ibadah Puncak Haji

Total ada 440 jemaah dan petugas yang tergabung dalam Kloter Satu. Hingga kemarin, kondisi mereka secara umum sehat, meskipun ada beberapa jemaah yang kelelahan setelah melaksanakan ibadah sunnah.

 

Menjelang puncak haji, petugas telah melakukan skrining kesehatan, survei lokasi di Armuzna, dan memperdalam bimbingan manasik kepada jemaah. Pada puncak haji nanti, terdapat empat jemaah yang akan mengikuti safari wukuf.

 

“Ada empat orang, dua orang sedang dirawat di KKHI (Klinik Kesehatan Haji Indonesia), memang jemaah lansia dengan komorbid yang berisiko jika mengikuti proses Armuzna,” ungkapnya.

 

Dua jemaah haji menjalani perawatan di KKHI lantaran menderita sakit jantung dan paru-paru. Selama berada di tanah suci, gangguan kesehatan yang seringkali dikeluhkan oleh jemaah adalah flu dan batuk, diperkirakan akibat perubahan cuaca yang ekstrem antara Indonesia dan Arab Saudi.

BACA JUGA: Puncak Haji Sudah Dekat, Jamaah Diminta Tetap Berada di Mekah

“Kami selalu koordinasi dengan jemaah melalui Karu dan Karomnya, begitupun dengan kesehatan selalu visit memantau kesehatan jemaah,” ucapnya.

Pada pelaksanaan puncak ibadah haji, petugas mengimbau jemaah untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mengkonsumsi vitamin, dan memperbanyak minum untuk menghindari dehidrasi.

Sementara itu salah satu petugas haji Kloter 29, Erti Herlina juga melaksanakan hal serupa bersama dengan tujuh petugas kloter lainnya. Terutama pendalaman bimbingan manasik agar jemaah tidak salah sejak memulai perjalanan dari penginapan menuju Armuzna.

Cuaca memang sangat panas kata Erti, suhu di tanah suci rata-rata 45 sampai 47 derajat Celsius. Pada puncak haji nanti, petugas akan fokus pada menjaga jemaah agar tak terlampau sering berada di luar tenda. Di samping obat-obatan yang didistribusikan oleh petugas kesehatan, jemaah juga diingatkan untuk membawa obat-obatan yang selama ini dikonsumsi.

BACA JUGA: Mengkaji Sejarah dan Hukum Ibadah Haji

Sangat diwanti-wanti oleh petugas, terutama bagi jemaah yang memiliki risiko tinggi (Risti).

“Cuaca memang sangat panas, jadi kami seluruh petugas berkonsentrasi atau fokus menjaga agar jemaah ketika di Arafah itu tidak terlalu sering berada di luar tenda. Memberikan pelayanan dan konsultasi kepada mereka, apa-apa saja yang harus dilakukan ketika di Armuzna,” paparnya.

Hingga kemarin sore waktu Indonesia, pihaknya masih menunggu informasi dua jemaah yang saat ini menjalani perawatan di rumah sakit. Informasi yang didapat sebelumnya, dua jemaah tersebut dibadal hajikan lantaran masih memerlukan perawatan. Kondisi saat ini dilaporkan semakin membaik.

“Tetapi kita masih menunggu informasi apakah ada informasi terbaru untuk dilakukan safari wukuf,” ucapnya.

Kedua jemaah tersebut diketahui menjalani perawatan di dua rumah sakit berbeda, salah satunya telah menjalani operasi di bagian leher, serta satu lainnya memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes.

BACA JUGA: Mengkaji Hikmah Dibalik Penentuan Kota Mekah Sebagai Lokasi Pelaksanaan Haji

Selain itu, terdapat 110 jemaah yang akan mengikuti Mabit di Muzdalifah dengan skema Murur. Skema ini pertama kalinya diterapkan pada tahun ini.

“Untuk kloter 29 ini terdapat 110 jemaah yang akan dilakukan skema Murur. Skema ini dilakukan untuk menjaga keselamatan jemaah Lansia, Disabilitas, dan Risti,” tambahnya.

Jemaah akan diangkut menggunakan bus dari Arafah menuju ke Muzdalifah dan berhenti sejenak. Setelah melewati tengah malam, jemaah akan kembali diangkut menuju ke Mina, kemudian kembali ke penginapan.

Jemaah haji Indonesia akan bergerak menuju Arafah antara pukul 07.00 sampai pukul 11.00 waktu arab Saudi, atau dimulai pada pukul 11.00 Waktu Indonesia Barat.

Sebelumnya Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kemenag Kota Bekasi, Sri Siagawati menyampaikan bahwa laporan hingga siang kemarin baru tiga jemaah yang dipersiapkan mengikuti safari wukuf. Hingga kemarin, tidak didapati kabar duka dari jemaah asal kota Bekasi.

BACA JUGA: Hikmah Disyariatkannya Ibadah Haji

“Semua kloter secara umum dipastikan dalam keadaan sehat. Tetapi kalau memang kesehatannya tidak memungkinkan untuk berangkat bersama-sama dengan kloternya, mereka disiapkan safari wukuf,” ungkapnya.

Ketiga jemaah sesuai dengan laporan yang ia terima merupakan jemaah lansia yang membutuhkan alat bantu kursi roda, dan harus didampingi.

“Tadi sekitar jam 8 waktu Arab Saudi saya sudah mendapat laporan ada tiga orang yang akan dipersiapkan mengikuti safari wukuf, ada yang Lansia dan menggunakan kursi roda,” katanya.

Sri meminta kepada seluruh petugas haji untuk benar-benar mengawasi dan mendampingi jemaah dalam mengikuti rangkaian ibadah puncak haji. Ia menekankan kerjasama antara petugas dan jemaah haji agar mengikuti petunjuk dari petugas sehingga pelaksanaan ibadah haji tahun ini berjalan lancar.

“Jadi tolong betul-betul jemaah dilayani dengan baik, diingatkan bahwa cuacanya memang luas biasa panasnya, sering-sering minum. Karena besok sudah berangkat, harus betul-betul disiapkan untuk konsentrasi ke arafah,” tambahnya.

Sampai dengan kemarin total 107 jemaah haji Indonesia meninggal dunia. Jumlah ini merupakan akumulasi dari mereka yang wafat di Embarkasi, Madinah, Makkah, dan Bandara.

Sementara itu, tercatat sebanyak 482 jemaah haji yang akan mengikuti safari wukuf. Sebanyak 300 jemaah mengikuti safari wukuf yang diselenggarakan oleh Kemenag, selebihnya mengikuti safari wukuf yang diselenggarakan oleh KKHI.

Sementara itu, Sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Arab Saudi, pelaksanaan wukuf di Arafah digelar pada Sabtu (15/6) besok. Sehingga mulai hari ini (14/6) jemaah didorong dari Makkah menuju ke Arafah. Kementerian Agama (Kemenag) mengingatkan jemaah membawa perlengkapan secukupnya saat berangkat dari hotel menuju ke Arafah.

Pesan tersebut disampaikan anggota Media Center Kemenag Widi Dwinanda di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta kemarin (13/6). Dia berpesan supaya jemaah mempersiapkan diri dengan baik menjelang didorong menuju Arafah. ’’Jangan sampai ada dokumen-dokumen penting yang tertinggal di hotel,’’ tuturnya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, setiap jemaah akan menjalani pemindaian smart card ketika keluar hotel atau sebelum naik bus. Smart card itu baru dikeluarkan pemerintah Arab Saudi pada musim haji tahun ini. Dia mengatakan supaya memperlancar proses pemindaian dan antrian, jemaah sudah menyiapkan smart card sejak dari kamar.

Dia lantas menyampaikan, perbekalan yang dibawa ke Arafah secukupnya saja. ’’Jemaah tidak perlu membawa koper bagasi maupun tas kabin,’’ katanya. Karena berpotensi menyulitkan jemaah ketika naik dan turun dari bus. Pasalnya jemaah tidak hanya di Arafah saja. Setelah wukuf mereka akan berangkat ke Muzdalifah lalu ke Mina.

Widi menganjurkan jemaah cukup membawa tas berisi pakaian ganti untuk tiga hari saja. Termasuk juga kain ihram cadangan, peralatan mandi, handuk, dan lainnya. Kemudian jemaah juga harus memastikan membawa obat-obat atau vitamin yang rutin dibawa. Jemaah diperbolehkan membawa alat pelindung diri seperti payung, masker, dan sejenisnya.

Seperti diketahui pemerintah Arab Saudi menetapkan 1 Dzulhijjah 1445 H jatuh pada 7 Juni. Sehingga wukuf yang dilaksanakan setiap 9 Dzulhijjah jatuh pada 15 Juni. Kemudian Idul Adha yang dirayakan tiap 10 Dzulhijjah jatuh pada 16 Juni. Penetapan itu berbeda dengan pemerintah Indonesia yang menetapkan Idul Adha jatuh pada 17 Juni.

Widi mengatakan pemberangkatan jemaah menuju Arafah dilaksanakan secara bergelombang. Menggunakan bus-bus yang selama ini dipakai sebagai bus salawat. Tercatat jemaah wafat hingga saat ini berjumlah 107 orang. Perinciannya adalah, jemaah wafat di embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 77 orang, dan di bandara 3 orang. (sur/wan)

 


Solverwp- WordPress Theme and Plugin