Berita Bekasi Nomor Satu
Opini  

Calon Walikota Omong Kosong  

Oleh: Hazairin Sitepu

 

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Kalau ada calon walikota atau calon bupati, atau calon gubernur yang tidak memiliki pengalaman tiba-tiba datang berbicara tentang rakyat, maka itu dia sedang mendongeng.

Kalau ada calon walikota atau bupati, atau calon gubernur datang membawa teori-teori dan konsep-konsep tetapi tidak punya pengalaman, maka itu dia sedang menghafal.

Kalau ada calon walikota atau calon bupati, atau calon gubernur, yang pintar berbicara tentang rakyat tetapi tidak memiliki pengalaman atau karya apa-apa tentang mengatasi masalah-masalah rakyat, maka itu dia sedang omong kosong.

Menjadi walikota, menjadi bupati, menjadi gubernur, atau menjadi presiden sekali pun, itu untuk memecahkan masalah. Setiap kota, setiap daerah, setiap provinsi, setiap negara, memiliki beragam masalah, yang berbeda-beda.

Seorang walikota, seorang bupati, seorang gubernur, seorang presiden, tidak akan bisa memecahkan masalah sebelum dia mengerti benar masalah itu.

Ada ribuan masalah di setiap kota, setiap kabupaten, setiap provinsi, setiap negara. Setiap masalah memiliki karakter sendiri-sendiri. Berarti ada pula ribuan karakter masalah.

Seorang calon walikota, calon bupati, calon gubernur, atau calon presiden yang tiba-tiba datang tanpa pengalaman atau karya, atau dia hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang sempit terhadap masalah-masalah di kota atau di kabupaten, atau di provinsi, atau di negaranya, maka tidak ada keyakinan bahwa dia memiliki kemampuan mengerti dan memahami masalah.

BACA JUGA: Pasport Kehendak Allah (1): Pergi ke Depan Ka’bah

Pengalaman dan karya yang dimaksud dalam tulisan ini adalah mereka yang terlibat dalam mengatasi masalah-masalah sosial, masalah-masalah ekonomi, masalah-masalah lingkungan, masalah-masalah pendidikan, masalah-masalah pemerintahan, dll masalah-masalah rakyat.

Politisi, legislator, senator, birokrat, penggiat yang matang adalah orang-orang yang relatif memiliki kemampuan memahami masalah-masalah itu.

Maka, ‘tukang dongeng’, ‘tukang menghafal’ dan ‘tukang omong kosong’ tidak memberikan keyakinan bahwa dia layak dipilih menjadi walikota, menjadi bupati, menjadi gubernur, menjadi wakil presiden atau menjadi presiden sekali pun. Karena, tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk memecahkan masalah.

Dan… tulisan ini mungkin juga hanya omong kosong… Abu Dhabi, 7 Juli 2024. (*)