Berita Bekasi Nomor Satu

Jemaah Haji Asal Bekasi Tidur di Pelataran Maktab

MENUMPUK: Jemaah haji asal Bekasi saat berada di tenda. Karena sempit, banyak jemaah yang tidur di pelataran Maktab Mina. ISTIMEWA

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Jemaah haji asal Bekasi terpaksa tidur di pelataran Maktab di Mina lantaran tenda untuk jemaah terlalu sempit. Jemaah merasa tidak nyaman jika dipaksakan untuk berada di dalam tenda. Hal ini serupa dengan laporan yang diterima oleh Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI.

Sejumlah masalah ditemukan pada pelaksanaan haji 2024. Di antaranya letak tenda yang tidak sesuai dengan Maktab yang ditentukan serta tenda jemaah yang terlalu sempit sehingga melebihi kapasitas. Situasi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh jemaah haji dari Bekasi, selain suhu udara yang cukup ekstrem.

Salah satu jemaah haji dari Kabupaten Bekasi menyampaikan bahwa dirinya tidur di pelataran Maktab karena lebih nyaman dibandingkan tidur di dalam tenda.

“Saya mengalah, terus saya juga tidak nyaman menumpuk gitu di tenda, makanya lebih nyaman di pelataran,” kata jemaah yang minta namanya tak ditulis ini kepada Radar Bekasi, Senin (17/6/2024).

BACA JUGA: Tertib Meski Jemaah Tumpah ke Jalan

Jemaah tersebut menceritakan kondisi saat ia beristirahat siang hari di ruang terbuka, menahan sengatan sinar matahari dan pasir yang bertebaran.

Sekedar diketahui, siang kemarin area tenda jemaah sempat diguyur hujan. Meskipun demikian, segala sesuatu yang ia rasakan dimaknai sebagai ujian kesabaran seraya menikmati perjalanan selama puncak haji.

“Alhamdulillah nikmat tidur,” ungkapnya.

Hal serupa juga disaksikan oleh jemaah haji khusus asal Kota Bekasi, Aziz Yanuar. Ia membenarkan bahwa kondisi tenda terlalu sempit.

Hal ini didasari oleh pengamatan bahwa jemaah haji khusus membludak hingga keluar tenda di Arafah dan Mina.

Meskipun demikian, ia menilai kondisi ini masih dalam batas wajar. Mengingat tahun ini  ratusan ribu jemaah dari Indonesia datang untuk melaksanakan ibadah haji.

“Ada (jemaah di luar tenda) tapi tidak semua membludak demikian. Menurut saya masih dalam batas wajar, di mana ratusan ribu jemaah serentak berbondong-bondong demikian dalam prosesi ibadah agung tersebut, menurut saya ini masih dalam batas wajar,” ungkapnya.

BACA JUGA: Puncak Haji Dimulai, 2 Juta Jamaah Tumpah di Arafah

Aziz juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam pengelolaan jemaah haji ini. Dirinya berharap antisipasi membludaknya jemaah ini bisa ditingkatkan antisipasinya. Di antaranya dengan memperbanyak serta memperbesar maktab.

Ia menceritakan suhu pada puncak haji sangat terik. Suhu di Arafah mencapai 45 hingga 50 derajat celsius, sementara pada malam hari berkisar 30 derajat celsius.

Kondisi ini tidak jarang membuat jemaah mengalami dehidrasi hingga mengalami flu dan batuk. Sore waktu Indonesia Barat, Aziz dan jemaah lainnya tengah bersiap melontar jumroh Ula dan Tsani.

“Saat ini posisi kita akan Jumroh Ula dan Tsani untuk kemudian menutup rangkaian ibadah haji kita dengan Tawaf Wada jika menungkinkan, posisi di Mina dan Muzdalifah,” tambahnya.

BACA JUGA: Jemaah Haji Bekasi ‘Diserang’ Batuk Pilek

Kondisi tenda diakui sempat dikeluhkan oleh sebagian jemaah dari Kota Bekasi. Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kantor Kemenag Kota Bekasi, Sri Siagawati menyampaikan bahwa kenyamanan masing-masing jemaah berbeda-beda.

Contohnya kata dia, ada jemaah yang nyaman beristirahat dengan menggunakan kasur, ada pula yang nyaman dengan tidak menggunakan kasur. Satu-satunya keluhan yang diterima informasinya adalah terkait dengan kondisi tenda.

“Ada jemaah yang komplain, tapi tidak banyak,” katanya.

Lebih lanjut, Sri juga menyampaikan bahwa petugas telah mengatur jemaah secara maksimal dalam penyelenggaraan haji. Keluhan yang diterima oleh jemaah disebut telah diselesaikan oleh petugas sehingga tidak berlarut.

“Alhamdulillah semua teratasi karena komunikasi yang baik. Para petugas kloter, PPIH Arab Saudi, dan kami di tanah air selalu mengkomunikasikan segala sesuatu dengan para petugas dan jemaah,” tambahnya.

BACA JUGA: Mengkaji Sejarah dan Hukum Ibadah Haji

Terpisah, Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan pihaknya menyiapkan panitia khusus (pansus) untuk mengevaluasi pelaksanaan Ibadah Haji 2024.”Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR berencana membentuk pansus untuk mengevaluasi penyelenggaraan Ibadah Haji 2024,” kata Puan dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Puan menjelaskan bahwa pansus itu bertujuan agar pelayanan kualitas haji ke depan bisa makin lebih baik. Apalagi, evaluasinya secara komprehensif sehingga dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pelaksanaan Ibadah Haji 2024.

“Meskipun pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih kondusif ketimbang tahun lalu, kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan,” katanya menegaskan.

Menurut Puan, Timwas Haji DPR masih menemukan banyak kebijakan yang perlu perbaikan guna meningkatkan kualitas pelayanan haji.

Beberapa aspek yang menjadi perhatian Timwas Haji DPR, di antaranya terkait dengan manajemen kuota haji, petugas haji, dan anggaran haji.

BACA JUGA: Fasilitas di Asrama Haji Bekasi Masih Dikeluhkan

“DPR RI akan mendengar laporan resmi dari Timwas Haji. Dan tentunya kami DPR akan mendukung langkah-langkah yang harus dilakukan sepanjang untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan efisiensi pelaksanaan ibadah haji,” kata Puan.

Sebelumnya, anggota Timwas Haji DPR RI Diah Pitaloka menegaskan bahwa Pansus Haji bukan hanya sifatnya normatif, melainkan banyak sekali yang sifatnya praktis.

“Misalnya, manajemen kuota haji, manajemen petugas haji, dan manajemen keuangan haji. Sistem-sistem ini hampir tiap tahun, waktu sangat terbatas,” kata Diah Pitaloka menegaskan. (sur/mif/jpg)


Solverwp- WordPress Theme and Plugin