Berita Bekasi Nomor Satu

Genjot Popularitas Bawang Putih di Kabupaten Bekasi

BAWANG PUTIH LOKAL: Warga melihat bawang putih lokal di Pasar Tambun, belum lama ini. ARIESANT/RADAR BEKASI

RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi melalui Dinas Perdagangan menyiapkan skema untuk mengenjot popularitas produk bawang putih lokal kepada masyarakat.

Langkah ini diambil tidak hanya untuk membantu petani bawang putih lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor, tetapi juga sebagai antisipasi terhadap potensi kelangkaan bawang putih yang dapat memicu lonjakan harga.

BACA JUGA: Pemkab Bekasi Berupaya Jaga Stabilitas Pangan

“Kita sedang meng-hier Dinas Pertanian untuk memperkenalkan produk bawang putih lokal. Walaupun bawang putih lokal itu kecil-kecil, kita perlu memproduksi bawang putih lebih banyak guna memperkenalkan produk dalam negeri,” kata Kepala Bidang Pengendalian Barang Pokok dan Penting Dinas Perdagangan Kabupaten Bekasi, Helmi Yenti, Minggu (3/11).

Menurut Helmi, bawang putih lokal sebagian besar berasal dari wilayah Majalengka, Brebes, Temanggung, dan Sumatera. Namun, bawang ini kurang diminati masyarakat Kabupaten Bekasi karena ukurannya yang kecil, meskipun telah beredar di beberapa pasar rakyat di daerah tersebut.

“Karena kualitasnya kurang dilirik, bawang putih lokal yang kecil-kecil ini sering digunakan di pasar.

Produk lokal ini ada di Sumatera dan Brebes, tapi kurang diminati. Inilah yang mendorong kami untuk menjalin kerja sama dengan mereka,” tambah Helmi.

BACA JUGA: Daftar Harga Bahan Pokok Minggu 3 November 2024, Mayoritas Naik

Sebelum menjalin kerja sama dengan daerah penghasil bawang putih lokal, pihaknya berupaya mengedukasi masyarakat agar tidak bergantung pada produk impor, meskipun bawang putih bukan termasuk kebutuhan pokok.

Helmi menambahkan, perbedaan harga yang lebih rendah dibandingkan bawang putih impor diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap bawang putih lokal.

“Kalau bawang putih impor mahal, sedangkan bawang putih lokal tersedia dengan harga lebih murah, masyarakat pasti akan berpikir untuk menggunakan bawang lokal, mengingat bawang putih hanya bumbu, bukan kebutuhan utama. Ini sebenarnya kesempatan bagi bawang lokal untuk masuk,” jelas Helmi. (ris)