RADARBEKASI.ID, BEKASI – Pendidikan menjadi prioritas utama dalam visi Tri Adhianto dan Abdul Harris Bobihoe, calon pemimpin Kota Bekasi. Dalam debat kedua pada Jumat malam (22/11), keduanya menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi strategis untuk membangun generasi unggul di Kota Bekasi.
“Filosofi pendidikan harus kita tempatkan sebagai investasi strategis untuk membangun generasi SDM Kota Bekasi yang berkualitas. Dengan memberikan akses dan mutu pendidikan yang lebih baik, kita sedang mempersiapkan masa depan kota ini yang lebih sejahtera dan berdaya saing,” ujar Tri Adhianto.
Komitmen ini diwujudkan melalui program konkret, seperti pendidikan dasar gratis bagi siswa SD dan SMP serta penguatan literasi digital. Program ini bertujuan menghapus hambatan finansial bagi keluarga kurang mampu, memastikan setiap anak mendapatkan hak belajar yang layak.
Selain itu, pemerintah merencanakan peningkatan daya tampung sekolah jenjang SMA dan SMK dengan pembangunan fasilitas baru. Pemanfaatan lahan melalui konsep bangunan vertikal juga akan diterapkan.
Tidak hanya akses, kualitas pendidikan juga menjadi perhatian melalui pengembangan kurikulum vokasi berbasis teknologi.
“Kami tidak hanya fokus pada akses pendidikan, tetapi juga pada mutu. Pendidikan vokasi dan digitalisasi sekolah akan menjadi kunci untuk menciptakan SDM yang siap bersaing di era global,” jelas Harris Bobihoe.
Peningkatan kesejahteraan guru turut menjadi prioritas. Dukungan seperti seragam dan alat pembelajaran gratis juga akan diberikan kepada keluarga kurang mampu, menciptakan peluang pendidikan yang setara bagi semua kalangan.
Selain pendidikan formal, program ini juga mendukung pendidikan informal, termasuk sekolah keagamaan. Sarana dan prasarana di semua jenjang pendidikan akan ditingkatkan untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif.
“Investasi pendidikan akan berdampak besar pada masa depan Kota Bekasi. Dengan SDM yang cerdas dan berdaya saing, Bekasi akan menjadi kota yang maju dan sejahtera,” tegas Tri Adhianto.
Melalui langkah-langkah ini, keduanya optimistis mampu membawa Bekasi menuju status kota cerdas, menjadikan pendidikan motor penggerak utama perubahan. (*)
