RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pemerintah Kabupaten Bekasi memberikan perhatian khusus pada pendidikan anak-anak dari 1.107 keluarga miskin ekstrem melalui program Strategi Akselerasi Pemerataan dan Peningkatan Kualitas Pendidikan (SREGEP).
Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dapat mengakses pendidikan yang layak, mulai dari jenjang Sekolah Dasar Negeri (SDN) hingga Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) sampai selesai tanpa hambatan.
BACA JUGA: Pemkab Bekasi Jaga Stabilitas Harga Jelang Natal dan Tahun Baru
“Program ini memberikan prioritas bagi siswa dari keluarga miskin ekstrem untuk diterima di sekolah jenjang pendidikan SDN dan SMPN sampai dengan tamat,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Imam Faturochman, saat peluncuran program SREGEP di SMPN 1 Cikarang Selatan, Senin (11/11).
Imam menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pendidikan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Sosial. Program ini bertujuan untuk membantu anak-anak dari 1.107 keluarga miskin ekstrem yang membutuhkan dukungan agar bisa melanjutkan pendidikan mereka.
Dalam program SREGEP, anak-anak dari keluarga miskin ekstrem akan mendapatkan pendampingan serta bantuan keuangan, termasuk biaya sekolah, transportasi, uang saku, dan uang jajan.
“Dengan program ini, anak didik bisa bersekolah dan orangtua tidak terlalu terbebani untuk biaya sekolah dan kebutuhan pelajar,” ucapnya.
Program ini juga melibatkan kerjasama antara pemerintah daerah dan perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung peningkatan fasilitas pendidikan, serta pengembangan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
Selain itu, pihaknya juga memberikan beasiswa kepada siswa dari keluarga miskin ekstrem yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Beasiswa ini diharapkan dapat memotivasi para pelajar untuk terus berkembang dan pada gilirannya dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga mereka.
Hal tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang percepatan pengentasan kemiskinan
“Tugas pengentasan kemiskinan bukan saja tugasnya Dinas Sosial, tetapi kita sama-sama perlu kolaborasi untuk bagaimana menekan angka kemiskinan sampai tuntas,” katanya.
Imam mengungkapkan bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa. Pendidikan merupakan pondasi utama yang akan menentukan masa depan negara, karena melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan global.
BACA JUGA: Pemkab Bekasi Sosialisasikan Regulasi Pengelolaan BMD
“Pendidikan memberdayakan masyarakat miskin untuk meningkatkan kualitas hidup, yang berdampak pada pengurangan kemiskinan,” ucapnya.
Kabupaten Bekasi, yang dikenal sebagai salah satu kawasan industri besar di Jawa Barat, memiliki lebih dari 11.000 perusahaan, mulai dari perusahaan besar, menengah, hingga mikro. Imam menjelaskan bahwa program CSR memiliki peran sangat penting dalam mengatasi permasalahan pendidikan di masyarakat.
Program CSR dapat membantu meningkatkan akses pendidikan bagi siswa dari keluarga kurang mampu melalui pembangunan sekolah, penyediaan sarana belajar, dan pemberian beasiswa. Selain itu, CSR juga mendukung penyediaan fasilitas belajar yang memadai, seperti perpustakaan, laboratorium, dan teknologi pembelajaran.
“Program CSR ini sejalan dengan kebijakan Partisipasi Semesta ASTA CITA Kabinet Merah Putih yang menekankan pentingnya kemitraan antara pemerintah dan masyarakat dalam pembangunan,” tambah Imam.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, Hasan Basri, menjelaskan bahwa jumlah keluarga miskin ekstrem di Kabupaten Bekasi mencapai 1.107 kepala keluarga. Untuk itu, program ini hadir sebagai solusi dalam pengentasan kemiskinan, khususnya dalam sektor pendidikan.
“Warga yang termasuk kategori miskin ekstrem dan memiliki anak-anak yang bersekolah akan difasilitasi dan digratiskan biaya sekolahnya. Kami berharap program-program ini bisa membantu masyarakat miskin ekstrem untuk meningkatkan pendapatan mereka,” ujar Hasan.
Hasan menambahkan bahwa selain perhatian kepada anak-anak, orangtua dari siswa juga akan diberikan pelatihan keterampilan, seperti menjahit atau membuat kue. Program pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan orang tua sehingga mereka dapat memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
“Dengan adanya bantuan pelatihan bagi orang tua dan pendidikan gratis untuk anak-anak, kami berharap jumlah keluarga miskin ekstrem dapat berkurang, bahkan tuntas, di masa mendatang,” pungkasnya. (and)