RADARBEKASI.ID, BEKASI – Sejak terhenti menerima pasokan air bersih pada 2019, kini masyarakat Muaragembong kembali menikmati layanan air bersih yang disalurkan oleh Perumda Tirta Bhagasasi melalui Kantor Cabang Pembantu (KCP) Cabangbungin. Hingga kini, tercatat sebanyak 1.611 sambungan langganan (SL) yang tersebar di Kecamatan Muaragembong.
Kepala KCP Cabangbungin, Yana, menjelaskan bahwa pelanggan air bersih tersebut tersebar di tiga desa di Kecamatan Muaragembong, antara lain Desa Pantai Mekar, Dermaga 1 Jembatan Cinta, Kampung Blukbuk, dan Tempat Pelelangan Ikan.
“Ini merupakan komitmen Perumda Tirta Bhagasasi untuk menjangkau wilayah pesisir utara Kabupaten Bekasi, agar masyarakatnya dapat menikmati layanan air bersih,” ujar Yana.
Menurut Yana, pengembangan cakupan SL ini mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Setelah pemasangan kembali pipa jaringan distribusi utama (JDU), akan ada penambahan 103 SL. Selain itu, rencananya akan dibangun pipa JDU sepanjang 11 kilometer untuk memperluas cakupan layanan air bersih bagi warga Muaragembong.
“Setelah pipa JDU tersambung kembali, ada penambahan sebanyak 103 SL. Warga disana sangat antusias,” tambahnya.
BACA JUGA: Perumda Tirta Bhagasasi Mudahkan Pelanggan Nonaktif Selesaikan Tunggakan
Meski jaringan perpipaan di Kecamatan Muaragembong masih terbatas, KCP Cabangbungin berkomitmen untuk tetap memaksimalkan pelayanan kepada para pelanggan. Selain itu, KCP Cabangbungin juga didukung dengan adanya pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cabangbungin yang memiliki kapasitas 100 liter per detik.
“Jaringan perpipaan kami memang masih terbatas, kami akan upayakan terus menambah jaringan perpipaan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Pengendalian Kehilangan Air (PKA) Perumda Tirta Bhagasasi, Lilie Subali, berbagi pengalamannya dalam mengatasi permasalahan kehilangan air. Menurutnya, menurunkan angka Non-Revenue Water (NRW) bukanlah tugas yang mudah, namun hal tersebut bisa dicapai jika dilakukan bersama-sama.
BACA JUGA: Momen HUT ke-43 Perumda Tirta Bhagasasi, Dirut Dorong Pegawai Tumbuhkan Semangat Baru
“Jika angka NRW dapat ditekan, saya yakin itu akan menambah penerimaan di bagian keuangan perusahaan,” tegas Lilie.
Lilie menjelaskan, beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kehilangan air antara lain usia teknis meter air yang sudah lama, serta kebocoran yang terjadi pada jaringan perpipaan. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan uji akurasi meter dan penggantian meter yang sudah tidak akurat. Selain itu, kebocoran yang terjadi pada jaringan perpipaan juga menjadi salah satu penyebab tingginya angka kehilangan air.
“Ini bukan hal yang mudah, dan memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menurunkan angka kehilangan air. Saya mohon bantuan dari rekan-rekan di cabang maupun kantor cabang pembantu untuk bersama-sama menekan angka kehilangan air. Insya Allah, kami bisa mengatasinya sedikit demi sedikit,” tutup Lilie. (ris/*)