RADARBEKASI.ID, BEKASI – Frisian Flag Indonesia (FFI) menegaskan dukungannya terhadap program pemerintah “Makan Bergizi Gratis (MBG)” guna meningkatkan status kesehatan anak Indonesia.
Sejak Oktober lalu, FFI telah menjalankan proyek uji coba berupa penyiapan makanan bergizi gratis bagi lebih dari 2.000 siswa di 10 sekolah di area Cikarang Kabupaten Bekasi.
Dalam pelaksanaannya, FFI menggandeng Indonesia Food Security Review (IFSR), Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (PKGK FKM UI), serta mitra terkait lainnya. Inisiatif ini sekaligus mempertegas kesiapan Frisian Flag Indonesia bersama pemerintah dalam penyelenggaraan program unggulan ini kedepannya.
“Keterlibatan Frisian Flag Indonesia dalam uji coba program makan bergizi mencerminkan visi ‘Nourishing Indonesia to Progress,’ yang konsisten kami realisasikan melalui penyediaan produk bergizi dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat,” ungkap Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro.
Dengan dijalankannya upaya peningkatan kualitas hidup salah satunya melalui konsumsi makanan bergizi yang lebih rutin, anak-anak dapat tumbuh lebih sehat sehingga akan lebih berdaya untuk belajar dan mampu mengembangkan diri.
“Dengan sumber daya manusia yang unggul dan kolaborasi lintas sektor maka tujuan besar Indonesia Emas 2045 akan mampu terwujud,” katanya.
Salah satu sumber protein terbaik yang disajikan dalam menu bergizi adalah susu. Di masa pertumbuhan, tidak hanya fokus pada pembentukan tulang dan otot, susu juga dapat memberikan kontribusi besar untuk perkembangan otak.
Temuan terbaru The South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS) II menyebut asupan nutrisi anak Indonesia, khususnya vitamin D dan kalsium, masih belum memenuhi target yang direkomendasikan.
Studi tersebut juga mendapati bahwa konsumsi susu saat sarapan mampu meningkatkan asupan harian vitamin D dan kalsium yang lebih tinggi; masing-masing 4,4 kali dan 2,6 kali lebih tinggi.
BACA JUGA: Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Tiga SDN Teluk Pucung Kota Bekasi Berlangsung Sebulan
Wakil Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat (PKGM FKM) UI, Prof Sandra Fikawati MPH menegaskan manfaat makanan bergizi yang dilengkapi dengan susu dalam proses tumbuh kembang dan belajar anak.
“Susu merupakan protein hewani yang mengandung zat gizi lengkap yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral seperti vitamin D, vitamin A, zinc, kalsium, fosfor, dan magnesium,” jelas Prof Sandra.
Susu memiliki berbagai manfaat untuk tubuh seperti meningkatkan fungsi kognitif anak, membantu perkembangan otot, meningkatkan kepadatan tulang, memperkuat imunitas, mengatur sistem kekebalan tubuh, memberikan rasa kenyang lebih lama, dan membantu mengatur berat badan.
Selain memiliki banyak manfaat bagi tubuh, susu memiliki keunggulan dalam hal disukai oleh anak dan kepraktisannya untuk dibawa dan dikonsumsi.
“Promosi dan informasi mengenai pentingnya susu untuk anak jarang ditemukan beberapa tahun terakhir ini, dengan adanya program pemerintah ‘Makanan Bergizi Gratis’ bagi anak yang memasukkan susu dalam menu, maka edukasi tentang pentingnya susu bagi anak harus semakin dimunculkan agar anak dan orangtua memahami pentingnya susu bagi pertumbuhan dan perkembangan anak,” jelas Prof Fika.
Direktur Eksekutif IFSR, I Dewa Made Agung menjelaskan dalam program uji coba yang digagas bersama Frisian Flag Indonesia ini, pihaknya memastikan menu yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi harian anak, dengan harga ideal yaitu Rp15 ribu per porsi.
“Prosesnya pun melibatkan partisipasi berbagai pihak yang terkait termasuk komunitas sekolah, mulai dari penyiapan hingga pengiriman makanan, serta memastikan pengelolaan limbah dilakukan secara berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu hasil monitoring didapatkan juga dan dapat dijadikan rekomendasi ke depan yakni terkait asupan standar gizi yang mesti diterima para penerima manfaat serta upaya pengelolaan limbah organik maupun non organik yang bisa dilakukan setelah proses konsumsi di sekolah.
Menariknya, pada program uji coba ini, pihaknya juga menemukan bahwa susu menjadi komponen menu paling disukai, dilanjutkan buah dan puding, nasi, lauk hewani, dan sayur.
“Dalam dua bulan penyelenggaraannya, kami melihat model program holistik seperti ini dapat direplikasi di berbagai wilayah lain di Indonesia, khususnya di daerah urban dan daerah sekitaran Industri,” ujarnya. (oke)